https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa


Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas tentang Penjelasan Dialek membentuk Basaha. Yuk, langsung dibaca :

Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa
Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa 


Kalian mempelajari bahasa dan dialek yang menghasilkan suatu kesimpulan yang ada hubungan yang sangat erat antara bahasa dan dialek. Soalnya adalah bagaimanakah hubungan antra bahasa dengan dialek? Jawaban kedua adalah dialek membentuk bahasa. Bagaimaan hal itu bisa terjadi? Dialek ialah seperangkat bentuk ujarang setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masinglebih sesamanya dibandingkan dengan ujaran lain dri bahasa yang sama.

Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de leur Terroir yang berarti dialek adalah kata-kata di atas tanahnya (Chaurand, 1972 : 149) yang di dalam perkembangannya kemudia menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Di dalam perkembangannya tersebut, kemudia salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit diterima sebagai bahasa baku oleh seluruh darah pakai dialek-dialek itu. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor subyektif maupun obyektif. Faktor-faktor yang menentukan suatu dialek menjadi bahasa baku ialah politik, kebudayaan dan ekonomi (Meillet, 1967: 72). Demikian caranya dialek membentuk bahasa baku yang bersifat universal pada tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Selain adanya beberapa faktor di atas, munculnya bahasa baku juga bisa dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk bisa berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, dari sudut pandang ini yang dinamakan bahasa baku (standar) adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi. Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku (standar) bisa juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling betul (baik) oleh masyarakat yang akan memakainya. Bentuk serta pemakaian bahasa baku ini selanjutnya akan menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Kemudian di dalam praktinya, seseorang yang akan berbahasa di sampig akan menyesuaikan diri dengan orang yang akan diajak bicara (misalnya pakai bahasa atau dialek apa), maka seorang penutur bahasa tersebut akan mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk, serta pemakaian bahasa yang telah dipakai secara luas di dalam masyaraakt. Dengan demikian, praktik penggunaan bahasa tarik-menarik antara bahasa standar (bahasa baku/bahasa nasional) dengan bahasa yang digunakan secara akrab (yakni bahasa lokal/dialek bahasa yang biasanya bersifat kelokalan/kedarerahan) akan berlangsung terus-menerus. Demikianlah cara dialek berubah menjadi bahasa yang bersifat universal baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional.

Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa
Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa 


Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional, pada awalnya bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu merupakan salah satu bahasa daerah dialek daerah khusus. Atas kesepakatan bersama dengan berbagai alasan. Seperti lebih familiar bagi sebagian besar masyarakat indonesia dan daerah penyebarannya lebih luas dibanding bahasa etnik lainnya, maka dipilih dan disepakatilah bahasa melayu menjadi bahasa baku (standar) nasional yang kemudia dikenal dengan bahasa indonesia Perkembangan selanjutnya menunjukkan Indonesia sekarang tidak dapat lagi disamakan dengan bahasa Melayu, karena bahasa Indonesia menyerap berbagai bahasa daerah dan bahasa sing lainnya dan mengangkatnya menjadi bahasa baku. Demikianlah cara dialek menjadi bahasa baku (standar).

Demikianlah Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa . Semoga bermanfaat.


Tag : Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa , Artikel Tentang Penjelasan Dialek Membentuk Bahasa 

Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa

Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas tentang Bahasa dan Dialek, serta tiga makna Variasi Dialek bahasa. Yuk, langsung dibaca:

Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa
Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa


Ada dua ciri bahasa yang saling bertentangan, yakni ciri universal dan ciri lokal (unik). Ciri universal bahasa, diantaranya terleak pada fonolog, morfologi, dan sematik yang ditemukan pada hampir semua bahasa yang terletak apda adjektiva mengikuti nomina, seperti rumah besar, jalan besar dan orang pandai yang juga ditemukan pada hampir semua bahas di dunia.

Sifat universal bahasa dapat juga ditemi di persamaan kata pada beberapa bahasa di dunia. Fakta ini memperkuat dugaan para ahli bahwa pada asal mulanya bahasa manusia itu adalah satu dan sama. Sifat lokal (unik) bahasa dapat ditemui pada setiap daerah dan waktu serta individu. Lingua Franca Indonesia Adalah bahasa indonesia, tetapi cara setiap orang indonesia menggunakan bahasa indonesia dapat kita tentukan asal-usul darah. Cara orang Ambon berbeda dengan orang Betawi dalam mengungkapkan sesuatu dalam bahasa indonesia. Begitu juga halnya dengan orang Minahasa, Madura, Batak, Jawa dan sebagainya. Keunikan itu akhirnaya membentuk aksen, logat atau dialek yang disebut juga dengan idiolek-idiolek. Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi dapat kita temui pada Mnadra yang terkenal dengan sinetronnya si Doel Anak Sekolahan. Bahasa Indonesia  dengan dialek Madura diwakili oleh Kadir dalam sinetron kanan kiri oke. Bahasa dengan dialek batak diwakili oleh si Raja Minyak yang diperankan oleh Ruhut Sitompol dalam sinetron Gerhana, dan sebagainya.

Bahasa sebagai suatu sistem memiliki multimakna. Dari sekian banyak makna, ada tida makna yang memunculkan variasi-variasi dan dialek bahasa dalam kehidupan manusia, yaitu:
1. Bahasa bersifat unik. Artinya tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Bahasa jawa mempunyai 100 kata untuk menyebutkan berbagai anak binatang tang tidak ada dalam bahasa lain. Bahasa Inggris mempunyai lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal dalam bahasa lain.
2 Bahasa mempunyai variasi-variasi
Karena bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerjasama dan berkomunikasi, karena kelompok manusia tersebut banyak ragamnya dan berinteraksi dalam berbagai lapangan kehidupan, serta penggunaan bahasa untuk berbagai macam keperluan.

Di lingkungan masyarakat Jakarta Misalnya, si Ucok memiliki kebiasaan sehari-hari untuk mengakhiri turunya dengan kata ‘bukan?’, namun tetangganya yang benama si Andi, Si Oneng dan Ujang tidak suka dengan kebiasaan semacam itu. Pilihan kata-kata antara seseorang dengan orang lain pun juga berbeda. Sebenarnya semua itu masih tetap kita sebut satu bahasa, semuanya merupakan perbendaharaan dari suatu bahasa. Nah, tutur kata dari setiap anggota masyarakat bahasa (misalnya masyarakat bahasa Betawi, Sunda, Jawa, Bali dan lain-lain), yang ditandai dengan perbedaan-perbedaan kecil semam itulah yang kita sebut sebagai idiolek. Atau dengan bahasa yang sangat sederhana dapatlah dikatakan bahwa yang dinamakan idolek adalah keseluruhan ciri-ciri dalam ujaran perseorangan.

Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa
Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa


Bahasa bersifat unik yang membuatnya berbeda dengan bahasa lainnya yang ada di dunia ini. Bahasa sangat variatif yang timbul dari keperluan dan pribadi pengguna bahasa. Bahasa sebagai sarana identifikasi kelompok sosial Soalnya adalah apakah yang menjadi dasar pembeda yang memunculkan dialek bahasa? Menurut Harimurti Kridalaksana (1970) adalah waktu dan tempat. Menurut Robert Sibarani (2002) adalah budya yang menepatkan latar belakangnya. Bentuk bahasa yang sama mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan kebudayaan yang menjadi wadahnya. Contohnya adalah:

a. Makna Leksikon godan pada dialek Angkola/Mandailing berarti banyak sedangkan makna leksikon godan pada dialek batak Toba berarti besar.

b. Makna Leksikon penyakit kelaminnya telah bertambah larut (bahasa Malaysia) sama dengan penyakit istrinya telah bertambah parah (bahasa indonesia).

c. Makna Leksikon ran itu didiami oleh sekelamin orang sakai (bahasa Malaysia), sama dengan pondok itu didiami oleh sepasang orang sakai (bahasa indonesia.)

3. Dengan bahasa suatu kelompok sosial bisa mengidentifikasi dirinya

Diantara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol, karena dengan  bahasa tiap kelompok sosial merasa dirinyasebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain.

Demikianlah Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek

Tag : Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, Bahasa dan Dialek, Tiga makna Variasi Dialek Bahasa, 

Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek

Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahas tentang Pembeda Dialek dan Ragam Dialek. Yuk, langsung dibahas :

Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek
Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek


Setiap dialek memiliki perbedaan, dialek suatu daerah berbeda dengan dialek daerah lainnya. Meskipun rumpun bahasa yang digunakan adalah sama. Dialek bahasa Jawa Surakarta berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di Jawa Timur dan Daerah Purwokerto, dan sebagainya. Menurut pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa (1983), perbedaan dialek pada gari besarnyadapat dibagi menjadi lima macam. Keima macam pembedaan itu ialah sebagai berikut :

a. Perbedaan fonetik
Perbedaan ini berada di bidang fonologi. Biasanya si pemakai dialek atau bahasa yang bersangkutan tidak menyadari adanya perbedaan tersebut. Sebagai contoh dapat dikemukakan carema dan cereme yaitu buah atau pohon crème, gudang dengan kudang, jendela gandela tau janela. Mandadak dan manakaki (nama sejenis pardu). Dari contoh-contoh itu tampak bahawa perbedaan fonetik itu dapat terjadi pada vokal maupun konsonan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1983).

b. Perbedaan Semantik
Perbedaan semantic merujuk kepada terciptanya kata-kata baru, berdasarkan perubahan fonologi dan geseran bentuk. Peristiwa tersebut baisanya terjadi geseran makna kata. Geseran tersebut bertalian dengan dua corak makan, yaitu :

1. Pemberian nama yang berbda untuk lambang yang sama di beberapatempat yang berbea, seperti tutri dan turuy ‘Turi’, balimbing dan calingcing buah belimbing. Pada bahsa sunda, geseran corak ini pada umumnya dikenal dengan istilah sinonim, pada perkataan atau sama mana (Guiraud, 1970: 15, dikutip oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan pengembangan Bahasa, 1983).
2. Pemberian nama sama untuk hal yang berbeda di tempat berbeda. Misalnya calingcing untuk calincing dan belimbing, utntuk itik dan anak itik. Pada bahasa Sunda, geseran ini dikenal dengan nama homonimi (Guraud, 1970:8, dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1983).

Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek
Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek


c. Perbedaan Onomasiologis
Menurut Guiraud (1970:16), yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), perbedaan Onomasiologis merujuk pada nama yangberbeda berdasarkan satu konsep, yang diberikan di beberapa tempat yang berbeda. Menghadri kendurimisalnya, di bebrapa daerah. Bahasa sunda terentu biasanya disebut Ondangan, Kondangan atau Kaondangan. Ini jelas disebbakan oleh adanya tanggapan atau tafsiran yang berbeda mengenai kehadiran di tempat kenduri itu. Kondangan, ondangan, dan kaondangan didasarkan kepada tanggapan bahwa kehadiran di situ karena diundang, sedangkan nyambungan didasarkan kepada tafsiran bahwa kehadiran di situ disebabkan oleh keinginan menyumbang barang sedikit kepada yang punya kenduri.

d. Perbedaan Semasiologis
Menurut Guiraud (1970 : 17-18), yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa (1983), perbedaan semasiologis merujuk kepada pemberian nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda. Frase-frase seperti rambutan aceh, pencak cikalong dan orang yang berhaluan kiri, tidak jarang diucapkan hanya aceh, cikalong dan kiri saja. Ucapan ini sudah dalam kaitan tertentu. 

Dengan demikian kata Aceh, misalnya mengandung sedikitnya lima makna, yaitu:
1. Nama suku bangsa
2. Nama daerah
3. Nama kebudayaan
4. Nama bahasa
5. Nama sejenis rambutan

e. Perbedaan Morfologis
Menurut Guiraud (1970), yang ditutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), perbedaan morfologis merujuk pada sistem tata bahasa yang bersangkutan. Hal tersebut disebabkan oleh Frekuensi morfem-morfem yang berbeda, oleh kegunaanya yang berkerabat, oleh wujud fonetisnya, oleh daya rasanya dan oleh sejumlah faktor lainnya lagi.    

- Ragam Dialek

Menurut Kridalaksana (1970), ragam dialek atau bahasa ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosial-budaya, situasi dan sarana pengungkapan. Pada kenyataanya, faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi seringkali saling melengkapi. Faktor waktu misalnya, mengakibatkan bahasa yang sama, pada masa lampau dan sekarang berlainan, sedangkan bersama-sama dengan faktor tempat, kelainan itu berkembang sampai saat sekarang. Artinya, apa yang umumnya disebut dialek regional sebenarnya dihasilkan baik oleh faktor waktu maupun faktor tempat. Berdasarkan hal tersebut, pada umumnya dialek dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu dialek 1, dialek 2 dan dialek sosial.

Demikianlah Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek. Semoga bermanfaat                   


Tag : Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek, Artikel Tentang Pembeda Dialek Dan Ragam Dialek

Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek

Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas tentang Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan dialek. Yuk, langsung dibahas.

Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek
Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek


1. Pengertian Dialek

Pernahkah kalian pergi ke luar daerah tempat kalian dan mendengar orang-orang didaerah tersebut berbicara dengan tutur kata dan agaya berbicara yang berbeda dengan kalian, selanjutnya apa yang terlintas dalam pikiran kalian ketika mendengar kata dialek? Ada orang yang mengatakan dialek adalah substandard atau standar rendah dari suatu bahasa, sialek sering dihubungkan prestos seseorang atau kelompok. Ada juga yang mengatakan bahwa dialek sering dihubungkan dengan bahsa terutama bahasa tutur dalam daerah tertentu. Ada lagi yang mengatakan bahwa dialek adalah beberapa bentuk penyimpangan berbahasa dikaitkan dengan standar baku berbahasa. Masih banyak lagi orang yang memberikan gambaran berbeda dibenaknya ketika mendengar kata dialek.

Menurut pusat pembinaan dan pengembangan bahasa (1983), istilah dialek berasald ari kata Yunani Dialektos. Pada mulanya dipergunakan dalam hubungannya dengan keadaan bahasa. Di Yunani terdapa perbedaan-perbedaan kecil di dalam bahasa yang dipergunakan pendukungnya masing-masing, tetapi hal tersebut tidak sampai menyebabkan mereka merasa mempunyai bahasa yang berbeda. Perbedaant ersebut tidak mencegah mereka untuk secara keseluruhan merasa satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, ciri utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967 : 69-70).

Dialek adalah logat berbahasa. Dialek adalah perlambangan dan pengkhususan dari bahasa induk. Menurut Weijnen, dkk yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain.

Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek
Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek


Menurut pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa (1983), ada 2 ciri yang dimiliki dialek, yaitu:

a. Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.

b. Dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa. (Meillet 1967: 69)
Dngan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek adalah mots de leur terroir yang berarti dialek adalah kata-kata di atas tanahnya (Chaurand, 1972: 149), yang di dalam perkembangannya kemudian menunjukan kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan.

Pada perkembangannya tersebut, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit diterima sebagai bahsa baku oleh seluruh daerah. Hal itu disebbakan oleh berbgai faktor, baik faktor subyektif maupun obyektif. Fakotr-faktor yang menentukan penobatan suatu dialek menjadi bahasa baku terutama politik, kebudayaan dan ekonomi (Meillet, 1967: 72). Di dalam proses tersebut, kaum prantara juga turut berjasa diantaranya mereka yang berpendidikan dan menguasai budayanya ( Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1983).

Proses perkembangan dialek bermula pada kelompok yang berpendidikan. Dwibahasawan mereka mempergunakan Koine, yaitu ungkapan-ungkapan bahsa baku sebagai bahsa budaya, dan sebagai bahasa praja. Koine mereka pergunakan untuk sesama mereka, dan dialek mereka pergunakan jika berkomunikasi dengan penduduk setempat, petani dan kelompok sederhana lainnya. Sementara itu penduduk sendiri adalah ekabahasawan. Walaupun mereka mengagumi koine, tapi mereka hanya mempergunakan dialek saja. Pada tahap berikutnya masyarakat berpendidikan itu menjadi ekabahasawan.Mereka menghindari pemakaian dialek yang sudah kehilangan dasar-dasar kaidahnya. Sejak itu bependuduk bahasanya menjadi dwbahasawan. Pada mulanya mereka belum memenuhi semua persyaratan bahsa tersebut, tergantung kepada taraf pendidikan merkea. Di samping itu, mereka tetap mempergunakan dialek diantara sesama mereka saja.  (Gairaud, 1970: 7-8, dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1983).

2. Asal-Usul dan Perkembangan Dialek

Menurut pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa (1983), pertumbuhan dan perkembangan dialek sangat ditentukan oleh faktor kebahasaan dan faktor luar bahasa. Keadaan alam, misalnya mempengaruhi ruang gerak penduduk setempat, baik dalam mempermudak penduduk berkomunikasi dengan dunia luar maupun mengurangi adanya kemungkinan itu (Guiradu, 1970). Sejalan dengana danya batas alam tersebut, dapat dilihat pula adanya batas-batas politik yang menjadi jembatan terjadinya pertukaran budaya. Hal itu menjadi salah satu sarana terjadinya pertukaran bahasa. Demikian pula halnya dengan ekonomi, cara hidup dan sebagainya. Tercermin pula di dalam dialek yang bersangkutan (Guiraud, 1970).

Menurut Guiraud (1970: 26) yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983) terjadinya ragam dialek itu disebabkan adanya hubungan dan keunggulan bahasa yang ketika terjadi perpindahan penduduk, penyerbuan dan penjajahan. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah peranan dialek atau bahasa yang bertetangga di dalam proses terjadinya suatu dialek itu. Dari dialek dan bahsa yang bertetangga itu, masuklah anasir kosakata, strukutr, dan cara pengucapan atau lafal.

Setelah itu kemudian ada diantara dialek tersebut yang diangkat menjadi bahasa baku, maka peranan bahasa baku itupun tidak boleh dilupakan. Sementara pada gilirannya, bahasa baku tetap terkena pengaruhnya baik dari dialeknya maupun dari bahasa tetangganya.

Selanjutnya, dialek berkembang menuju dua arah, yaitu perkembangan membaik dan perkembangan memburuk. Menurut pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), Bahasa sunda di kota Bandung dijadikan dasar bahasa sekolah yang kemudiaann dianggap sebagai bahasa sunda baku. Hal tersebut didasarkan kepada faktor obyektif dan subyektif. Secara obyektif memang harus diakui bahwa bahasa sunda kota bandung memberikan kemungkinan besar untuk dijadikan bahasa sekolah dan kemudian bahasa sunda baku. Hal ini dialek bahasa sunda mengalami perkembangan membaik.

Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa (1983), memberi contoh perkembangan dialek yang memburuk sebagai beriku. Pada lima tahun yang lalu, penduduk kampung Legok (Indramayu) masih berbicara bahasa Sunda. Sekarang penduduk kampung itu hanya dapat mempergunakan bahasa Jawa-Cirebon. Dengan kata lain, bahasa sunda di kampung itu sekarang telah lenyap, dan kelenyapan itu merupakan keadaan yang paling buruk dari perkembangan yang memburuk suatu bahasa atau dialek.              

Demikianlah Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa

Tag : Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek, Pengertian Dialek dan Asal-Usul perkembangan Dialek

Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa


Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahas tentang berbagai macam Fungsi bahasa. Yuk, langsung dibahas:

Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa
Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa


Ada berbagai ragam penggunaan bahasa di masyarakat dari dahulu hingga sekarang. Tempat, lawan bicara dan tujuan mempengaruhi pemilihan kata=kata dalam berbahasa. B. Suhardi dan B. Conelius Sembiring dalam buku Pesono bahasa, langkah awal memahami linguistic (2005), mengutarakan 5 ragam bahasa, yaitu:

a. Ragam bahasa Intimate
Ragam bahasa intimate digunakan untuk orang yang memiliki hubungan sangat akrab dan intim, biasanya digunakan oleh kawula muda. Contohnya adalah ‘Gue, Lo, Bete, Ember dan memang.’

b. Ragam bahasa casual
Ragam bahasa casual digunakan dalam situasi tidak resmi danpenting. Dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal (tidak intim). Bentuk bahasa yang digunakan tidak baku

c. Ragam bahasa consultative
Ragam bahasa consultative digunakan untuk tawar menawar oeleh penjual-pembeli, tanya jawab antara siswa dan gurunya. Ciri bahasa concultative adalah pilihan kata yang digunakan berpusat pada transaksi atau pertukaran informasi.

d. Ragam bahasa formal
Ragam bahasa formal digunakan dalam rapat atau diskusi resmi. Ciri khas bahasa formal adalah pilihan kata dan kalimat yang lengkap serta akurat, yang mencerminkan jarak hubungan dan situasi formal diantara peserta diskusi.

e. Ragam bahasa Frozen
Ragam bahasa frozen digunakan pada acara ritual dan seremonial, sering digunakan oleh hakim, jaksa dan pembela di dalam sidang pengadilan. Disebut beku (frozen), karena ungkapan dan istila yang dipakai tetap dan tdiak memungkinkan adanya perubahan satu pata kata pun. Bahkan tekanan pelafalannya pun tidak boleh berubah sama sekali.

Dengan mengamati ragam penggunaan bahasa, maka bahasa dengan sendirinya memiliki beberapa fungsi. B. Suhardi dan B. Conelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langakah Awal memahami Lingutik (2005), mengutarakan 7 fungsi bahasa, yang digambarkan sebagai berikut :
a. Situasi (kontekstual)
b. Pesan (Referensial)
c. Penutur (Konatif/direktif)
d. Mitra tutur (emotif)
e. Jalur (Fatis)
f. Bentuk Pesan (Puitis)
g. Aspek bahasa (Metalinguistik)

Pengertian da contoh dari ketujuh bahasa itu dikemukakan B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam bukunya sebagai berikut. Pengertian fungsi bahasa kontekstual dapat diperoleh dari contoh ketika seorang guru mengatakan, “Baik, mari kita mulai”, dan “Ujian selesai, tiak ada yang diperkenankan menulis lagi”, ungkapan itu menyebabkan berubahnya situasi. Ujaran tersebut memberi tekanan apda waktu (bagian dan setting). Karena itu, fungsi bahasa tersebut adalah konstektual.

Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa
Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa


Fungsi bahasa emotif terfoksus pada penuturnya saat menyatakan perasaanya yang terwujud dalam rasa senang atau rasa kesal, seperti “Horeee” atau “Sialaan”. Fungsi bahasa direktif terfokus pada mitra tutur yang sering diwujudkan dalam bentuk seruan atau suruhan, seperti, “Tolong” atau “Pelan-pelan.” Fungsi referensial terwujud dalam tuturan yang mengutamakan isis atau topic pembicaraan. Contohnya adalah komentator sepakbola yang sedang mengulas jalannya pertandingan sepak bola.
Fungsi fatis (Phatic) timbl dalam tuturan yang mengutamakan tersambungnya atau terbukanya jalur tuturan (channel). Contoh ungkapan fatis sering terlihat dalam ucapan atau salam seseorang kepada orang lain sekadar ntuk mengisi kekakuan suasana atau membuka pembicaraan. Misalnya. “Mau kemana?” atau “Apa Kabar?” Fungsi puitis terwujud karena pusat perhatian terrfokus pada bentuk pesan. Contohnya tulisan atau goresan ditembok-tembok tempat umum dalam bentuk grafik atau dalam karya sastra. Fungsi Metalinguistik terwujud dalam ungkapan atau baasa terpusa pada makna atau batasan istilah. Contohnya terdapat dalam bentuk rumus dan definisi, seperti “Merdeka berarti bebas” dan “Bandung adalah ibu kota jawa barat.”

Demikianlah Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa. Semoga bermanfaat.


Tag : Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa, Artikel Tentang Beragam Macam Fungsi Bahasa

Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa

Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas tentang pengertian bahasa dan konsep-konsep penting dalam bahasa. Yuk, langsung dibahas.

Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa
Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa


- Pengertian Bahasa

Menurut pendapat kalian apakah yang dimaksud dengan bahasa? Menurut Harimurti kridalaksana dalam buku “Pesona bahasa, langkah Awal memahami Linguistrik (2005)” bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertent dalam bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

Pengertian bahasa itu dijelaskan oleh Harimurti Kridalaksana dalam buku yang sama sebgai berikut :
1. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sebuah unsur yang terkumpul secara tak beraturan. Seperti halnya sistem-sistem lain, unsure-unsur bahasa diatur seperti pola-pola yang terulang. Sehingga kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak, dapatlah diramalkan atau dibatangkan keseluruhan ujarannya. Misalnya bila kita menemukan bentuk sebagai berikut:

- Berangkat – Kantor
- Ibu tinggal – rumah
Dengan segera dapat kita duga bagaimana bunyi kalimat itu secara keseluruhan. Bahasa adalah sistematis, artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang terkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Bahasa juga sistematik, artinya bahasa itu bukanlah sebuah sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem gramatikal dan subsistem leksikon.

2. Bahasa adalah sebuah sistem tanda. Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar dan sebagainya) apa yang diwakilinya itu. Setiap bagian dari sistem itu atau setiap bagian dari bahasa tentunlah mewakili seesuatu. Tegasnya bahasa itu bermakna, artinya bahasa itu berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarkat yang memakainya.

3. Bahasa adalah sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan sifatnya sekunder, karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan.

4. Bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan. Artinya sesuatu diberi makna di dalam bahasa tertentu karena demikianlah kesepakatan pemakai bahasa itu.

5. Bahasa bersifat produktif. Artinya sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas, bahasa dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Dari sudut petutur, bahasa Indonesia hanya mempunyai 5 tipe kalimat, yakni pernyataan, pertanyaan, perintah, keinginan dan seruan. Dari kelima tipe itu kita dapat menyusun kalimat iNdonesia yang jumlahnya ribuan, bahkan mungkin jutaan.

6. Bahasa bersifat unik. Artinya, tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus dalam bahsa lain. Bahasa jawa mempunyai 100 kata untuk menyebutkan binatang yang tidak ada dalam bahasa lain. Bahasa inggris mempunyai lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal dalam bahasa lain.

7. Bahsa memiliki sifat Universa. Sifat Univeras Bahsa Indonesia misalnya terletak apda adjektiva mengikuti nomina, seperti rumah besar, jalan besar dan orang pandai. Ternyata sifat ini ditemui juga dalam bahasa Prancis, bahasa Tonkawa di Amerika, bahasa Swahili di Afrika dan sebagainya.

8. Bahasa mempunyai variasi-variasi. Hal itu karena bahasa dipakai oleh kelompok mausia untuk bekerjasama dan berkomunikasi, serta karena kelompok manusia itu banyak ragamnya yang berinteraksi dalam berbagai lapangan kehidupan, dan yang menggunakan bahasa itu untuk berbagai macam keperluan. Tiap orang secara sadar atau tidak sadar mengungkapkan ciri khas pribadinya dalam bahsa. Tidaklah mengherankan apabila bahsa itu sangat bervariasi dan berbeda-beda cara pengungkapannya karena sangat dipengaruhi kepribadian, keperluan dan keanekaragaman manusia itu sendiri.

9. Dengan bahasa suatu kelompok sosial bisa mengidentifikasi dirinya diantara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahsa tiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Bagi kelompok-kelompok sosial tertentu, bahasa tidak sekedar merupakan sistem tanda, melainkan sebagai lambang identitas sosial. Apa yang kita sebut bahasa cina, misalnya, sebenarnya adalah lambang identitas sosial yang ditandai oleh satu sistem tulisan yang mengikat jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangssa dengan bahasa yang cukup jauh perbedaanya. Kenyataanya bahwa bahasa adalah lambang sosial yang mengukuhkan sesuatu, entah waktu yang berabad-abad, yang dikenal orang melayu dengan pepatahnya berbunyi “Bahasa menunjukkan bangsa.”

Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa
Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa


10. Bahasa mempunyai fungsi. Bahasa digunakan manusia dengan cirinya masing-masing untuk berbgai keperluan. Fungsi bahasa tergantung pada faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang siapa, dimana, bilamana, berapa lama, untuk apa dan dengan apa bahasa itu diujarkan.

- Konsep-Konsep Penting dalam bahasa

a. Fonetik
Fonetik berkenaan dengan satuan terkecil bahasa, yaitu bunyi. Fonetik berkenaan dengan proses pembunyiaanya, realisasi dan penangkapannya melalui indera pendengaran. Menurut Trubetzkoy yang dikuti oleh FX Rahyono dalam buku pesona bahasa, langkah awal memahami lingkuistik (2005), fonetik merupakan studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah kongkret, yaitu bahasa manusia.
b. Semantik
Menurut Setiawati Darmojuwono Dalam buku pesona bahasa, langkah awal memahami linguistik (2005), semantic meerupakan bidang linguistic yang mempelajari makna tanda bahasa. Apakah yang dimaksud dengan makna tanda bahasa? “Buku” adalah sebua kata yang terdiri dari unsure lambang bunyi, yaitu (b-u-k-u) dan konsep atau citra mentak bendak-benda (objek) yang dinamakan buku. Menurut ogden dan Richards yang dikutip oleh Setiawati Darmojuwono dalam buku pesona bahasa, langkah awal memahami linguistic (2005), dalam karya klasik tentang “Teori semantic segitiga” aitan antara lambang, citra mental atau konsep dan referen dirauiakan sebagai berikut.
Makna kata buku adalah konsep tentang buku yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan dengan kata buku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bawah semantic mengkaji makna tanda bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
c. Sintaksis
menurut Liberty P. Sihombing dan Djoko Koentjono dalam buku Pesona bahsa, Langkah awal memahami linguistic (2005), sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antar kata. Sebagian besar makna suatu frasa, misalnya sangat tergantung pada urutan kata pembentuknya. Jadi, jika kita perhatikan dua contoh di bawah ini akan kita dapati bahwa makna frasa 1 tidaklah sama dengan makna frasa 2.
1. Adik guru
2. Guru Adik
Demikian pula, makna kalima 3 tidak sama dengan makna kalimat 4.
3. Busra menunggu wati
4. Wati menunggu busra
d. Morfologi

Menurut Djoko Koentjono dalam buku pesona bahasa, langkah awal memahami linguistic (2005), morfologi merupakan studi gramatikal struktur intern kata. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang mempelajari morfem yaitu satuan gramatikal terkecil.

Demikianlah Artikel Tentang Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa. Semoga bermanfaat.


Tag : Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa, Pengertian Bahasa Dan Konsep-konsep penting dalam bahasa

Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional

Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional -  Hai sahabat pada artikel kali ini kita akan membahas tentang proses pewarisan Budaya pada masyarakat nasional. Yuk, langsung dibahas:

Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional
Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional


Ada beberapa saluran untuk pewarisan nilai-nilai budaya pada setiap masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun modern. Saluran pertama adalah melalui pengasuhan anak serta segala upaya enkulturasi yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Saluran kedua adalah sistem pendidikan yang bersifat formal, artinya di dalam sistem tersebut dikenali adanya peran yang jelas diperbedakan antara guru dan murid. Saluran yang ketiga adalah kegiatan-kegaitan dalam masyarakat yang kurang lebih dapat diikuti oleh umum, seperti pembacaan sastra, pergelaran seni pertunjukkan, penyimakan terhadap penggambaran relief pada bangunan candi, upacara-upacara tertentu yang dihadiri oleh umum dan sebagainya.

Proses pewarisan bdaya pada masyarakat tradisional pada umumnya bertujuan untuk menegakkan tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat, yang menetapkan struktur dan peranan-peranan masyarakat. Proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional berlangsung sejak masa anak-anak hingga akhir hayat setiap anggota masyarakat, baik dalam bentuk enkulturasi, sosialisasi dan internalisasi. Proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional sangat jelas tampak pada upacara-upacara ritual kemasyarakatan. Agen perubahan kebudayaan yang sangat penting pada masyarakat tradisional adalh keluarga, tokoh masyarakat, dan agama serta lembaga-lembaga masyarakat.

Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional
Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional


Lembaga-lembaga masyarakat tradisional juga merupakan sarana pewarisan budaya yang sangat penting. Contohnya adalah desa, marga, dan lembaga keagamaan, dan paguyuba lainnya yang ada pada masyarakat. Peran penting lembaga-lembaga masyarakat dalam proses pewarisan bduaya, sangat nyata melalui penyelenggaraan adat-istiadat masyarakat, seperti nyadran, kenduren, resik desa, upacara perkawinan, pesta panen dan sebagainya.

Cerita-cerita rakyat juga merupakan sarana yang penting dalam proses pewarisan budaya dalam masyarakat. Setiap cerita rakyat memiliki nilai pesan budaya yang adi luhung, yang bertujuan mewujudkan pribadi yang aik. Cerita-cerita rakyat ini diceritakan berulang-ulang dari generasi ke generasi berikutnya, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial yang lebih luas, baik pada waktu bersantai maupun serius. Cerita-cerita rakyat umumnya dikenal dengan mitos, legenda dan dongeng.                         

Demikianlah Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional. Semoga bermanfaat.



Tag : Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional, Artikel Tentang Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Nasional

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    1 minggu yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...