https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi

Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi.

Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi
Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi 


1. Pengertian Etnografi

Istilah Etnografi berassal dari kata ethos yang berarti bangsa dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, pengertian etnografi adalaha deskripsi tentang bangsa-bangsa. Beberapa pendapat ahli antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai berikut :

a. Menurut pendapat spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
b. Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan.
c. Menurut pendapat Koentjaraningrat(1985), isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa.

B. Studi Etnografi

Cara melakukan studi tentang etnografi, bukanlah hal yang mudah karena berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan yang dilakukan oleh anggota suatu suku bangsa. Padahal ada suku bangsa yang anggotanya sangat banyak bahkan mencapai jutaan penduduk. Oleh karena itu, seorang ahli antropologi yang menulis tentang sebuah etnografi tentu tidak mampu mencakup keseluruhan penduduk anggota dari suku bangsa yang besar tersebut dalam deskripsinya.

Dalam penulisan etnografi, pada umumnya seorang peneliti membatasi objek penelitian dengan mengambil salah satu unsurkebudayaan yang diteliti dengan sekelompok masyarakat tertentu. Misal : Meneliti sistem kesenian tradisional masyarakat daerah tertentu, meneliti tentang macam-macam upacara adat yang berkembang dalam masyarakat di suatu daerah.

Jika daerah yang dijadikan objek pengamatan terlalu luas pada umumnya peneliti membatasi dengan mengambil bagian kecil daerah tersebut yang dianggap dapat mewaikili keadaan di seluruhh daerah pengamatan. Misaln : Untuk mengamati adat istiadat masyarakat suku jawa diambil daerah penelitian pada masyarakat pedesaan di wilayah Kabupaten Klaten – Surakarta yang dianggap dapat mewaikili keseluruhan perilaku khas orang jawa.

Pada zaman sekarng memang tidak mudah untuk memperoleh daerah yang penduduknya hanya dihuni oleh suku bangsa asli, apalagi jika penelitian dilakukan di kota besar atau desa yang memungkinkan hadirnya kaum pendatang menetap di daerah tersebut.

Dalam penyusunan sebuah karangan etnografi, kita dapat menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Pemilihan lokasi penelitian
Menurut J.A Clifton dalam bukunya yang berjudul Introduction to Cultural Anthropology, batasan lokasi yang akan dipergunakan sebagai penelitian sebagai berikut:
a. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
b. Kesatuan masyarakat yang terdiri atas penduduk yang mengucpakan satu bahasa atau satu logat bahasa yang sama.
c. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politi-administratif.
d. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.
e. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik.
f. Kesatuan masyarakt yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.
g. Kesatuan masyarkat dengan pendduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama.
h. Kesatuan masyarkat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dan lainnya merata tinggi.
i. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam atau homogeny.

Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi
Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi 


Dalam karangan etnografi, lokasi penelitian yang telah ditentukan perlu dideskripsikan. Deskripsi lokasi penelitian mengenai hal-hal berikut:
a. Ciri-ciri geografis, yaitu mengenai iklim (misal: tropis, sedang, mediteran dan kutub), sifat daerah (misal : Pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, kepulauan, rawa-rawa, hutan tropical, sabana, stepa, gurun dan sebagainya), keadaan suhu rata-rata dan curah hujan.
b. Ciri-ciri geologi dan geomorfologi yang berkaitan dengan kondisi tanah.
c. Keadaan Flora dan Fauna
d. Data Demografi yang berkaitan dengan kependudukan. Misalnya mengenai : data jumlah penduduk, jenis kelamin, laju natalitas, mortalitas, dan data mengenai migrasi atau mobilitas penduduk.
Untuk melengkapi deskripsi mengenai lokasi penelitian perlu dilengkapi dengan peta-peta yang meemnuhi syarat ilmiah. Peta-peta tersebut melukiskan keadaan lokasi penelitian.

2. Menyusun kerangka Etnografi
Setelah lokasi ditetapkan, maka langkah berikutnya aadalah menentukan bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di lokasi yang dipilih tersebut. Hal itu merupakan kerangka etnografi.
Penelitian etnografi merupakan penelitian yang merupakan holisitik atau menyeluruh, artinya penelitian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya kepada salah satu atau beberapa variable tertentu saja. Hal itu didasarkan pada sistem yang terdiri atas bagian-bagain yang tidak dapat dipisahkan.
Unsur-unsur dalam kebudayaan suatu suku bangsa yang dapatdijadikan sebagai kerangka etnografi sebagai berikut :
a. Bahasa.
b. Sistem teknologi
c. Sistem ekonomi
d. Organisasi sosial
e.. Sistem pengetahuan
f. Kesenian
g. Sistem religi.

Keseluruhan unsure-unsur di atas bersifat universal, artinya semua kebudayaan suku bagsa pasti terdapat unsure-unsur tersebut. Mengenai urutan mana yang menjadi prioritas penelitian dari keseluruhan unsure kebudayaan tersebut ebrgantung sepenuhnya kepada peneliti. Namun, sistem urutan yang biasa dipergunakan dalam studi etnografi diawali dari hal-hal yang bersifat konkret menuju ke hal-hal yang paling abstrak. Dalam hal ini unsure bahasa merupakan salah satu unsure kebudayaan yang paling konker, karena hal pertama yang kita jumpai dalam penelitian terhadap pendudk di suatu daerah adalah bahasa pergaulan yang mereka gunakan sehari-hari. Amat jarang kiranya seseorang langsung menggunakan bahasa isyarat saat pertama bertemu dengan orang asing. Hal yang lazim dilakukan oelh orang saat pertama bertemu dengan orang asing adalah mencoba mengajaknya berkomunikasi dengan bahasa lisan yang biasa ia gunakan.

Dengan mengamati interaksi sesama penduduk, dapat ditemukan jenis bahasa lokal yang mereka gunakans sebagai komunikasi lisan sehari-hari. Dengan menjumpai pemakaian bahasa ini, peneliti dapat menganalisis tentang kedudukan bahasa lokal dikaitkan dengan bahasa resmi yang dipergunakan sebagia bahasa pengantar dalam komunikasi lisan antarpenduduk suku bangsa yang berbeda.

Dengan mengamati sistem teknologi yang berkembang di dalam kehidupan penduduk, peneliti dapat memfokuskan perhatiannya kepada benda-benda kebduayaan dan alat-alat kehidupan sehari-hari yang sifatnya konkret. Berkaitan dengan sistem ekonomi yang menjadi perhatian dalam penulisan etnografi, al yang perlu mendapatkan perhatian dari peneliti adalah jenis mata pencaharian utama yang dilakukan penduduk dalam upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Unsur kebudayaan menyangkut tentang organisasi sosial. Unsur kebudayaan sebagai bahan deskripsi kebudayaan, antara lain berkaitan dengan sistem kekerabatan yang dianut, sistem pemerintahan, pembagian kerja,ataupun aktivitas sosial yang sifatnya kolektif dan mencerimkan suatu birokrasi.

Penulisan deksripsi kebudayaan yang menyangkut sistem pengetahuan adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya penduduk untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaanya, termasuk dalam hal ini adalah bgaimana penduduk berupaya melakukan adaptasi terhadap lingkungan alam sekitarnya. Sebagai contoh, untuk meningkatkan peroduksi pertanian, penduduk mengembangkan sistem pertanian hidrphonik dengan memanfaatkan setiap jengkal tempat yang kosong untuk ditanami sayuran atau buah-buah di dalam pot tanpa menggantungkan tersedianyna lahan pertanian yang luas.
Deskripsi tentang sistem kesenian yang ada dalam kehidupan masyarakat mencakup tentang berbagai bidang seni yang menunjukkan identitas khas masyarakat/suku bangsa tersebut. Bidang seni yang menunjukkan identitas khas masyarakat/suku bangsa, antara lain seni bangunan, seni lukis, seni tari, seni music tradisional, dan seni vokal.

Deskripsi tentan sistem religi yang dianut masyarakat/suku bangsa di daerah penelitian berkaitan dengan kepercayaan, gagasan, ataupun keyakinan-keyakinan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat/suku bangsa tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus tanggap terhadap unsure dalam sistem religi tersebut.

3. Menemukan metodologi penelitian

Studi etnografi tidak terlepas dari teknik yang dipergunakan dalam melaksanakan penelitian etnografi, karena etnografi merupakan sebuah pendekatan penelitian secara teoritis. Oleh karena itu, sebuah peneliti di lapangan terlebih dahulu menguasai metode-metode yang berkaitan dengan kegiatan penelitiannya.

Bnayak metode yang dipilih dalam melaksanakan studi etnografi. Metode yang paling tepat digunakan, antara lain metode observasi dan metode interview.

a. metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu metode yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam arti sempit, metode observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas, observasi merupakan proses yang komplek dan tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Dalam metode observasi yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan.
Kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses pengamatan dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Menyediakan waktu yang lebih banyak agar dapat melihat objek yang komplek dari berbagai segi secara berulang-ulang.
2. Menggunakan orang (Petugas pengamat/observers) yang lebih banyak untuk melihat objeknya dari segi-segi tertentu dan mengintegrasikan hasil-hasil penyelidikan mereka gar diperoleh gambaran tentang keseluruhan objeknya.
3. Mengambil lebih banyak objek yang sejenis agar dalam jangka waktu yang terbatas dapat disoroti objek-bojke itu dari segi-segi yang berdeda-beda oleh penyelidik yang terbatas jumlahnya.
Untuk mengatasi keterbatasan ingatan dalam proses observasi dapat diantisipasi dengan cara sebagai berikut :
1. Mengadakan pencatatan biasa atau dengan menggunakan check list.
2. Menggunakan alat-alat mekanik (mechanical device) seperti tape recorder, kamera dan vide. Alat-alat tersebut berfungsi mengabadikan fenomena yang sedang diamati.
3. Menggunakan lebih banyak observers.
4. Memusatkan perhatian pada data yang relevan.
5. Mengklasifikasikan gejala-gejala secara tepat.
6. Menambah bahan apersepsi tentang objek yang akan diamati.
Menurut rummel, beberapa petunjuk yang dapat diikuti dalam melaksanakan obserbasi antara lain sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu mencari informasi mengenai hal-hal yang akan diamati.
2. Tetapkan tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus yang dicapai melalui observasi tersebut.
3. Tetapkan suatu cara tertentu untuk mencatat hasil-hasil observasi.
4. Lakukan pembatasan terhadap macam-macam tingkat kategori yang akan dipergunakan.
5. Lakukan observasi secermat-cermatnya.
6. Catatlah setiap gejala yang muncul secara terpisah.
7. Pelajarilah secara baik dan kuasai cara pemakaian alat-alat pencatan dan tata cara mencatat hasil pengmatan sebelum melakukan observasi.
Menurut Jehoda, observasi menjadi alat penelitian ilmiah, apabila:
1. Mengabdi kepada tujuan-tujuan penelitian yang telah dirumuskan
2. Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara tidak teratur.
3. Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan prosisi-prosisi yang lebih umum, dan tidak hanya dilaksanakan untuk memenuhi rasa ingin tahu saja, dan
4. Dapat dicheck dan dikontrol validitas, reliabilitas, dan ketelitannya sebagaimana data ilmiah lainnya.
Menurut Good, observasi dalam metodologi penelitian mengandung enam ciri sebagai berikut :
1. Observasi memilih arah yang khusus
2. Observasi ilmiah tentang tingkah laku adalah sistematik.
3. Observasi bersifat kuantitatif.
4. Observasi mengadakan pencatatan dengan segera.
5. Observasi menuntut adanya keahlian.
6. Hasil-hasil observasi dapat dicheck dan dibuktikan untuk menjamin reliabilitas dan validitasnya.
Untuk melaksanakan metode observasi, peneliti dapat memilih teknik-teknik observasi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi. Adapun teknik observasi yang dapat dipiliih, antara lain :
1. Observasi partisipan – observasi nonpartisipan
2. Observasi sistematik – observasi nonsistematik
3. Observasi eksperimental – Observasi Noneksperimental

Untuk memahami, marilah kita pelajari satu persatu.

1. Observasi partisipan – Obserbasi Nonpartisipan
Observasi partisipan pada umumnya dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya eksploratif, termasuk dalam menyusun karangan etnografi. Observasi partisipan adalah obserbasi yang dilakukan dimana observers atau orang yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan masyarakat yang diobservasi. Sebagai contoh, untuk meneliti pola kehidupan kaum gelandangan maka observes turut membaur dalam kehidupan para glandangan tersebut.
Dalam menggunakan teknik observasi partisipan ini, seorang observers perlu memerphatikan masalah-masalah berikut :
a. Materi apa saja yang akan diobservasi. Untuk keperluan ini, observers dapat menyiapkan daftar mengenai hal-hal yang akan diamati.
b. Waktu dan bentuk pencatatan. Saat pencatatan yang baik adalah model “On The spot”, yaitu melakukan pencatatan segera saat pengamatan berlangsung. Tiap pencatatan dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu bentuk kronologis dan bentuk sistematik. Bentuk kronologis didasarkan pada urutan kejadiannya, sedangkan bentuk sistematik, yaitu memasukkan tiap-tiap kejadian dalam kategori masing-masing tanpa memperhatikan urutan kejadiannya.
c. Hubungan baik antara observers dengan objek yang diamati (Observees). Untuk mewujudkan hubungan yang baik antara observers dengan observes dapat dilakukan dengan cara ;
- Mencegah timbulnya kecurigaan-kecurigaan
- Mengadakan good raport, yaitu hubungan antrapribadi yang ditandai oleh semangat kerja sama, saling mempercayai, dan saling membantu antara observers dengan observes.
- Menjaga agar situasi dalam masyarakat yang diamai tetap dalam situasi yang wajar.
d. Intensi dan ekstensi keterlibatan observes dalam partisipasi, yaitu sejauh mana keterlibatan observers dalam observasi partisipan. Dlam hal ini observers dapat mengambil bagian dalam kegiatan observasi, yaitu sebgai berikut:
- Peneliti (Observers) mengikuti kegiatan objek yang diamati (observes) hanya pada saat-saat tertentu saja yang oleh peneliti dianggap penting. Hal itu sering disebut sebagai partisipasi sebagian.
- Peneliti mengikuti seluruh kegiatan objek yang diamati dari awal sampai akhir kegiatan penelitian tersebut. Hal itu sering disebut sebagai partisipasi penuh.
Adapun sejauh mana tingkat keterlibatan atau partisipasi peneliti dalam setiap kegiatan pengamatan adalah sebagai berikut :
- Peneliti semaksimal mungkin turut terlibat atau mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamati. Dalam hal ini peneliti terlibat secara intensif.
- Peneliti hanya sedikit ambil bagian dalam kegiatan objek yang diamati. Dalam hal ini peneliti tidak sepenuhnya terlibat, hanya sekilas saja.
Penentuan tersebut sepenuhnya ada pada kemauan observers.
Adapun observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana observes sama sekali tidak ikut terjun dalam kegiatan objek yang diamati.
2. Observasi sistematik- observasi nonsistematik
Observasi sistematik sering disebut sebagai observasi berstruktur. Observasi sistematik adalah observasi yang dilakukan berdasarkan kerangka pengamatan yang telah disiapkan sebalumnya. Di dalam kerangka pengamatan tersebut memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Materi yang akan diobservasi. Materi yang akan dionservasi pada umumnya telah dibadati, sehingga observers tidak memiliki kebebasan dalam melakukan pengamatan.
b. Cara-cara penatatan hasil observasi. Cara pencatatan hasil observasi dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan atau permasalahan yang telah dirumuskan terlebih dahulu, serhingga memudahkan untuk mengadakan kuantifikasi terhadap hasil pengamatan. Pembuatan daftar ini diawali dengan kegiatan sebagai berikut :
- Observasi pendahuluan
- Perumusan sementara (konsep)
- Adanya uji coba terhadap konsep yang telah disusun
- Perbaikan dari hasil uji coba
- Dilakukan uji coba lagi – diperbaiki – diuji cobakan, dan seterusnya hingga diperoleh rumusan yang final.
c. Hubungan antara observers dengan observes. Dalam hal ini, perlu adanya kerja sama yang baik antara observers dan observes, sehingga pengamatan dapat berlangsung dalam situasi sewajarnya/tidak dibuat-buat.
Adapun observasi nonsistematik adalah observasi yang berlangsung secara spontan/bebas tanpa adanya kerangka pengamatan. Observasi ini sering disebut sebagai observasi tak berstruktur.
3. Observasi Ekperimental – Observasi Noneksperimental. Observasi Ekperimental sering disebut sebagai observasi dalam situasi tes. Ciri-ciri observasi ekperimental adalah:
- Observers dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observes
- Situasi dibuat sedemikian rupa untukmemungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observers.
- Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observes tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari kegiatan observasi tersebut.
- Observers membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observees mengadakan aksi-reaksi, bukan hanya jumlah aksi-reaksi semata.
Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relative murni untuk menyelidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Dalam hal ini, faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkah laku observees telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu atau dua faktor untuk diamati sejauh mana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu dari tingkah laku.

Demikianlah Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi. Semoga bermanfaat.


Tag : Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi  Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi , Artikel Tentang Pengertian Etnografi dan Studi Etnografi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    1 minggu yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...