https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia

Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia – Hai Sahabat, Kali ini kita akan membahas tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia. Yuk dibaca :

Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia
Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia


1. Hidup Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan masih sangat sederhana. Mereka memenuhi segala kebutuhan hidupnya dari berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka memakan makanan yang disediakan oleh alam. Makanan diperoleh dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, ubi-ubian, dan menangkap ikan. Mereka hidiup dalam kelompok-kelompok kecil (bergerombol) agar mampu menghadapi segala macam tantangan atau ancaman.

Manusia purba telah pandai memilih tempat-tempat tinggalnya, serpti di tepi sungai, di tepi danau ataupun di pantai. Ada juga yang tinggal di dalam goa-goa atau ceruk-ceruk batu : maka tempat tinggal mereka tidak menetap. Di tepi sungai atau danau banyak terdapat ikan dan binatang lain yang menjadi buruan mereka dan dapat mereka makan. Ada yang hidup di tepi pantai karena pantai banyak terdapat sumber makanan. Demikian juga yang tinggal di gua-gua, di daerah sekitarnya pastilah daerah yang cukup memberikan makanan, sehingga mereka bisa bertahan untuk hidup. Masa inilah yang disebut dengan masa food gathering (Mencari dan mengumpulkan makanan) dengan sistem hidup berpindah-pindah (nomaden).

Manusia purba secara sederhana telah menghasilkan kebudayaan, sebab budaya hasil copta, rasa dan karsa manusia. Mereka berhasil menciptakan alat-alat untuk menangkap binatang buruan, menguliti binatang buruan, mengorek ubi-ubian, mengail ikan dan sebgainya. Bahan pembuat alat-alat didapat dari alam sekitarnya, seperti batu, kayu, tulang, tanduk binatang dan sebgainya.

Dalam proses kehidupan yang cukup lama, manusia pras sejarah mengalami perkembangan meskipun sanat lamban, yaitu ada yang telah mengenal tempat tinggal sementara (semi sedenter), misalnya di pantai atau di gua-gua. Sisa-sisa peninggalan hidup tempat tinggal sementara dari zaman Mesolitikum ini disebut Kyokkemoddinger (sampah daur) dan abris sous roche (gua sebagai tempat tinggal). Alat-alat kehidupan merekapun makin berkembang, seperti chooper (kapak perimbas = pebble = kapak sumatera), chopping tool (kapak penetak), anak panah, flake, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan sebagainya.

Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia
Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia


2. Hidup menetap dan bercocok tanam

Hidup menetap dan bercocok tanam ada pada zaman Neolitikum, dimana manusia purba benar-benar telah memiliki kemampuan penalaran yang tinggi, terbukti dari hasil kebudayaan yang semakin halus dan sempurna. Hasil budayanya yang berupa alat-alat kehidupan serhari-hari seperti kapak persegi, beliung persegi, tarah dan anak panah serta perhiasan telah dibuat dan diasah dengan halus dan bentuknya seperti yang ada sekarang.

Kapak persegi antara lain untuk memotong daging binatang hasil buruannya, menebang pohon dan membuat perahu. Beliung persegi atau cangkul berfungsi untukmengerjakan ladang atau sawah sedangkan tarah atau pahat untuk mengukir/memahat kayu. Anak panah untuk memanah binatang buruan. Sedangkan perhiasan yang dibuat dari masa menetap dan bercocok tanam ini umumnya terbuat dari batu, tembikar dan kulit kerang. Bahkan telah mengenal pakaian yang terbuat dari kayu atau kerang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain membuat peralatan dan perhiasan, manusia dari zaman hidup menetap dan berocok tanam ini telah mengenal pakaian.

Oleh karena itu sudah bercocok tanam, maka dapat dipastikan mereka sudah hidup menetap. Mereka sudah dapat menyimpan hasil panennya untuk waktu yang cukup lama, demikian juga telah beternak dari hasil buruannya ; yang berarti telah memproduksi ternak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada zaman neolitikum ini telah terjadi perubahan-perubahan besar, suatu revolusi kehidupan manusia, yakni perubahan dari pola hidup berpindah-pindah dan tergantung pada penyediaan alam ke kehidupan menetap, bertani, beternak dan berproduksi.

Revolusi kehidupan manusia dari food gathering ke food producing dapat dibuktikan dengana danya beberapa hal yang dikemukakan oleh Dr. Brandes, seorang ahli purbakala, yang mengemukakan bahwa sebelum kedatangan pengatuh hindu-Budha, telah terdapat 10 unsur pokok dalam kehidupan asli masyarakat indonesia.

a. Kemampuan berlayar
Pembawa kebudayaan Neolitikum masuk ke indonesa ialah ras bangsa Austronesia yang menjadi nenek moyang bangsa indonesia. Mereka datang ke indonesia dengan menggunakan perahu bercadik. Kemampuan berlayar disertai dengan pengetahuan astronomi, yakni pengetahuan tentang perbintangan. Satu ciri perahu bangsa indonesia adalah penggunaa cadik, yaitu alat dari bamboo dan kayu yang dipasang di kanan-kiri perahu agar tidak mudah olehh.

b. Mengenal astronomi
Pengetahuan astronomi memang diperlukan untuk pelayaran pada malam hari. Oleh karena itu, mereka berlayar pada malam hari. Untuk pelayaran, mereka menggunakan rasi bintang pari (sebutan para nelayan) atau bintang gubug penceng (sebutan orang jawa). Bintang-bintang juga diperlukan untuk mengenal atau mengetahui datangnya musim bagi keperluan pertanian. Bintang beruang besar disebut bintang waluku, yang berarti bintang bajak.

c. Kepandaian bersawah
Sejak zaman Neolitikum bangsa indonesia telah bertempat tinggal tetap. Kehidupan mereka demikian mendorong mereka untuk hidiup sebagai food producing. Dalam bidang pertanian pada awalnya dilakukan dengan sistem ladang, tetapi untuk lebih meningkatkan hasil pertanian digunakan sistem sawa. Untuk itu tata pengaturan air sudah dilakukan dengan membuat saluran atau bendungan.

d. Mengatur masyarakat
Dengan kehidupan berkelompok yang sudah menetap, maka perlu diadakan aturan masyarakat. Dari desa-desa kuno di Indonesia dapat diketahui bahwa salah satu atauran yang dikenal adalah adanya kehidupan yang demokratis. Seseorang yang dianggap mempunyaikemampuan lebih dan dapat melindungi masyarakat terhadap gangguan baik dari dalam maupun dari luar serta dapat mengatur masyarakat dengan baik ; dipilih menjadi pemimpin. Apabila pemimpin meninggal maka makmnya dipuja oleh penduduk daerah tersebut.

e. Aktvitas Perdagangan
Barang-barang kehidupan yang dibuat di rumah atau hasil panen mereka banyak, tetapi ada beberpaa kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi atau mereka tanam ; maka mereka tukar menukar barang. Dengan demikian terjadilah perdagangan.

f. Kesenian wayang
Dalam kehidupan yang telah menetap dan teratur dapat diciptakan kesenian-kesenian yang lebih tinggi nilainya ; diantaranya ialah kesenian wayang yang berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Boneka=boneka perwujudan roh nenek moyang, dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan menempatkan lampu di belakang dan tirai di depannya, anak cucu menyaksikan bayangan itu daribalik tirai. Roh nenek moyang yang masuk pada dalang menyuarakan suara nenek moyang yang berisi naehat-nasehat kepada anak cucu. Kata bayang dalam bahasa indonesia, menjadi wayang dalam bahasa jawa. Setelah pengaruh hindu masuk, nasihat dan kisah nenek moyang tersebut diganti kisah dengan cerita dari Mahabrata dan Ramayana yang lebih menarik. Fungsinya sebagai pertunjukan, sehingga penonton melihatnya dari depan tirai.

Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia

g. Seni batik
Batik merupakan kerajinan membuat gambar pada kain dengan alat yang disebut canting. Lilin yang dicairkan disendok dengan canting dan melalui ujung canting itu keluarlah lilin yang dititik-titikkan pada kain. Dari titik-titik itu diperoleh gambaran pada kain. Bagian kain yang tidak diberi lilin akan menjadi emrah bila kain itu dicelupkan ke dalam air soga. Kemudia ada bagian yang dihilangkan dan akan menjadi biru bila kain itu direndam dalam air nila. Akhirnya bila kain itu dimasukkan dalam air panas maka sisa lilin akan larut, sehingga diperoleh warna putih, biru dan merah mudah. Untuk mempercepat gambaran pada kain digunakan cap sebagai alat.

h. Seni gamelan
Agar pertunjukan wayang dapat dimainkan, maka perlu dibantu oleh gamelan sebagai alat music. Beberapa alat gamelan adalah gong, boning, gambang, rebab, saron dan gendang.
i. Sistem macapat
Macapat artinya tatacara yang didasarkan pada jumlah empat, dengan pusat terletak di tengah. Pusat pemerintahan letaknya di tengah wilayah yang dikuasai. Di pusat yang demikian terdapat alun-alun atau tanah lapang. Di Empat penjuru alun-alun itu terdapat bangunan-bangunan yang penting seperti kraton, tempat pemujaan, pasar dan penjara. Susunan demikian masih banyak dijumpai di kota-kota lama.
j. Membuat kerajinan
Dengan adanya waktu luang saat menunggu hasil panen, ada upaya untuk membuat kerajinan tangan, misalnya gerabah, manic-manik, pakaian dari kulit kayu/kerang, anyaman dan perhiasan. Bahkan pada zaman logam usaha kerajinan perundagian makin berkembang.

3. Ciri-ciri dan Perkembangan kehidupan masyarakat
a.Masa berburu dan Berpindah-pindah
Kehidupan masyarakat berburu dan berpindah-pindah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Manusia hidup berkelompok dan tempat tinggal mereka berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain (nomaden) seiring dengan usaha memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Mereka belum mengenal bercocok tanam
3. Kebutuahan makanan mereka tergantung pada alam, serhingga cara mereka mencari makan disebut dengan nama food gathering (mengumpulkan makanan) dan berburu.
4. Alat-alat kebutuhan mereka dibuat dari batu yang belum dihaluskan (masih sangat kasar)
b. Masa bercocok tanam dan menetap
Kehidupan masyarakat masa bercocok tanam dan menetap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kehidupan mereka sudah mempunyai tempat tinggal yang menetap secara mantap.
2. mereka sudah mengenal bercocok tanam dengan baik.
3. Mereka sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka atau disebut dengan menghasilkan makanan (food producing). Mereka disamping berburu dan menangkap ikan juga telah memelihara binatang-binatang jinak, seperti anjing, babi dan kerbau. Binatang-binatang itu bukan saja dipelihara untuk keperluan konsumsi tetapi juga untuk dapat dipakai sebagai binatang korban.
4. Alat-alat yangdibuat dari batu lebih halus dan macamnya lebih banyak. Seperti kapak, tombak, panah dan lain-lain. Bahkan mereka telah berhasil membuat perhiasan dari gelang-gelang dan biji-biji kalung dari batu.
5. Peradaban mereka sudah lebih maju dan membuat alat-alat rumah tangga yang lebih baik serta telah mengenal seni.

Demikianlah Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia. Semoga bermanfaat.


Tag : Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesiam Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesiam Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia, Artikel Tentang Perkembangan Kehidupan Masyarakat Berburu hingga Masyarakat Pertanian Di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    1 minggu yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...