https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan

Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahas tentang Fungsi bahasa, Seni dan Agama/Religi/kepercayaan. Yuk, langsung dibahas.

Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan
Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan


1. Fungsi bahasa

Setiap bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perseorangan, dan fungsi pendidikan. Keempat fungsi bahasa itu saling berhubungan satu sama lain, sebab perseorangan adalah anggota masyarakat yang hidup dengan pola-pla kebudayaan yang diwariskan melalui pendidikan. Dalam bahasa Antropologi, bahasa dipelajari dalam kaitannya dengan kebudayaan. Fungsi  bahasa dalam kebudayaan dapat dipahami dari hubungan antara bahasa dengan kebudayaan. Menurut Robert Sibarani (2002: 36) ada banyak hubungan antara bahasa dengan budaya.

Beberapa dari hubungan antara bahasa dengan kebudayaan akan dibahas untuk menemukan fungsi bahasa dalam konteks kebudayaan. Pertama, bahasa adalah hasil kebudayaan. Artinya, bahsa yang dipergunakan atau diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat adalah refleksi atau cermin keseluruhan kebudayaan masyarakat tersebut. Contohnya adalah bahsa hanya mempunyai makna dalam latar budaya yang menjadi wadahnya. Sering terjadi, bentuk bahasa sama tetapi memiliki makna yang brebeda karena perbedaan kebudayaan yang menjadi wadahnya.

Atas dasar itu fungsi bahasa adalah menunjukkan kebudayaan dan cara mereka memaknai setiap kata atas dasar latar belakang kebudayaan masyarakat penggunanya.

Kedua, hubungan bahasa dengan kebudayaan adalah bahasa yang digunakan seseorang menunjukkan cara pandang seseorang terhadap dunia atau realitas serta memengaruhi tingkah lakunya. Penutur bahasa yang berbeda akan memadnang dunia secara berbeda. Buktinya adalah penutur suatu bahhasa memiliki kata-kata tertentu untuk suatu benda sedangkan penutur bahasa lain tidak memiliki kata-kata untuk benda itu, maka penutur bahasa yang pertama akan lebih mudah berbicara tentang benda-benda tersebut. Atas dasar tu, bahasa berfungsi menunjukkan cara pandang seseorang terhadap dunia atau realitas serta mempengaruhi tingkah lakunya.

Ketiga, hubungan bahasa dengan kebudayaan adalah bahwa bahasa merupakan persyaratan kebudayaan. Maknanya adalah

a. Bahasa merupakan persyaratan kebudayaan secara diakronis karena kita mempelajari kebudayaan melalui bahasa. Kita dididik orang tua, diberi nasehat dan diberikan ucapan selamat dengan menggunakan bahasa.
b. Bahasa merupakan persyaratan kebudayaan karena materi atau bahan pembentuk bahasa sama jenisnya dengan materi atau bahan pembentuk keseluruhan bahasa, yakni relasi logis, oposisi, korelasi dan sebagainya.

Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan
Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan


Dalam bahasa “Plesetan” yang berkembang di Indonesa tergambar budaya masyarakat indonesia. Misalnya “Plesetan” Sumut menjadi Semua Urusan Meski Uang Tunai. Gelar MBA menjadi Mulai Botak Atas.

M.Sc dipelesetkan menjadi Mantan Supir Camat. Dan sebagainya. Atas dasar itu, bahasa berfungsi sebagai sarana untuk mempelajari kebudayaan.

Keempat, hubungan bahsa dengan kebudayaan adalah bahasa mempererat atau memperintim hubungan masyarakat penuturnya. Menurut Robert Sibarani (2002), “andaikanlah ada dua pasang orang Indonesia yang tinggal di luar negeri. Pasangan pertama sama-sama mengerti bahsa Indonesia, tetapi satu orang dari pasangan kedua tidak dapat berbahasa indonesia, Hubungan emosional mereka akan berbeda. Hubungan emosional pasangan pertama lebih erat daripada hubungan emosional pasangan kedua.” Atas dasar itu, bahasa berfungsi  mempererat dan memperintim hubungan masyarakat penuturnya.

Berdasarkan uraian terdahulu mengenai bahasa, maka fungsi bahsa dalam kajian Antropologi, melipui:
a.  Bahasa sebagai sarana pengembangan kebudayaan
b. Bahasa sebagai penerus kebudayaan.
c. Bahasa sebagai Inventaris ciri-ciri kebudayaan
d. Bahasa menunjukkan kebudayaan dan cara mereka memaknai setiap kata atas dasar latar belakang kebudayaan masyarakat penggunanya.
e. Bahasa menunjukkan cara pandang seseorang terhadap dunia atas dasar realitas serta mempengaruhi tingkah lakunya.
f. Bahasa sebagai sarana untuk mempelajari kebudayaan
g. Bahasa berfungsi mempererat dan memperintim hubungan masyarakat penuturnya.

2. Fungsi Seni
Setiap kebudayaan manusia pasti memiliki kesenian. Fungsi kesenian dalam setiap kebudayaan menurut Wiliam A. Haviland adalah untuk menambah kenikmatan pada hidup sehari-hari, menentukan norma untuk perilaku yang teratur, meneruskan adat kebiasaan dan nilai-nilai kebudayaan yang menambah eratnya ikatan solidaritas masyarakat yang bersangkutan.

Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan
Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan


Manusai sering menikmati seni, seperti menonton teater, film, membaca komik, mengamati lukisan serta bernyanyi hanya untuk memperoleh hiburan semata dan melepaskan segala kepenatan dan kejenuhan. Ini adalah fungsi kesenian sebagai penambah kenikmatan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, kesenian memiliki fungsi yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan manusia.Seperti untuk menentukan norma perilaku yang teratur, dapat kita temukan pada dongeng dan legenda, yaitu Maling Kundang dan Sangkuriang. Kesenian juga, seperti lagu, cerita rakyat dan sebagainya berfungsi sebagai sarana untuk mewariskan kebudayaan. Ketika kita menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh penghayatan, kita serasa menjadi satu, hal ini menunjukkan bahwa kesenian juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai solidaritas sosial.

Bilakah kesenian berfungsi? Sebuah kesenian baru bisa disebut berfungsi bila ia mampu menimbulkan saura kelepak riak sekecil apapun. Tandanya adalah kesenian itu mengundang tanda tanya, ia menggungat ketenangan hidup yang mapan semu. Ia menimbulkan polemic dan mengajak orang untuk mengomentari. Kesenian menjadi penimbul hidup, menggugah tidurnya kesadaran orang untuk berpikir. Mengajak orang untuk berpikir dalam nuansa baru yang sebelumnya tenggelam dalam rutinitas dan kemapanan hidup sehari-hari. Singkatnya, seni itu berfungsi apabila ia mampu memperdalam kesadaran manusia terhadap kehidupan atas dasar kejujuran.

Tanda apa lagi yang menunjukkan bahwa kesenian itu berfungsi? Tanda lainnya adalah seni tampil sebaagai peristiwa yang involutif dan transformaif. Seni Involutif adalah seni yang hanya menunjukkan kepedulian pada kepentingan diri sendiri dan hidup seni itu sendiri atau hanya menghibur diri sendiri. Seni transformative adalah seni yang menampilkan kepedulian terhdaap nasib-nasib orang lain terutama mereka yang terdesak oleh yang kuat dan mampu menunjukkan jalan kesadaran atau perubahan mengenai struktur mana yang harus ditempuh agar terjadi perbaikan nasib, baik dalam keadilan, sikap menghromati hak-hak dasar manusia ataupun lainnya.

Apakah fungsi kesenian? Menurut William A. Haviland (1999), “Di samping menambah kenikmatan  pada hidup sehari-hari, kesenian yang beraneka ragam mempunyai sejumlah fungsi. Mitos, misalnya menentukan norma untuk berprilaku yang teratur, dan kesenian verbal pada umumnya meneruskan adat kebiasaan dan nilai-nilai kebudayaan. Nyanyian juga dapat berfungsi seperti itu, dalam batas-batas yang ditimbulkan oleh bentuk music. Dan setiap bentuk kesenian dapat menambah eratnya ikatan solidaritas masyarakat yang bersangkutan.”

Apakah fungsi seni? Menurut Edi Sedyawati (2006), “Kesenian memiliki fungsi sosial, tidak jarang dalam suatu masyarakat tertentu terdapat pengalokasian wewenang khusus kepada suatu golongan masyarakat tertentu untuk menjalankan atau memiliki suatu bentuk ungkapan seni tertentu. Pihak yang mempunyai, atau mendapat kewenangan khusus itu kebanyakan terkait dengan posisinya yang tinggi dalam sistem pemerintahan, atau kemampuan religiusnya yang istimewa.”

Berdasarkan uraian terdahulu, dapat diidentifikasi bahwa fungsi kesenian dalam kehidupan manusia, meliputi:
a. Kesenian berfungsi sebagai sarana berpikir kreatif dan mewujudkan kreatifitas dalam kehidupan manusia.
b. Kesenian berfungsi sebagai sarana manusia untuk bersenang-senang
c. Kesenian berfungsi sebagai sarana untuk menambah kenikamatan hidup sehari-hari.
d. Kesenian berfungsi seabgai norma untuk mengarahkan perilaku yang teratur.
e. Kesenian berfungsi sebagai sarana untuk menambah eratnya ikatan solidaritas masyarakat yang bersangkutan.
f. Kesenian berfungsi untuk menunjukkan identitas dan kelas sosial pemilik dan penggunanya
g. Kesenian berfungsi sebagai sarana untuk menyatakan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan beragama manusia.

3. Fungsi Agama/Religi/Kepercayaan
Agama adalah suatu kepercayaan yang melahirkan pola perilaku tertentu guna menangani dan mengatasi masalah-masalah penting yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan teknolog dan organisasi yang diketahuinya. Agama menjawab berbagai pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh pikiran dan akal manusia. Untuk segala masalah yang tidak teratasi dan masalahy ang tidak terjawab, manusia berpaling dan berpasrah pada satu oknum yang Maha Kuasa dan Maha Tahu yang ktia sebut dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut William A. Haviland (1999),Religi/Kepercayaan memiliki fungsi psikologi dan sosial. Fungsi psikologis religi/agama/kepercayaan meliputi :           
a. Kesenian berfungsi sebagai sarana berpikir kreatif dan mewujudkan kreatifitas dalam kehidupan manusia.
b. Kesenian berfungsi sebagai sarana manusia untuk bersenang-senang
c. Kesenian berfungsi sebagai sarana menambah kenikmatan hidup sehari-hari
d. Kesenian berfungsi sebagai norma untuk mengarahkan perilaku yang teratur
e. Kesenian berfungsi sebagai sarana untuk menambah eratnya ikatan solidarita masyarakat yang bersangkutan.
f. Kesenian berfungsi untuk menunjukkan identitas dan kelas sosial pemilik dan penggunanya.
g. Kesenian berfungsi sebagai sarana untuk menyatakan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan beragama manusia.

3. Fungsi Agama/Religi/Kepercayaan
Agama adalah suatu kepercayaan yang melahirkan pola perilaku tertentu guna menangani  dan mengatasi masalah-masalah penting yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya. Agama menjawab berbagai pertanyaan yang tidak dapat dijawab olehpikiran dan akal manusia. Untuk segalah masalah yang tidak teratasi dan masalah yang tidak terjawab, manusia berpaling dan berpasrah pada satu oknum Yang Maha Kuasa  dan Maha Tahu yang kita sebut dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut William A. Haviland (1999), Religi/Kepercayaan memiliki fungsi psikologis dan sosial. Fungsi Psikologis Religi/Agama/kepercayaan, meliputi :

a. Agama mengurangi kegelisahan dengan menerangkan apa yang tidak dapat diketahui dan membuatnya dapat dipahami. Agama memberikan jawaban terhdap segala sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia dan membuatnya menjadi logis. Menjadikan sesuatu yang irrasional menjadi rasional, yang tidak dapat dipahami menjadi dipahami, proses ini mengurangi kegelisahan dan ketakutan manusia.
b. Memberi ketenangan karena percaya bahwa ada bantuan supernatural yang dapat diharapkan pada waktu menghadapi malapetaka. Dalam setiap agama/religi, selalu ada tanggapan tentang kekuatan supernatural yang dapt dimintai bantuan oleh manusia dalam setiap krisis atau kesulitan yang dihadapainya. Agama menjadi sarana untuk mengatasi krisis, karena secara teoritis, bantuan Illahi dapat diperoleh kalau semua usaha lainnya mengalami kegagalan.
c. Agama berisi ketentuan-ketentuan moralitas, yang dianggap sebagai ketentuan Illahi. Hal ini membebaskan manusia dari beban tanggung jawab atas sesuatu keputusan penting yang harusnya diambil karena dialihkan ke religi/agama dan kekuasaan ilahi.
Ada beberapa fungsi sosial dari agama/religi/keperayaan dalam kehidupan manusia, yaitu terdiri dari:
a. Memberi sanski kepada sejumlah besar tata kelakuan. Agama memegang peranan penting dalam pengendalian sosial. Dalam agama terdapat pengertian tentang perbuatan baik dan jahat. Bila orang berbuat baik, maka ia direstui oleh sesuatu kekuatan supernatural. Bila orang berbuat jahat, maka ia akan mendapat pembalasan sanksi dari kekuatan supernatural yang dipercayai itu. Hal ini mendorong orang untuk selalu berbuat baik dan menghindari sifat dan perbuatan jahat.
b. Memelihara solidaritas sosial. Setiap religi/agam memiliki pemuka-pemuka agama yang menjadi pusat perhatian umat, yang dapat berfungsi sebagai unsure pembantu dalam memelihara solidaritas sosial. Pelaksanaan upacara keagamaan menghadirkan adanya persamaan dasar pada setiap orang yang mengikuti upacara keagamaan itu, hal itu tentu saja ikut mempererat persatuan dan memperkuat identifikasi orang dengan kelompoknya.
c. Menyelenggarakan pendidikan. Upacara-upacara keagamaan sering didahui oleh kursus-kursus kilat kepada para pesertanya Terjadi proses transformasi sikap dan perbuatan melalui pewarisan nilai-nilai agama dari tokoh agama kepada para penganut agama/religi yang bersankutan. Upacara-upacara keagamaan memberikan peristiwa yang sukar dilupakan dan berfungsi sebagai sarana pendidikan yang sangat efektif dalam membentuk sikap perilaku yang bersangkutan.
Sebuah masyarakat atau kelompok sosial tertentu selalu mengalami perubahan baik secara lambat atau cepat. Masyarakat di kota maupun desa, masyarakat terasing maupun masyarakat modern pasti mengalami perubahan. Hal ini akibat adanya interaksi manusia dan antarkelompoknya. Keinginan kuat setiap manusia untuk selalu mengadakan hubungan yang saling mempengaruhi ini tidak terlepas dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dan kerjasama orang lain.

Perubahan-perubahan tersebut terwujud dalam pola-polaperilaku sebagai sebuah nilai atau norma yang disepakati bersama. Seperangkat pola perilaku yang ada di masyarakt itulah secara sederhana dapat disebut kebudayaan sehingga kebudayaan sangat penting bagi setiap manusia untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar. Tahukah kalian bahwa kebudayaan itu bukan merupakan warisan biologis yang langsung diturunkan kepada manusia tetapi harus melalui sebuah proses pewarisan atau sosialisasi karena kebudayaan adalah sesuatu hal yang harus dipelajari oleh manusia. Tentu saja kebudayaan akan selalu mngalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman agar adaptasi yang dilakukan manusia dapat berjalan. Perubahan kebudayaan inilah yang disebut sebagai dinamika kebudayaan.

Demikianlah Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel sebelumnya : Hubungan agama, seni dan Agama/Religi/Kepercayaan

Tag : Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan, Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    4 minggu yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...