Artikel Yang Menjelaskan Lengkap Tentang Macam-Macam
Mutasi – Hai sahabat, artikel kali ini akan mejelaskan lengkap tentang
Macam-macam Mutasi. Yuk, langsung dibaca:
![]() |
Artikel Yang Menjelaskan Lengkap Tentang Macam-Macam Mutasi |
- Macam-macam Mutasi
Pada artikel sebelumnya, anda telah mengenal gen,
DNA dan kromosom. Gen-gen dengan untaian DNA-nya,t erletak dalam lokus-lokus
pada krosomosom. Gen-gen pada kromosom diekspresikan melalui proses sintesis
protein. Oleh karena itu, akumulasi hasi sintesis protein menghasilkan suatu
sifat tertentu dalam sel atau individu tersebut. Melalui proses reproduksi dan
mengikuti pola pewarisan sifat, gen-gen teresebut diwariskan kepada
keturunannya. Jika gen tersebut mengendalikan warna rambut pirang dan terjadi
penggantian satu basa nitrogen, apakah sifat yang dihasilkan akan berubah?
Bagaimana jika terjadi penggantian 10 basa nitrogen? Apakah hilang atau bahkan
terjadi perubahan jmlah kromsom? Bagaimana keturunan yang dihasilkannya?
Perubahan susunan DNA disebut mutasi. Sebenarnya,
mutasi sangat jarang terjadi. Mutasi dapat terjadi pada berbagai makhluk hidup,
termasuk pada manusia. Mutasi dapat diwariskan kepada keturunannya. Mutasidapat
terjadi pada sembarang gen dan terjdi secara acak. Individu yang mengalami
mutasi disebut dengan muta, sedangkan penyebab mutasi disebut dengan mutagen.
Perubahan urutan basa DNA dapat menyebabkan
perubahan molekul RNAdan molekul protein. Berdasarkan besar dan kecilnya
perubahan yang terjadi pada materi geneit, mutasi dapat dibedakan atas mutasi
gen dan mutasi kromosm. Apakah perbedaan keduanya?
1. Mutasi gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point
mutation) atau mutasi kecil. Mutasi jenis ini disebabkan oleh perubahn susunan
atau urutan basa nitrogen. Pada mutasi ini, fokus lain pada kromosom tidak
terpengaruh.
Pengaruh mutasi gen dapat terlihat atau tidak
terlihat. Perubahan basa nitrogen dapat berpengaruh terhadap sifat jika terjadi
pada tempat yang tepat. Berdasarkan mekanisme perubahannya, mutasi gen dapat
dibedakan atas penggantian basa nitrogen, insersi dan delesi.
a. Penggantian basa nitrogen
Penggantian basa nitrogen adalah mutasi gen yang
terjadi akibat perubahan satu nukleotida dlam gen. Akibat perubahan satu
nukleotida tersebut, pasangan tiga basa (triplet) yang merupakan kode genetic
(kodon) akan berubah pula.
Apakah pengaruh dari perubahan satu basa ini? Pada
beberapa kasus, mutasi gen akibat pergantian basa ini tidak membawa pengaruh
apa-apa. Mengapa? Hal ini terjadi karena pada sintesis protein, satu asam amino
dapat dikodekan oleh beberapa kodon. Kodon-kodon yang berbeda, namun dapat
mengkodekan satu asam amino yang sama ini disebut kodon sinonim. Conohnya,jika
satu gen memiliki kodon UCA yang mengkodekan asam amino serin mengalami mutasi
gen akibat penggantian basa nitrogen menjadi UCG. Pada penggantian basa ini,
mutasi gen tidak berpengaruh apa-apa karena kodon UCA dan UCG sama-sama
mengodekan asam amino serin.
Pada kasus lain, penggantian basa nitrogen dapat
menyebabkan perubahan rangkaian asam amino yang dihasilkan. Hal ini terjadi
karena perubahan satu basa tersebut menghasilkan kodon yang berbeda dalam
mengodekan asam amino. Contohnya, suatu gen dengan urutan basa nitrogen UCA ACG
GAG menghasilkan urutan asam amino serinthereonin-glutamin. Adanya penggantian
basa nitrogen adenine (A) oleh sitosin (C) menyebabkna perubahan asam amino
theronin menjadi prolin. Akibatnya, urutan asam amino yang terbentuk menjadi
serin-prolin-glutamat.
Pada contoh lain, perubha satu basa nitrogen dapat
menyebabkan perubahan besar. Misalnya, perubahan basa guanine (G) pada triplet
GAG yang mengodekan asam amino glutamate, basa guanine (G) digantikan oleh basa
urasil (U) menjadi UAG. Perubahan ini menghasilkan kodon UAG yang merupakan
stop kodon, yaitu tanda dihentikannya proses translasi pada sintesis protein.
Hal ni menyebabkan berhentinya proses sintesi protein sebelum waktunya.
Perubahan urutan asam amino dan terhentinya proses
translasi sintesi protein dapat menyebabkan protein yang dibentuk rusak, tidak
aktif, bahkan berbahaya. Banyak kelainan genetic, seperti sickle-cell anemia,
buta warna, dan hemofilia merpakan hasil dari perubah beberapa basa pada gen
penting.
b. Delesi dan insersi basa nitrogen
Mutasi gen juga dapat terjadi melalui delesi dan
insersi. Delesi adalah peristiwa penghapusan atau penguranan satu basa nitrogen
pada gen. Adapun insersi adalah peristiwa penambahan satu basa nitrogen pada
gen.
Peristiwa mutasi ini memiliki pegaruh yang lebih
besar dibandingkan mutasi oleh penggantian basa nitrogen. Jika suatu gen
memiliki 300 buah urutan basa nitrogen maka akan tebentuk poliptida yang
mengandung 100 urutan asam amino. Apabila satu basa nitrogen disisipkan atau
dihilangkan di tenga-tengah urutan basa maka semua urutan basa akan berubah,
demikian juga dengan urutan asam aminonya.
Mutasi ini menyebabkan pergeseran “Pembacaan” pesan
kode genetic. Oleh karena itu, mutasi ini disebut juga mutasi pergeseran
kerangka (frameshift mutation). Satu kali mutasi ini, menyebabkan perubahan
pembacaan setiap kodon dimulai dari titik mutasi. Seringkali mutasi ini
menghasilkan protein yang tidak berguna atau rusak.
![]() |
Artikel Yang Menjelaskan Lengkap Tentang Macam-Macam Mutasi |
2. Mutasi Kromosom
Pada pembahasan sebelumnya, anda telah
mempelajarimutasi yang terjadi akibat perubahan satu atau beberapa basa
nitrogen. Pada kenyataanya, banyak mutasi yang melibatkan ratusan hingga ribuan
basa nitrogen. Mutasi jenis ini merupakan hasil pergerakan kromosm. Mutasi ii
disebut mtuasi kromosom.
Mutasi kromosom merupakan mutasi besar. Secara garis
besar, mutasi kromosom dapat dibedakan atas mutasi akibat perubahan struktur
dan jumlah set kromosom.
a. Perubahan struktur kromosom
Mutasi kromosom akibat perubahan struktur kromosom
melibatkan perubahan banyak gen dalam kromosom. Perubahan ini dapat memicu
kelainan pada individu. Perubahan struktur kromosom ini dapat terjadi melalui
delesi, duplikasi, inversi dan translokasi.
1. Delesi dan Duplikasi
Delesi terjadi jika suatu bagian atau segmen dari
kromosom hilang. Jika bagian segmen yang hilang tersebut pindah ke kromosom
homolognya, disebut duplikasi. Disebut duplikasi karena pada kromosom homolog
yang menerima pataha terhadi penggandan gen-gen.
Peristiwa delesi dan duplikasi ini dapat menyebabkan
perubahan gen hingga menimbulkan kelainan genetis. Hubungan kelainan genetis
dan peristiwa delesi kali pertama ditemukan oleh Jerome Lejeune pada tahun
1963. Ia menemukan bahwa sindrom cri du chat pada manusia disebabkan oeh
hilangnya sebagian kromosom nomor 5.
2. Inversi
Kromosom terkadang dapat terputus dalam dua tempat
dan patahan tersebut dapat tergabung kembali dalam urutan yang terbalik.
Perubahan kromosom ini disebut kromosom.
Berdasarkan letak terjadinya, inverse dapat
dibedakan menjadi inverse parasentris dan inverse perisentris. Inversi
parasentris terjadi pada satu lengan kromosom. Adapaun perisentris terjadi pada
dua lengan kromosom.
Inversi pada manusia umumnya tidak berbahaya apabila
dibandigkan delesi atau duplikasi, karena pada inverse jumlah gen dalam
kromosom tetap dan kondisinya sama.
3. Translokasi
Translokasi terjadi ketika semua atau bagian dari
satu kromosom menempel pada kromosom yang bukan homolognya. Translokasi ini
membentuk kromosom baru. Jika kromosom terjadi pada saat meiosis, beberapa
gamet akan kekurangan gen.
Seperti halnya inverse, translokasi dapat berbahaya
atau tidak berbahaya. Penderita sindrom down memiliki kromosom nomor 21 hanya
satu pertiga bagian kromosom lainnya. Bagian lain menempel pada kromosom lain
yang bukan homolognya. Beberapa jenis kanker dan kemandulan juga dapat
disebabkan oleh translokasi kromosom.
b. Perubahan jumlah kromosom
Secara normal, jumlah set kromosom makhluk hidup
selalu tetap. Semua sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom, jagung
memiliki 20 buah,dan kelinci memiliki 44 buah. Kromosom-kromosom tersebut
berpasangan dengan kromosom homolognya. Jumlah set kromosom homolog ini disebut
ploidi.
Padas el tubuh manusia (sel somatic), jumlah
kromosomnya diploid (2n), sedangkan pada sel-sel gamet jumlah kromosomnya
haploid (n). Melalui fertilisasi, sel-sel gamet akan melebur membentuk zigot
dengan jumlah kromosom diploid (2n).
Perubahan kromosom yang dapat menyebabkan mutasi
dapat terjadi melalui dua cara, yakni perubahan jumlah set kromosom dan
perubahan jumlah kromosom. Perubahan jumlah set kromosom yang mempunyai tiga,
empat atau lebih jumlaah perangkat kromosom haploid yang menjadi ciri khas spesiesnya,
disebut poliploidi. Adapun perubahan jumlah kromosom dalam satu set, disebut
aneuploidi.
1. Poliploidi
Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki jumlah
kromosom lebih dari dua saet. Saat pembentukan gamet, terkadang nukleus sel
tidak melanjutkan pembelahan meiosis II. Jika hal ini terjadi, gamet yang
terbentuk bukan gamet haploid, melainkan gamet diploid (2n). Gamet-gamet
diploid ini akan melakukan fertilisasi dengan gamet haploid (n) pasangannya dan
menghasilkan zigot triploid (3n). Peristiwa ini juga dapat menghasilkan zigot atau individu poliploidi lainnya dengan
kromosom tetraploid (4n), pentaploid (5n, lima set kromosom), dan seterusnya.
Berdasarkan prosesnya, poliploidi dapat dibedakan
atas autiopoliploidi dan allopoliploidi. Autopoliploidi adalah proses
pembentukan poliploidi dengan kromosom yang beradal dari spesies yang sama.
Adapun allopoliploidi adalah kromosom yang terbentuk berasal dari spesies yang
berbeda, hasil perkawinan antarspesies.
Poliploidi bersifat letal pada manusia dan hewan.
Akan tetapi, pada tumbuhan hal tesebut merupakan hal yang umum. Bahkan,
beberapa tumbuhan poliploidi lebih besar dan sehat dibandingkan tumbuhan
diploidnya. Tanaman gandum dan kentang yang dikembangkan dalam pertanian
merupakan tanaman poliploidi.
![]() |
Artikel Yang Menjelaskan Lengkap Tentang Macam-Macam Mutasi |
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah keadaan sel yang tidak euploidi,
terjadi perubahan jumlah satu set kromosom. Adapun euploidi adalah keadaan
ploidi yang normal. Contohnya, sel manusia memiliki 46 buah kromosom.
Perubahantersebut meliputi pengurangan kromosom atau penambahan. Aneuploidi
disebut juga aneusomi.
Terbentuknya aneuploidi terjadi karena adanya
peristiwa gagal berpisah (nondisjunction) pada kromosom saat pembentukan
spermatogenesis atau oogenesis. Gagal berpisah dapat terjadi pada meiosis I dan
II. Secara normal, pada meiosis I pasangan kromosom homolog memisah
menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya, pada meiosis II pasangan kromatid
memisah pada sel baru. Pada peristiwa gagal berpisah, terdapat pasangan
kromatid memisah pada sel baru. Pada peristiwa gagal berpisah, terdapat
pasangan kromosom dan pasangan kromatid yang melekat satu sama lain, tidak
terpisah. Akibatnya, terdapat gamet abnormal dengan kromosom berlebih dan
kurang.
Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal
dengan gamet lain, zigot yang dihasilkan juga akan abnormal. Hal ini tentunya
akan membentuk pengaruh pada individu yang dibentuknya. Jika sel memiliki
tambahan satu kromosom disebut trisomi, sedangkan jika kekurangan satu kromosom
disebut monosomi.
Terdapat bebrapa kelainan dan penyakit yang
disebabkan oleh mutasi kromosom aneuploid, di antaranya sindrom down, sindrom
Edwards, sindrom patau, sindrom klinefelter, dan sindrom turner.
a. Sindrom Down
Sindom down disebabkan oleh gagal berpisah kromosom
nomor 21 sehingga individu penderita memiliki kromosom tambaha pada kromosom
21.
Kasus trisomi 21 dapat terjadi pada sekitar 15
individu setiap 10.000 kelahiran. Pada ibu di atas 35 tahun, kemungkinan
terjadinya sindrom down pada anak yang dilahirkannya lebih tinggi dibandingkan
ibu dengan umur 20-30 tahun (Levine & miller, 1991, 223). Ibu dengan umur
20-30 tahun memiliki kemungkinan 1 dari 1000 kelahiran untuk mendapatkan anak
dengan sindrom down. Pada ibu di atas 40 tahun, kemungkinan hanya 1 dari 100
kelahiran. Jadi, pada usia berapakah sebaiknya wanita melahirkan anak?
b. Sindrom patau
Sindrom lain yang lebih langka daripada sindrom down
adalah sindrom yang disebabkan oleh aneuploidi pada autosom. Sindrom patau
adalah salah satunya. Sindrom ini disebabkan oelh trisomi pada kromosom nomor
13. Sindrom ini ditemukan oleh K. Patau pada tahun 1960. Penderita sindrom ini
memiliki ciri mata serius, kerusakan otak dan peredaran darah, serta
langit-langit mulut yang terbelah. Pada setiap 5.000 kelahiran dapat terjadi
satu kasus penderita sindrom patau. Bayi yang dilahirkan dengan sindrom ini
jarang bertahan hidup lbh dari satu tahun.
c. Sindrom Edwards
Sindrom Edwards kali pertama ditemukan pada tahun
1960 oleh I.H. Edwards. Sindrom ini disebabkan oleh trisomi pada kromosom nomor
18. Kemungkinan penderita sindrom ini adalah satu dari setiap 10.000 kelahiran.
Sindrom ini mempunyaipengaruh terhadap hampir semua organ tubuh. Seperti halnya
pada sindrom patau, jarang ada bayi dengan sindrom ini bertahan hidup hingga
satu tahun.
d. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter kali pertama ditemukan oleh H.F
Klinefelter pada tahun 1942. Sindrom ini disebabkan oleh adanya gagal berpisah
pada kromosom seks (gonosom) sehingga setelah fertilisasi dihasilkan laki-laki
dengan tambahan kromosm X menjadi XXY. Diperkirakan kejadian ini terjadi satu
dari setiap 2.000 kelahiran.
Individu dengan kromosom XXY adalah pria steril
(mandul). Badannya relative tinggi, namun tidak memperlihatkan perkembangan
pria, seperti pundak yang lebar dan pinggul yang kecil layaknya pria pada
umumnya. Memasuki masa pubertas, pada sebagian penderita terbentuk kelenjat
payudara layaknya wanita. Pria dengan sindrom klinefelter memiliki pertumbuhan
mental yang cenderung lambat. Akan tetapi, hal ini dapat sangat bervariasi pada
setiap individu.
e. Sindrom Turner
Wanita dengan sindrom turner hanya memiliki satu
kromosom seks X. Monosomi X ini ditemukan oleh H.H. Tuner pada thaun 1938.
Secara genetis, penderita sindrom ini hanya memiliki kromosom 44A+XO. Meskipun
memiliki jenis kelami wanita, ia tidak memiliki ovarium yang sempurna, steril
(mandul), ciri seksualnya tidak berkembang, dan cenderung lebih pendek.
Individu dengan sindrom turner umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang normal.
Diperkirakan kasus sindrom turner terjadi satu dari setiap 5.000 kelahiran.
Demikianlah Artikel Yang Menjelaskan Lengkap Tentang
Macam-Macam Mutasi. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Penjelasan Tentang Golongan Darah Dan Macam-Macam Golongan Darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar