https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk

Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk – Hai sahabat, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk. Yuk, langsung dibaca :

Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk
Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk


Indonesia sebagai sebuah masyarakat Majemuk adalah sebuah masyarakat Negara yang terdiri atas masyarakat-masyarakat suku bangsa yang dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional dari masyarakat Negara tersebut. Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk ini penekanan keanekaragaman adalah pada suku bangsa dan kebudayaan suku bangsa. Dalam masyarakat indonesia, setiap masyarakat suku bangsa secara turun temurun mempunyai dan menempati wilayah tempat hidupnya yang diakui sebagai hak ulayatnya yang merupakan temapt sumber-sumber daya dimana warga masyarakat suku bangsa tersebut memanfaatkan untuk kelangsungan hidup mereka. Masyarakat majemuk seperti Indonesia, buukan hanya beranekaragaman corak kesukubangsaan dan kebudayaan suku bangsanya secara horizontal, tetapi juga secara vertikal atau jenjang menurut kemajuan ekonomi, teknologi dan organisasi sosial-politiknya.

Menurut Funivall yang dikuti oleh Zulyani Hidayah (1999) masyarakat majemuk (pluras society) merupakan suatu masyarakat tang terdiri dari dua atau lebih elemen dan tatan sosial yang hidup berdampingan tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan politik. Adapun menurut Van De Berghe yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999) ciri-ciri sebuah masyarakat yang dikatakan sebagia mayarakat majemu adlah :

1. Terjadinya segmenetasi ke dalam kelompok-kelompok yangseringkali memiliki kebudayaan, atau lebih tepat sub kebudayaan, yang berbeda satu sama lain.

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer

3. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar,

4. Secara relative seringkali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lain.
5. Secara relative integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi dan

6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Menurut Clifford Geertz yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999:X-XI), anek ragam kebudayaan yang berkembang di Indonesia dapat dibagi menjadi dua tipe berdasarkan ekosistemnnya, yaitu :

Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk

1. Kebudayaan yang berkembang di “Indonesia dalam” (jawa, Bali)

Kebudayaan yang bekembang di Indonesia dalam ditandai oleh tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan sistem pengairan dan menghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah. Dengan demikian, kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah besardisertai peralatan yang relative lebih komplek itu merupakan perwujudan upaya manusia yang secara lebih berani merubah ekosistemnnya untuk kepentingan masyarakat yang bersangkutan.
2. Kebudayaan yang berkembang di “Indonesia luar” (Di luar pulau jawa dan bali)

Kebudayaan di luar jawa, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi sumatera Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang atas dasar pertanian perladangan yang ditandai dengan jarangnya penduduk yang pada umumnya baru beranjak dari kebiasaan hidup berburu ke arah hidup bertani. Oleh karena itu, mereka cenderung untuk menyesuaikan diri mereka dengan ekosistem yang ada, demi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan, kebudayaan pantai yang diwarnai kebudayaan alam, dan kebudayaan masyarakat peladang serta pemburu yang masih sering berpindah tempat. Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan masyarakat petani berpengairan adalah seperti yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali.

3. Aneka Ragam kebudayaan yang tidak termasuk ke dalam dua kategori terdahulu

H.Geertz yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999:XI) melengkapi dua kategori di atas dengan kategori ketiga,  yaitu aneka ragam kebudayaan yang tidak termasuk ke dalam dua kategori terdahulu. Kategori ketiga ini meliputi kebudayaan orang Toraja di Sulawesi Selatan, orang Dayak di pedalaman Kalimantan, orang Halmehara, Suku-duku di pedalam Seram, di Kepulauan Nusa Tenggara, Orang Gayo di Aceh, orang Rejang di Bengkulu dan Lampung di Sumatera selatan. Pada umumnya kebudayaan mereka itu berkembang di atas sistem pencaharian perladangan ataupun penanam padi di ladang, sagu, jagung, maupun akar-akaran.

Pada zaman Hindia-Belanda masyarakat Indonesia digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan penjajah Belanda yang menepati tingkat pertama, kedua adalah golongan Minoritas Cina, dan ketiga adalah golongan pribumi. Hasil penelitian C. Van Vollenhoven menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 19 lingkungan adat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang kemudia diperbaharui oleh B. Ter Haar menjadi 24 lingkungan adat. Di Seluruh indonesia tercatat kurang lebih 656 suku bangsa dengan bahasa lokal sekitar 300 macam.

Nasikum mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pluralism masyarakat indonesia :

1. Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas 13.667 Pulau yang terserak di suatu darah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan. Faktor ini merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralistis suku bangsa di Indonesia.

2. Kenyataan bahwa Indonesia terletak diantara samudera Indonesia dan saumdera pasifik. Kenyataan letak yang demikian ini sangat mempengaruhi terciptanya pluralistis agama di dalam masyarakat Indonesia melalui pengaruh kebudayaan bangsa lain, yang menyentuh masyarakat Indonesia.

3. Iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama diantara berbagai darah di kepulauan nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan pluralistis regional di indonesia. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi yang dapat menciptakan lingkungan ekologis yang berbeda di Indonesia, yakni daerah pertanian sawah. Perbdaan antara Jawa dan luar jawa di dalam bidang kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. (Suriakusumah, 199:718).

Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk
Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk


Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk

Berbagai kenyataan di atas melahirkan struktur sosial yang bersifat horizontal dan vertikal yang sangat kompleks pada masyarakat indonesia. Sangat rasional sekali bila Indonesia selalu menghadapi permasalahan konflik antaretnik, kesenjangan sosial, dan sukar sekali terjadinya integrasi secara permanen. Hambatan demikian semakin nampak dengan jelas, jika diferensiasi sosial berdasarkan ukuran suk bangsa sanga bersingkungan dengan ukuran lain seperti agama, kelas, ekonomi, dan bahasa. Diferensiasi sosial yang melingkupi struktur sosial kemajemukan masyarakat indonesia adalah :

1. Diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custome differentiation) hal ini karena perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa.

2. Diferensiasi yang disebabkan oleh structural, hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk mengakses ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kesenjangan sosial diantara etnik yang berbeda.

Menurut Josseln de Jong, yang diktuip oleh Zulyani Hidayah (1999: XI-XIII) Keberagaman budaya yang tersebar di Indonesia memiliki landasan pemikiran, yaitu :

1. Bahwa pada masa lampau masyarakat Indonesia itu terdiri dari beberapa persekutuan yang berlandaskan ikatan kekrabatan yang menganut garis keturunan secara unilineal, baik melalui keibuan maupun kebapakan.

2. Diantara persekutuan kekerabatan itu terjalin hubungan kawin secara tetap, sehingga terjelma tata hubunan yang mendudukan kelompok kerabat pemberi pengantin wanita lebih tinggi daripada kedudukan kelompok kerabat yang menerima pengantin wanita.

3. Seluruh kelompok kekerabatan yang ada baisanya terbagi dalam dua puluh masyarakat yang dikenal dengan istilah antropologis “moiety” yang satu sama lain ada dalam hubungan saling bermusuhan maupun dalam berkawan, sehingga nampaknya persaingan yang diatur oleh adat.

4. keanggotaan setiap individu, karenanya bersifat ganda dalam arti bahwa setiap orang bukan hanya menjadi anggota kelompok kerabat yang unilineal, melainkan juga anggota kesatuan paruh masyarakat.

5. Pembagian masyarakat dalam dua paruh masyarakat itu mempengaruhi pengertian masyarakat terhadap isi semesta ke dalam dua kelompok yang seolah-olah saling mengisi dalam arti serba dua yang dipertentangkan dan sebaliknya juga saling diperlukan adanya.

6. Akibatnya jjuga tercermin dalam sistem penilaian dalam masyarakat yang bersangkutan. Ada pihak yang baik dan sebaliknya ada pula pihak yang jahat atau buruk

7. Seluruh susunan kemasyarakatan itu erat dihubungkan dengan sistem kepercayaan masyarakat yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan kompleks totemisme yang didominasi dengan upacara-upacara keagamaan dalam bentuk rangkaian upacara inisiasi dan diperkuat dengan dongeng-dongenng baik yang berupa kesusasteraan ataupun tradisi lisan.

8. Sifat serba dua tjuga tercermin dalam tata susunan dewa-dewa yang menjadi pujaan masyarakat yang bersangkutan. Walaupun dikenal lebihdari dua dewa, mereka menggolongkan ke dalam dua glongan dewa baik dan dewa buruk. Dewa yang tergolong buruk biasanya mempunyai anggota masyarkat dewa yang mewakili golongan atas dan dipuja.

9. Tata susunan masyarakat dewa itu ternyata mempengaruhi tata susunan kepemimpinan masyarakat dalam kehidupan politik yang seringkali merupakan pencerminan tentang kepercayaan yang berpangkal pada kehidupan dewata.

Kemajemukan dan heterogenitas masyarakat Indonesa haruslah dikembangkan sebuah model keberagaman budaya sehingga tidak menimbulkan konflik-konflik akibat perbedaan yang ada. Berubahnya cara pikir dalam mengambil kebijaksaan politik khususnya berkaitan dengan bduaya sangat penting untuk menerapkan prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi asas persamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Demikianlah Artikel Tentang Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Kebudayaan Nasional Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    4 minggu yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...