https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan

Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas tentang Faktor internal yang memengaruhi Pertumbuhan dan perkembangna. Yuk, langsung dibahas.

Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


- Faktor internal

Faktor Internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat dibedakan atas faktor Intraseluler dan faktor interseluler. Faktor intraseluler adalah faktor dari dalam sel, berupa gen yang memengaruhi sifat tumbuhan dan memberikan potensi bagi tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Adapun faktor intraseluler adalah faktor dari luar sel (tetapi masih dalam tumbuhan tesebut), berupa zat tumbuh atau disebut juga hormone. Kali ini akan dibahas lebih dalam mengenai faktor intraseluler yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Adapun faktor intraseluler tidak dibahas lebih dalam karena sudah tercakup dalam bahasan pola pewarisan sifat.

Para ahli botani telah mengetahui bahwa satu bagian tumbuhan dapat memengaruhi tumbuhan lain. Contohnya, menghilnagkan ujung pucuk umumnya merangsan pertumbuhan tunas ketika daun; biji biasanya berkecambah lebih cepat jika dipisahkan dari buahnya. Pengaruh ini sering dikaitkan dengan hormone tumbuhan atau zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organic yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.

Terdapat lima kelompok hormone, yaitu auksin, Giberelin, sitokinin, asam absisat, dan gas etilen. Kelima jenis hormone tersebt memiliki kelebihan dan pengaruh yang berbeda-beda terhadap sel-sel pada jaringan. Misalnya, auksin dapat merangsang pembesaran sel, sedangkan sitokini dapat merangsang pembelahan sel.

Hormon tumbuhan tidak spesifik seperti hormone hewan. Bahkan mungkin tidak ada satu fase pertumbuhan tumbuhan yang hanya dipengaruhi oleh satu jenis hormon. Pengaruh hormone tumbuhan tidak spesifik dan dipengaruhi oleh hormon dan molek lain.

a. Auksin
Sekitar tahun 1880, Charles Darwin dan Putranya Francis Darwin, melakukan penelitian awal tentang fototropisme. Fototropisme adalah pertumbuhan tumbuhan menuju sumber cahaya. Darwin mencoba mengungkap pertanyaan mengapa tumbuhan tumbuh menuju sumber cahaya. Mereka meniliti koleoptil rumput kenari (Phalaris Canariensis) dan gandum (Avena Sativa). Mereka menyimpulkan bahwa pertumbuhan koleoptil menuju cahaya dikendalikan oleh koleoptil.

Adapun pada tahun 1926, Frits Went, Seorang peneliti dari Belanda memodifikasi penelitian Boysen-Jensen dan berhasil mengekstrak zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput. Zat tumbuh atau hormone ini diber nama auksin. Secara kimiawi, auksin ini bernama indolacetic acid (IAA). Setelah banyak penelitian tentang hormon, diketahui bahwa IAA ditemukan pada banyak tumbuhan.

IAA Merupakan salah satu senyawa auksin alam. Terdapat beberapa auksin alami lain yang ditemukan pda tumbuhan, yyaitu 4-Chloro-IAA dan Phenylacetic acid, namun, mereka lbh tidak aktif dibandingkan IAA. Selain auksin alami, terdapat juga auksin sintetis, yakni 2,4 D (2,4 Dichlorophenoxyacetic acid) dan NAA (Naphthaleneacetic acid).

IAA Bergerak melalui sel-sel parenkim di korteks dan jaringan pembuluh. Pada batang, IAA bergerak secara basipetal, artinya IAA bergerak menuju dasar, bahkan jika batang dibalikkan. Pada akar, IAA bergerak secara akropetal, artinya bergerak menuju pucuk. 

Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Merangsang pemanjangan sel pada kecambah rumput dan tumbuhan herbal. Penyebaran auksin pada batang tidak merata sehingga daerah dengan banyak auksin mengalami pemanjangan sel dan membuat batang membengkok.
2. Merangsang pembentukan akar.
3. Merangsang pembentukan buah dan biji.
4. Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh sehingga merangsang pertumbuhan diameter batang
5. Merangsang absisi (pengguguran daun)
6. Berperan dalam dominasi apikal, yaitu keadaan pertumbuhan batang terus ke atas dan tidak menghasilkan cabang. Jika ujung batang dipotong, dominasi aptikal akan hilang dan tumbuhan menghasilkan cabang dari tunas ketiak.

Auksin merangsang pemanjangan sel pada konsentrasi tertentu. Rentang konsentrasi ini berbeda pada akar dan batang. Jika konsentrasi auksin terlalu tinggi, pemanjangan akar dan batan akan terhambat. Karena hal itu, auksin konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai herbisida.

Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


b. Giberelin
Setelah penelitian Frits Went dipublikasikan, para ahli botani jepang pada tahun 1926 mulai melakukan penelitian yang mengungkap adanya hormon tumbuhan baru, giberelin. Ewiti Kurosowa dan rekan-rekannya  meneliti tanaman padi (Oryza Sativa) yang terkena penyakit Foolish Seedling. Penyakit ini menyebabkan tanaman pucat dan luar biasa panjang. Diduga disebabkan infeksi jamur Gibberella Fujikuroi.

Akhirnya E. Kurosawa berhasil mengisolasi zat yang dihasilkan jamur Gibberella yang menyebabkan penyakit terseebut. Zat ini dinamakan Giberelin. Lebih dari delapan jenis Giberelin telah didapatkan dari berbagai jamur dan tumbuhan. Penamaan Giberelin disingkat GA  (Gibberellic Acid) dan diberi nomor. Contohnya, GA3 adalah Giberelin yang didapat dari jamur Gibberella Fujikuroi dan paling banyak dipelajari.

Giberelin terdapat pada tumbuhan angiospermae, gymnospermae, lumut, tumbuhan paku dan jamur. Dalam Angiospermae, Giberelin terdapat pada biji muda pucuk batang, ujung akar, dan daun muda. Giberelin ditransportasikan ke seluruh bagian tumbuhan melalui xylem dan floem.
Terdapat beberapa pengaruh Giberelin terhadap tumbuhan, yaitu :
1. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel.
2. Merangsang perkecambahan Biji dan memecah gormansi biji.
3. Merangsang perbungaan dan pembentukan buah.

c. Sitokinin
Pada tahun 1940, ahli Botani Johannes Van Overbeek melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa embrio tanaman tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air buah kelapa. Air buah kela tersebut merupakan cairan endospermae buah kelapa yang banyak mengandung asam nukleat. Kemudian pada tahun 1950, Folke Skoog dan siwanya, Calos Miller mencampurkan DNA sperma ikan hering pada kultur jaringan tembakau. Sel-Sel kultur jaringan tersebut mulai membelah diri.

Setelah sekian lama melakukan percobaan, Skoog dan Miller berhasil mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel. Zat ini dinamai kinetin. Adapun kelompok zat kinetin ini disebut Sitokinin karena zat tersebut merangsang pembelahan sel (sitokinesis).

Selain kinetin, ditemukan juga sitokini lain, seperti zeatin (dari jagung), zeatin ribosida, dan BAP (6-Benzilaminopurin). Sitokini diisolasi dari tumbuhan angiospermae, gymnospermae, lumut dan tumbuhan paku. Pada angiospermae, sitokinin banyak terdapat pada biji, buah dan daun muda. Sitokinin ditransportasikan melalui xylem, floem, dan sel parenkim.

Sitokinin memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
1. Bersama auksin mengatur pembelahan sel, pembentukan sistem tajuk dan sistem akar.
2. Merangsang pembelahan sel dan pembesaran kotiledon
3. Memengaruhi organogenesis (pembentukan organ)
4. Menghambat kerusakan klorofil pada daun gugur
5. Merangsang pembentukan tunas batang.

d. Gas Etilen

Etilen merupakan hormon tumbuhan pertama dalam bentuk gas. Jika buah jeruk yang sudah matang disatukan bersama buah pisang, buah pisang tersebut amtang lebih cepat karena jeruk mengeluarkan gas etilan. Penemuan hormone ini pada tumbuhan kali pertama diungkapkan oleh R.Gane pada 1934.
Etilen dibuat tumbuhan dan menyebabkan pematangan yang lebih cepat pada banyak buah, termasuk pisang. Pembentukan gas etilen memerlukan 02 dan dihambat oleh co2.

Semua bagian tumbuhan angiosperma dapat menghasilkan gas etilen. Pembentukannya terutam terjadi di akar, mersitem apikal pucuk, modus, bunga yang gugur dan buah matang. Gas etilen memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, diantara sebgai berikut:
1. Pematangan buah. Para pedagang sering menyimpan buah dalam wadah yang diberi gas CO2 pada saat pengiriman agar buah lebih lama matang dan matang setelah sampai tujuan. Terkadang pedagan memeram buah matang dengan buah yang baru agara cepat matang.
2. Gas Etilen menghambat perbungaan pada banyak tumbuhan. Akan tetapi, pada bebrapa jenis tumbuhan, gas etilen merangsang perbungaan. Contohnya pada pohon mangga dan nanas.
3. Merangsang Absisi (penguguran daun).
4. Bersama Giberelin menentunkan ekspresi organ kelamin tumbuhan, contohnya pada mentimun.

Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


e. Asam Absisat
Penemuan berbagai hormone tumbuhan memberikan jalan baru untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan. Para ilmuwan menduga bahwa ada zat atau hormon tumbuhan lain yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Pada sekitar 1940-an Torsten Henberg dari Swedia melaporkan adanya zat inhibitor (Penghambat) yang mencegah efek IAA terhadap dominasi tunas kentang. Hemberg memberi nama zat penghambat ini dormin, karena pengaruhnya terhadap dormansi tunas.

Pada awal tahun 1960, Philip Woreing meneliti temuan Hemberg. Ia melaporkan bahwa pemberian Dormin dapat menginduksi dormanis. Pada waktu yang sama, F.T Addicott menemukan zat yang merangsang absisi buah tanaman kapas. Ia memberi nama zat ini abscisin. Para ahli botani terkejut mengetahu bahwa dormin dan abscisin adalah zatt yang sama. Zat inikemudian diberi nama asam absisat atau ABA.

Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidakpada lumut hati. ABA bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xylem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat ABA sintentik. ABA memiliki beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya sbb :
1. Mengatur dormansi tunas dan biji
2. ABA memiliki pengaruh yang berlawanan dengan hormon tumbuhan lain. Misalnya ABA menghambat produksi amylase pada biji yang diberi giberelin. ABA juga menghambat pemanjangan dan pertumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
3. Menyebabkan penutupan stomata
4. Meskipun ABA menghambat pertumbuhan, tetapi tidak bersifat racun terhadap tumbuhan.


Demikianlah Faktor Internal yang memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Penjelasan Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Skunder

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    6 bulan yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...