Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa
Dan Penjabarannya - Hai sahabat, pada artikel kali ini kita akan membahas
tentang pengertian bahasa dan penjabarannya. Yuk, langsung dibahas :
Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya |
Setiap hari kalian pasti menggunakan bahasa. Cara
kalian dalam berbahasa dapat menunjukkan kepribadian kalian. Berbahasa dengan
baik dan benar dapat mempermudah dan memperlancar kalian dalam berkomunikasi.
Bahasa merupakan salah satu unsure dari 7 unsur kebudayaan
universal. Suatu kenayataan dan pengalaman bahwa dalam setiap masyarakat
manusia selalu terdapat bahasa yang cukup rumit susunnanya. Dapat dikatakan
juga bahwa bahasa bersifat simbolis atau perlambangan. Artinya suatu perkatan
mampu melambangkan arti apapun, walaupun hal atau barang yang dilambangkan
artinya oleh kata itu tidak hadir. Orang tua dapat menjelaskan secara mendetail
sekali kepada anak-anaknya mengenai sifat-sifat ular, memerinci panjangnya,
besarnya dan warnanya, bentuknya dan cara-cara bergerak. Menunjukkan
tempat-tempat dimana anaknya mungkin menemukan ular dan menerangkan kepadanya
bagaimana menghindarkannya. Jadi tanpa pernah melihat ular, anak dapat
menyimpan keterangan lisan itu di dalam ingantanya. Saat sang anaak ketemu
ular, ia mungkin teringat akan kata yang menjadi perlambang untuk binatang itu
dan keterangan yang berhubungan dengan itu dan dengan demikian menjauhkan diri
dari bahaya.
Anak memahami bahasa yang dicuapkan orangtuanya
ketika bercerita tentang ular. Kalian memahami bahasa yang diucapkan orang
lain, dan menjawabnya dengan bahasa yang dipahaminya pula, sehingga percakapan
itu berkembang dan penuh makna. Menurut Chris Baker (2005) bahasa lebih
tepatnya bersifat konstitutif terhadpa nilai, makana dan pengetahuan. Artinya
bahasa memberi makna pada benda-benda material dan praktik-praktik sosial,
menjadikan benda-benda dan praktik-praktik itu dapat kita pahami serta
menghadirkannya pada diri kita dalam batasan yang digariskan oleh bahasa. Bahsa
mengkonstruksi makna. Lewat strukturnya, bahasa menentukan makna-makna mana
saja yang bisa atau tidak bisa dipakai dalam kondisi tertentu oleh
subjek-subjek pengguna bahasa.
Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya |
1. Struktualisme
Saussure adalah seorang tokoh yang berhasil
menjelaskan pemunculan makna dan referensi pada suatu sistem perbedaan yang
tersetruktur dalam bahas,a oleh karena itu ia dianggap sebagai tokoh pendiri
strukturalisme. Saussure menyelidiki aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang
mengatur bahasa (langue), dan bukan penggunaan khudus dan ujaran-ujaran yang
dipakai sehari-hari (parole). Strukturalisme pada umumnya lebih tertarik pada
struktur-struktur bahasa daripada pemakaan aktualnya (Chris Baker, 2005: 90).
Menurut Saussure yang dikutip dari buku Chirs Baker
(2005: 90-92), bahasa mengandung sebuah sistem pemaknaan yang terdiri dari
serangkaian tanda (signs) yang dianalisis menurut bagian-bagian penyusunnya,
yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk-bentuk
dan medium yang diambil oleh suatu tanda, seperti sebuah bunyi, gambar atau
coretan yang membentuk kata di suatu halaman. Sedangkan petanda adalah konsep
dan makna-makna. Hubungan antara petanda dan penanda bersifat tidak pasti,
dalam arti harus selalu demikian. Pengaturan hubungan antara pedanda dan
penanda bersifat arbitrer, sehingga binatang yang biasa kita sebut sebagai
“Kucing” misalnya bisa saja diwakili oleh penanda yang lain, seperti kuda atau
meja.
Menurut Saussure seperti yang diktup dari buku Chris
Baker (2005: 90-92), makna diproduksi lewat proses seleksi dan kombinasi
tanda-tanda menurut sumbu sintagmatis dan paradigmatic. Sumbu sintagmatis
tersusun dari kombinasi linear tanda-tanda yang membentuk kalimat sedangkan
paragdimatis menunjuk pada medan tanda (misalnya sinonim) yang darinya bisa
dipilih tanda yang manapun. Makna terakumulasi seiring sumbu sintagmatis,
sedangkan seleksi dari medan paradigmatic bisa mengubah makna pada titik
manapun dalam suatu kalimat.
Pada sumbu paradigmatic, pemilihan antara pejuang
kemerdekaan dengan teroris akan menghasilkan perbedaan makna yang signifikan.
Hal itu mengubah bagaimana kita memahami karakter dari pelaku dan akan
memengaruhi kombinasi di sumbu sintamatis karena berdasarkan konvensi dan
meskipun sebenarnya secara gramatikal bisa dibenarkan, pemilihan kata “Teroris”
tidak akan dikombinasikan dengan kata “membebaskan.”
Karakter arbitrer hubungan penanda – petanda
menunjukkan bahwa makna itu mengalir secara cultural dan historis bersifat
spesifik, tidak bersifat tetap dan khusus. Fakta bahwa “Teroris” dan
“Pembebasan” merupakan suatu kombinasi yang langka juga menunjukkan bahwa makna
itu diatur di bawah kondisi-kondisi sosial – historis yang khas. Culleh dalm
buku Chris Baker (2005:91) mengungkapkan “Karena sifatnya yang arbitrer, maka
tanda sepenuhnya berada di bawha pengaruh sejarah dan kombinasi dari suatu
penanda dan petanda pada suatu saat tertentu merupakan akibat dari proses
sejarah.”
Strukturalisme berpendapat bahasa memiliki kode-kode
cultural. Salah satu contohnya adalah organisasi dan regulasi warna ke dalam
kode cultural lampu lalu lintas. Menurut Saussure yang dikutip dari buku Chris
Baker (2005:92), warna merah baru mempunyai makna dalam relasi perbedaan antara
mera,hijau, biru dan lain-lain. Tandatanda ini kemudian diatur menjadi suatu
urutan yang bisa memunculkan makna melalui konvensi-konvensi penggunaanya dalam
konteks tertentu. Maka lampu litnas hijau memakai “Merah” untuk berhenti, dan
“Hijau” untuk menandakan terus. Ini adalah kode cultural yang untuk sementara
waktu menetapkan hubungan antara warna-warna dan makna. Di sini tanda telah
dijadikan kode-kode yang dialamiahkan. Makna terasa begitu gambling. (Kita tahu
kapan harus berhenti atau terus). Para penganut strukturalisme sering juga
disebut dengan pendkung esensialisme.
Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya |
2. Pasca Strukturalisme
Pasca Strukturalisme menolak gagasan tentang adanya
struktur dasar yang memunculkan makan. Bhasa bukanlah sesuatu yang otonom,
terlepas dari hubungan antarteks. Menurut Pasca strukturalisme makna selalu
tertunda dan berada dalam proses. Makna tekstual bersifat labil dan tidak bisa
dikurung dalam sebuah kata, kalimat atau teks tertentu. Makna tidak memiliki
sumber orisinalitas tunggal melainkan merupakan hasil hubungan-hubugan
antarteks yang disebut intertekstualitas.
Pasca strukturalisme menggagas bahwa makna hanya ada
di dalam tanda, tidak ada makna di luar tanda yang merupakansuatu bentuk
“Representasi” grafis. Menurut Derrida yang dikutip dari buku Chris Baker (2005
: 99), dalam konteks ini, tulisan berada pada pangkal asal mula makna. Tulisan
adalah Arche writing yang bermakna tulisan selalu merupakan bagian dari luar
teks dan teks turur membentuk apa yang ada di luarnya. Manusia tidak akan bisa
berpikir tentang pengetahuan dan kebenaran dan kebudayaan tanpa adanya tanda
atau tulisan. Tulisan adalah jejak permanen yang selalu sudah ada sebelum
persepsi menyadari dirinya.
Menurut Derrida dikutip dari buku Chris Baker (2005:
100), makna terlahir melalaui penanda, bukan dari referensi dengan sebuah objek
yang independen. Makna tidak mungkin bisa tetap dan baku. Kata-kata selalu
mengandung banyak makna, yang di dalamnya terdapat pula jejak atua guna
makna-makna lain yang berasal dari kata-kata lain (yang berhubungan) dalam
konteks yangberhubungan. Bahasa bersifat non representasional dan makna secara
inheren bersifat tidak stabil dan karenanya selalu berada daam
pergeseran.Derrida memperkenalkan differance untuk memahami makna kata-kata
dari suatu bahasa. Difference berasal dari kata difference dan deferral
Difference berarti perbedaan, sedangkan defferel berarti penundaan. Produksi
makna yang terjadi dalamproses pemaknaan selalu mengalami perbedaan dan
penundaan.
Derrida yang dikutip dari buku Chris Baker (101),
memberi contoh kartu pos yang sudha diberi motif tertentu. Menurutnya kartu pos
bisa saja salah sasaran. Kartu pos bisa sampai pada seseorang dan menghasilkan
makna-makna yang sama sekali berbeda dari apa yang dimaksudkan. Bisa saja
karena salah sasaran, makna yang sesungguhnya digantikan oleh makna yang
beredar tanpa sumber atau tujuan yang sepenuhnya pasti. Nalar tidak mampu
memastikan dan mendefinisikan secara permanen makna dari sebuah konsep. Oleh
karena itu makna dari setiap tanda dan kata selalu mengalami perbedaan dna
penundaan dalam proses pemaknaan oleh orang-orang yng berbeda. Ajaran yang
demikian menyebabkanpara penganut pasca strukturalisme disebut pendukung
antiesensialsme.
Demikianlah
Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya. Smoga
bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Unsur-Unsur kebudayaan dan Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan
Tag : Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya , Artikel Tentang Penjelasan Lengkap Pengertian Bahasa Dan Penjabarannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar