Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok Sosial Dalam
Sosiologi – Hai sahabat, pada artikel sosiologi kali ini kita akan membahas
tentang Hubungan Antar Kelompok sosial. Yuk, langsung dibahas.
Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok Sosial Dalam Sosiologi |
Salah satu penyebab utama terjadinya dinamika
kelompok adalah hubungan antarkelompok. Hubungan antarkelompok dapat terjadi
dua kelompok sosial atau lebih. Secara umum, hubungan antarkelompok mengarah ke
dua kemungkinan, yaitu asosiati atau disosiatif.
Ini tari pembicaraan kita akli ini tertuju kepada
hubungan anarkelompok yang memiliki perbedaan status sosial, ras, etnik atau
agama. Sebab, keempat tipe kelompok itulah yang memiliki ciri-ciri khusus dalam
hubungan antarkelompok. Dalam satu kelompok suatu kebudayaan yang dominan akan
memengaruhi bentuk hubungan antarkelompok di suatu masyarakat. Penelitan yang
diadakan di medan dan Bandung oelh Edward M. Bruner menunjukkan hal itu. Kota
Medan adalah amsyaraakt Multikultural yang terdiri dari kelompok-kelompok etnik
tanpa ada satu pun kebudayaan mayoritas (dominan). Keadaan ini membuat
persaingan antarkelompok demikian ketak yang terkadang mengakibatkan hubungan
sosial mengalami ketegangan. Hubungan yang terjadi didasari kepentingan yang
berkembang secara rasional. Setiap kelompok termotivasi untuk berprestasi dan
menguasai sumber daya-sumber daya dalam masyarakat. Berbeda dengan kota bandung
yang memiliki kebudayaan mayoritas, yaitu Sunda. Kebudayaan sunda mendominasi
hubungan antarkelompok yang ada disana, sehingga kelompok pendatang harus
menyesuaikan diri dengan kebduayaan yang sudah ada. Keadaan ini menghasilkan
hubungan yang serah dan relative tanpa gejolak. Namun, potensi konflik tetap
ada walaupun dalam bentuk yang relative kecil dan terselubung seperti gossip
atau pegunjingan di kelompok pendatang.
Kelompok minoritas dapat terjadi juga karena suatu
bangsa menganeksasi (menjajah) bangsa lain. Bangsa-bangsa di Asia dan AFRIKA
SEBELUM tahun 1945 banyak yang dijajah oleh bangsa-bangsa eropa. Mereka menjadi
kelompok minoritas di negerinya sendiri sebelum merdeka. Bangsa-bangsa yang
terjajah secara politik, sosial dan ekonomi dikendalikan oelh bangsa penjajah.
Kekayaan alam mereka dikuras untuk kemakmuran negeri penjajah, selam penjajahan
masing berlangsung nasib mereka tidak lebih dari sebagai kaum minoritas.
Negara-negara eropa yang telah menjajah asia dan Afrika selama 1400-an hingga
1900-an, antara lain Belgia, Perancis, Inggris, Portugal, Belanda , dan
spanyol.
Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok Sosial Dalam Sosiologi |
Nasib kelompok minoritas kadanng-kadang lebih buruk
lagi. Para pendtang tidak cukup hanya mendominasi kelompok minoritas, tetapi
juga mengusir mereka dari wilayahnya sendiri. Seperti kedatangan orang kulit
putih yang kemudian mengusir orang-orang Indian Cherokee dan memindahkan mereka
ke tempat reservasi di Oklahoma. Bahkan, lebh dari itu, tidak jarang kelompok pendatang
yang ingin menamankan dominasinya dengan sistematiks melakukan pembantaian
etnis (genocide). Nasib buruk kaum minoritas yang dibasmi oleh pendatang juga
terjadi di Amerika Serikat, yaitu pembunuhan terhadap bangsa Indian (Penduduk
asli benua Amerika) oleh kulit putih yang datang mendominasi. Sejarah kekjaman
Nazi yang membunuh sekitar enam juta orang Yahudi juga merupakan bentuk
genocide lainnya.
Kelompok mayoritas tidak harus berarti jumlahnya
lebih banyak. Walaupun jumlahnya sedikit, sebuah kelompok dapat dikatakan
sebagai mayoritas jika memiliki pengaruh lebih besar terhadap kelompok lain.
Kelompok mayoritas memiliki kekuatan lebih besar
sehingga menguasai kelompok minoritas. Kekuatan atau keunggulan kelompok bisa
disebabkan oleh ciri-ciri fisik, ekonomi, budaya atau perilaku, sedangkan
kelompok minoritas dianggap tidak unggul atau lebih rendah daripada kelompok
mayoritas. Akibat adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh, kelompok minoritas
memperoleh perlakuan Ekspolitatif dan diskriminatif dari kelompok mayoritas. Di
samping itu, hubungan antarkelompok juga diwarnai ciri-ciri khusus dalam bentuk
eksploitasi, diskriminasi, difusi, akulturasi, segregasi, paternalisasi,
pluralisme, integrasi dan asimilasi. Berikut ini, diuraikan ciri-ciri hubungan
antar kelompok:
1. Eksploitasi
Keunggulan dalam hal ciri-ciri fisik pernah
mengakibatkan eksploitasi kelompok orang kulit putih terhadap orang kulit hitam
di berbagai belahan dunia. Bentuk eksploitasi itu berupa perbudakan. Pada saat
ini, keunggulan ekonomi dan budaya yang banyak menyebabkan terjadinya dominasi
kelompok mayoritas terhadap minoritas. Masyarakat maju yang kuat secara ekonomi
cenderung menguasai masyarakat miskin. Fenomena itu tampak dengan jelas pada
hubungan antara kelompok Negara-negara maju dengan Negara-negara terbelakang.
Apabila secara ekonomi sudah dominan, pada umumnya aspek budayapun akan
dominan.
2. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda dialami
seseorang atau sekelompok orang mengenai hal-hal tertentu. Misalnya, secara
fisik kaum wanita dianggap lemah dan emosional dibandingkan dengan kamu pria.
Keadaan ini membuat kaum wanita mengalami diskriminasi tidak hanya dialami
kelompok wanita, tetapi juga penderita cacat, penderita penyakit AIDS, penganut
agama, atau etnik tertentu.
Diskriminasi dapat dialami oleh individu, dapat pula
dialami oleh kelompok sosial. Penderita AIDS yang dikucilkan masyakat atau
dikeluarkan dari pekejaan adalah diskriminasi terhadap individu, sedangkan
kebijakan kelompok sosial (organisasi atau Negara) yang hanya menguntungkan
kelompok tertentu dan merugikan kelompok lain adalah bentuk diskriminasi
kelompok terhadap kelompok sosial lain.
3. Segregasi
Segregasi meruapakan pemisahan kelompok sosial
berdasarkan tradisi atau hukum. Kelompok yang mengalami perlakuan ini biasanya
berbeda dalam hal asal-usul etnik, agama, kesejahteraan, atau kebudayaan.
Segregasi dapat terjadi dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya,
dalam hal memperoleh perumahan, pendidikan, pekerjaan dan penggunaan berbagai fasilitas
umum (sarana transportasi, rumah makan dan lain-lain).
Salah satu wujud segregasi yan ada di indonesia
adalah rintangan perkawinan antarsuku dan antarkelompok sosial. Beberapa suku
di Indonesia masih melarang terjadinya perkawinan anatarsuku, misalnya
masyarakat Batik tradisional.
Demikian juga halangan perkawinan antara kelas
sosial yang berbeda. Misalnya, orang kaya cenderung menikahkan anaknya dengan
sesama orang kaya.
Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok Sosial Dalam Sosiologi |
4. Difusi
Tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar
terisolasi sehinggatidak pernah berhubungan dengan masyarakat lain. Pada saat
terjadi kontak itulah terjadi proses saling meminjam unsure budaya. Dengan cara
demikian, akhrinya unsure-unusr dan pola-pola budaya cenderung menyebar dari
satu masyarakat ke masyarakat lainnya.. Proses penyebaran unusr dan pola
kebudayaan seperti ini disebut difusi. Ada dua macam difusi, yaitu difusi
intramasyarakat, dan difusi antarmasyarakat. Difusi Intramasyarakat terjadi
bila unsure kebudayaan yang tersebar bersal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan
difusi antarmasyarakat terjadi bila ada kontak antara suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.
Dinamika sosial pada umumnya terjadi akbat adanya
difusi. Difusi berlangsung secara dua arah, saling memberi dan saling menerima.
Namun, umumnya masyarakat dengan teknologi lebih sederhanalah yang lebih banyak
menyerap unsure budaya dari masyarakat yang lebih maju. Demikian pula, kelompok
sosial berstatus rendah lebih banyak menyerap unsure budaya dari kelompok
sosial berstatus tinggi. Difusi disertai seleksi dan modifikasi. Jadi, unsure
budaya yang diserap tidak selalu sama persis dengan aslinya. Dengan bantuan
teknologi komunikasi dan sarana transportasi yang telah berkembang maju seperti
sekarang ini, proses difusi tidak harus melalui kontak langsung dengan sumber
aslinya.
5. Asimilasi
Kontak budaya juga terjadi melalui perpindahan orang
dari suatu masyarakat ke masyarakat lain sehingga menimbulkan proses asimilasi.
Asimilasi terjadi bila kebudayaan masyarakat yang didatangi bersifat dominan.
Dalam keadaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-tradisi yang dibawa dari
kelompok kebudayaan yang mendominasi. Oleh karena itu, proses asimilasi membuat
kelompok minoritas menjadi lebur karena anggota-anggota kelompok kehilangan
beberapa ciri budayanya. Sementara itu, masyarakat yang didatangi menerima
unsure-unsur baru dalam kebuayaanya. Unsur baru hanya memperkaya variasi, namun
dapat pula menjadi penyebab perubaahan yang cukup nyata di masyaraakt.
6. Akulturasi
Pada saat pertama kali terjadi kontak antara dua kelompok
sosial yang memiliki kebudayaan berbeda dan kemudan terus-menerus berhubungan,
terjadilah pertukaran unsure-unsur kebudayaan itu. Proses ini disebut
akulturasi. Akulturasi juga terjadi jika suatu bangsa menjajah atau menaklukan
bangsa lain. Hubungan perdagangan juga mengakibatkan akulturasi. Dalam
akulturasi, kecuali terjadi penyerapan unsure-unsur budaya juga terjadi
percampuran unsure-unsur budaya. Unsur yang sering bercampur antara lain
bahasa, cara dan model busana, tarian, music, resep makanan, dan berbagai
peralatan. Misalnya kita sebagai orang indonesia telah lama menyerap unsure
budaya dalam bentuk model berpakaian ala dunia islam dan ala barat, begitu juga
dengan bahasa indonesia yang banyak menyerap dari berbagai bahasa lain
(sanskerta, Belanda, Arab, Cina, Inggris, dan lain-lain).
Melalui akulturasi, bagian-bagian tertentu dari
salah satu atau kedua kebudayaan kelompok sosial yang membaur terjadi
perubahan. Akan tetapi, keberadaan kelompok-kelompok sosial itu masih berbeda
nyata. Disinilah perbedaan antara akulturasi dengan asimilasi, karena dalam
asimilasi salah satu kelompok sosial menjadi bagian dari kelompok lainnya dan
identitasnya hilang.
Dalam akulturasi, unsure-unsur budaya asing yang
mudah diserap biasanya memiliki ciri-ciri mudah dipakai, sangat bermanfaat dna
mudah disesuaikan dengan kondisi setempat. Misalnya, peralatan tulis-menulis,
komunikasi, transportasi, sarana pertanian dan mata pencaharian hidup lainnya.
Unsur-unsur budaya itu biasanya berhubungan dengan perkembangan teknologi.
Berbagai unsure yang berhubungan dengan pemenuhan rasa senang, baik dalam
bentuk music, mode pakaian, dan rekreasi juga mudah diserap masyarakat lain.
Sementara itu, unsure-unsur yang berhubungan dengan kepercayaan, nilai dan
norma sosial, dan bahan makanan pokok tidak mudah diserap.
Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok Sosial Dalam Sosiologi |
7. Paternalisme
Paternalisasi terjadi pada saat Indonesia dijajah
Belanda. Orang Belanda sebagai kelompok pendatang telah menjajah indonesia
selama 350 tahun. Awal mulanya, mereka mendirikan perusahaan dagan, lama-kelamaan
mendirikan benten dan menaklukan raja-raja pribumi. Jumlahnya yang sedikit
(mninoritas) tidak mungkin mampu mengontrol wilayah yang demikian luas (jauh
lebih luas dari negeri Belanda sendiri). Raja-raja pribumi masih diberi
kekuasaan terhadap penduduk, akan tetapi raja-raja itu harus mengakui
kedaulatan Belanda sebagai penjajah.
Paternalisme juga sering dijadikan pola kerja sama
antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil. Pengusaha besar memberi bantuan
modal dan jaringan pemasaran kepada pengusaha kecil. Dalam istilah hubungan
seperti itu pengusaha besar disebut bapak angkat sedangkan industri kecil
disebut anak asuh.
Demikianlah Artikel Tentang Hubungan Antar Kelompok
Sosial Dalam Sosiologi. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar