https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial

Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahas tentang Dinamika Kelompok sosial. Yuk, langsung dibahas.

Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial
Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial


Kelompok sosial dapat terbentuk kapanpun dan dimanapun. Setelah kelompok sosial terbentuk, bukan berarti menjadi statis pada tahap berikutnya. Sebaliknya, setiap kelompok sosial akan selalu mengalami dinamika atau perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan dapat terjadi pada kegiatannya atau pada bentuk strukturnya. Perubahan tersebut dapat berupa penambahan bagian-bagian baru dalam struktur kelompok menjadi lebih baik, dan berupa pengrangan bagian-bagian tertentu demi efisiensi tugas kelompok.

Dinamika kelompok menurut Paul B. Horton (1991) adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok sosial. Dalm hal in, dinamika kelompk dianggap sebagai cabang tersendiri dalam sosiologi yang secara khusus mempelajari itneraksi yang terjadi daintara anggota-anggota kelompok kecil. Melalui penelitian terhadap sebuah kelompok, hubungan antaranggota diamati dan dicatat. Hasil pengamatan akan menunjukkan gabaran interaksi antarkelompok, pola kepemimpinan, dan gambran umum mengenai pola perilaku kelompok tersebut.

Setiap kelompok memiliki struktur. Struktur kelompok merupakan jaringan hubungan dan pola komunikasi diantara anggota-anggota kelompok, dan membuat diagram (gambaran) hubungan sosial yang terjadi pada suatu kelompok dierlukan suatu alat yang disebtu sosiogram. Bidang keahlian khusu dalam sosiologi yang membicara hal ini disebut sosiometri.

Penerapan Sosiometri telah menghasilkan beberapa penemuan penting sehubungan dengan dinamika kelompok. Dari pengukuran pola hubungan dan  tingkat interaksi antaranggota kelompok diperoleh empat pola dengan ciri-ciri interaksi yang terjadi, serta keunggulan dan kelemahannya. Keempat pola kelompok itu adalah sebagai berikut:

1. Pola melingkar

Dalam pola ini, setiap orang memiliki kesempatan yagn sama untuk berkomunikasi. Semua anggota berkedudukan sama, tidak adan yang menjadi anggota. Pola ini memerikan kepuasan yang tinggi kepada setiap anggota kelompok, namun kurang produktif dalam bekerja. Keuntungan lain dari pola lingkaran adalah kemudahannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas baru.

2. Pola Roda

Pola roda terdiri dari anggota-anggota yang mengitari seorang peimpin Pemimipin ada di pusat lingkaran. Pemimpin  berperan mengendalikan komunikasi antaranggota sehingga efektif. Produktivitas  kelompok terbentuk roda sangat baik, namun kelemahannya adalah tidak memberikan kepuasan yang memadahi kepada anggota.

3. Pola rantai

Pola ini menempatkan anggota-anggota dalam jalur komunikasi satu arah. Akibatnya efektivitas pelaksaan tugas kelompok rendah.

4. Pola Y

Pola ini sama dengan pola rantai, yaitu menempatkan anggota kelompok dengan jalur komunikasi satu arah.

Sementara itu, Soerjono Soekanto (1990) mendefinisikan dinamika kelompok sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam kelompok, baik akibat pengaruh situasi, akibat konflik di dalam kelompok, maupun akibat pengaruh dari luar. Ketiga sebab tersebut meungkinkan terjadinya perubahan suatu kelompok sosial, baik semakin berkembang, statis, atau terpecah dan bubar.

Dinamika kelompok sosial membedakan kelompok yang stabil, dan ada pula kelompok yang cepat berubah. Kelompok yang dianggap stabil adalah yang tidak mengalami perubahan struktur, walaupun terjadi pergantian anggotan dan pengurus. Pengaruh apapun dari luar tidak membuat kelompok jenis ini goyah kestabilannya, sedangkan kelompok yang tidak stabil mengalami goncangan akbat ditinggalkan salah satu anggotanya yang sangat berpengaruh. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah salah satu contoh kelompok sosial yang stabil. Walaupun terjadi pergantian pimpinan secara periodic, tidak menyebabkan stukturnya goyah. Sebaliknya, beberapa partai di negar akita ada yang kkeutuhannya tergantung kepada charisma ketua umum atau pendirinya. Sehingga, pada saat pimpinannya bergati, maka keutuhan partai pun goyah.

Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial
Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial


Dinamika kelompok terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan yang berpengaruh terhadap kelompok itu. Kekuatan-kekuatan tersebtu menentukan apa yang terjadi pada kelompok sosial. Ada kelompok sosial yang tetap stabil walau dilanda pengaruh dari luar maupun dari dalam. Sebaliknya ada pula kelompok yang cepat berubah walaupun tidak ada pengaruh darimanapun. Semua ini menjadi bahan kajian dalam dinamika kelompok sosial.

Berikut ini dijelaskan kekuatan-kekuatan yang berpengaruh terhadap kelompok sosial.

1. Pengaruh dari Dalam Kelompok (internal)

Kelompok sosial adalah kumpulan individu-individu yang memiliki kesadaran berinteraksi. Setiap individu memiliki pikiran, kehendak dan perasaan berbeda. Perbedaan pandangan dapat menyebabkan konflik antaranggota kelompok. Bila para anggota mengalami polarisasi pendirian, maka terjadi kutub-kutub yang berseberangan. Kelompok terpecah menjadi dua subkelompok yang saling berkonflik karena perbedaan pendirian. Peristiwa seperti ini sering dialami oleh partai-partai politik di Negara kita. Seja era multi partai di Indonesia (1999 hingga sekarang) sering terjadi perpecahan partai dengan munculnya pengurus-pengurus tandingan. Contoh, partai demokrasi Indonesia terpecah menjadi PDI, dan PDI-P, Partai persatuan Pembangunan terpecah menjadi PPP dan PBR, dan sebagainya.

Dinamika sebagai akibat faktor internal juga dapat terjadi karena pergantian pengurus atau pimpinan. Kelompok-kelompok sosial yang pengikatnya terletak pada figure tokoh tertentu, pada saat tokoh tesebut dianti atau meninggal maka keutuhannya pecah. Sebaliknya, apabila tokoh pengganti memiliki kelebihan tertentu sehingga mampu membuat perubahan yang positif, maka dinamika kelompok bersifat positif.

Konflik internal antaranggota kelompok, antara anggota dengan pengurs, maupun Karen pergantian pengurus menjadi sebab bagi proses formasi dan reformasi kelompok. Proses formasi dapat diartikan sebagai penyusunan atau pembentukan struktur bar, sedang proses reformasi berarti menata kembali struktur yang sudah ada sebelumnya agar lbeih baik. Pada saat ini Indonesia mengalami reformasi di berbagai bidang. Pada tingkat pusat terjadi salah satunya, yaitu reformasi sistem pemerintahan dan amandemen terhadap Undang-undang Dasar 1945. Amandemen UUD berarti menata kembali berbagai aspek mendasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa perubahan yang mendasar, antara lain pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, dan sistem pemerintahan multipartai seperti sekarang ini.

2. Pengaruh dari Luar Kelompok (Eksternal)

Tidak ada satu kelompok sosial pun yang terbebas dari pengaruh kelompok lain. Ini berarti terjadi hubunan dengan kelompok lain. Hubungan itu menimbulkan pengaruh terhadap masing-masing kelompok. Pengaruh yang terjadi bersifat dua arah (saling memengaruhi).

Hubungan antarkelompok dapat bersifat asosiatif atau justru disasosiatif. Hubungan yang saling mendkung atau bekerja sama akan menimbulkan semakin kokohnya struktur dan keutuhan kelompok, sedangkan konflik dengan kelompok lain dapat menyebabkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama akan terjadi kehancuran, dan kemungkinan kedua justru akan membuat semakin kokoh.
Konflik antarkelompok dapat berupa persaingan untuk meperoleh sumber ekonomi (mata pencaharian, barang modal, dll), atau pemaksaan unsure-unsur kebudayaan. Di samping itu, dapat juga terjadi pemaksaan agama, dorminasi politik dan dominasi ekonomi. Konflik dua kelompok sosial yang paling parah adalah perang. Kerusuhan di berbagai daerah DI Indonesia (Poso, Ambon, Papua, Aceh) merupakan konflik sosial yang melibatkan beberapa kelompok masyarakat. SEDANGKAN perang antar Amerika dengan irak (2005) atau antara isral dengan Lebanon (2006) adalah konflik antarnegara yang melibtkan faktor agama, ideologi, politik dan kepentingan ekonomi.
Apabila dua kelompok saling bertentangan maka terjadi proses sebagai berikut:

a. Apabila dua kelompok besaing maka akan timbul sterteotip

Stereotip adalah prasangka penilaian buruk kelompok lain. Penilaian itu tidak didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya. Prasangka biasanya bersifat tidak objektif, dan menganggap setiap anggota kelompok lain memiliki sifat sama (generalisasi).

Sebagai contoh, kelompok pedagang kaki lima terlibat konflik dengan petugas ketertiban kota. Kelompok pedagan menganggap pemerintah kota yang diwakili oleh para petugas ketertiban sebagai kelompok orang yang hanya mau menang sedniri, tidak memihak kepada rakyat kecil. Anggapan itu ditujukan kepada semua petugas ketertiban, walaupun diantara para petugas itu ada orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh pengetian kepada kesulitan pedagan kaki lima.

Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial
Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial


Pihak pemerintah yang diwakili para petugags ketertiban juga muncul stereotip terhadap kelompok pedagan kaki lima, stereotip itu berupa anggapan terhadap kelompok pedagang kaki lima sebagai orang-orang yang mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah.

b. Walaupun kedua kelompok yang bertentangan mengadakan kontak, sikap bermusuhan mereka tidak berkurang

Kontak adalah bentuk hubungan yang dangkal. Dalam kontak belum terjadi pertukaran informasi mengenai maksud dan tujuan masing-masing kelompok yang berseberangan. Oleh karena itu, kontak belum bisa mengurangi ketegangan yang telah terjadi. Dalam kasus yang dicontohkan di atas, kedatangan wakil pemerintah untuk membacakan keputusan pemerintah sebagai dasar penggusuran tiak akan mengurangi ketegangan mereka. Bahkan, kelompok pedagang kaki lima memusuhi petugas atau menghalang-halangi proses penggusuran.

c. Apabila kedua kelompok saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu, maka pertentangan mereka ternetralisir

Sikap bekerja sama dalam kasus ini dapat diawali perundingan antara kedua kelompok secara adil, terbuka, dan saling mengerti. Pemerintah harus menunjukkan alasan-alasan yang dapat diterima kelompok pedagang kaki lima perlunya menata kembali lokasi yang mereka tempati. Penggusuran itu jangan sampai merugikan usaha pedagan kaki lima. Hal-hal yang berhubungan dengan besarnya uang pengganti kerugian, dan penempatan pada lokasi baru yang memadahi harus dibicarakan bersama secara terbuka dan adil.

Apabila proses seperti itu dilakukan, barulah ketegangan dapat dikendorkan dan akhirnya menjadi netral (tidak bermusuhan). Kerja sama antarkelompok membuat terjadinya sikap saling pengertian, saling membutuhkan dan saling menghargai. Oleh karena itu, sikap bermusuhan harus ditinggalkan dan digantikan oleh semangat kerja sama.

d. Apabila kdeua kelompok saling bekerja sama, timbullah saling pengertian dan pemahaman terhadap piihak lain

Hal seperti ini dapat menghilankan prasangka yang telah timbul sebelumnya. Pertentangan dua kelompok sosial dapat saja dialami oleh kelompok mayoritas dan minoritas, apabila hal ini terjadi maka kelompok minoritas berekreasi dalam bentuk menerima, agresif, menghindari atau asimilasi. Sikap menerima terjadi, apabila kelompok minoritas merasa tidak berdaya menghadapi tekanan kelompok mayoritas.

Sikap menghindari konflik juga sering mewarnai hubungan kelopok mayoritas dan minoritas. Apabila merasa tidak mungkin mengalahkan dominasi kelompok besar, maka banyak kelompok kecil yang dengan sengaja dan terencana menghindari konflik dengan kelompok besar. Selain itu, dapat pula terjadi asimilasi. Dalam asimilasi, kelompok kecil menerima unsure-unsur kebudayaan kelompok besar, walaupun pada mulanya terasa asing dan tidak suka, namun sedikit demi sedikit mengikuti kemauan kelompok mayoritas.

Salah satu wujud dinamika kelompok sosial adalah perilaku kolektif. Perilaku kolektif adalah cara berpikir, merasa atau tindakan orang-orang yang berada dalam suatu kerumunan atau kelompok tak terorganisasi lainnya.

Pada umumnya, perilaku kolektif berasal dari dorongan perasaan (hati), tidak direncanakan, dan berlangsung singkat. Perilaku seperi ini sering bangkit dalam situasi yang menyulut emosi banyak orang. Situasi tesebut dapat berupa pertandingan olahrga, unjuk rasa, dan terjadinya bencana, sedangkan perilaku kelompok sosial terorganisasi bersifat dapat diduga, terencana, dan jangka panjang.

Demikianlah Artikel Tentang Dinamika Kelompok Sosial. Semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    5 bulan yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...