https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial

Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial – Hai Sahabat, Pada artikel kali ini kita akan belajar tentang Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial. Tanpa berlama-lama lagi, yuk langsung dibaca:

Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial 


Kekayaan, penghasilan, pekerjaan dan pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan kelas sosial seseorang. Nmaun, kelas sosial seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh faktor tersebut saja. Faktor lainnya adalah usia, jenis kelamin (gender), agama, kelompok etnis atau ras, kekuasaan, status, tempat tinggal, dan faktor-faktor lainnya. Semua faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu faktor ekonomi, politis dan status.

Faktor-faktor tersebut menentukan bentuk-bentuk kelas sosial di masyarakat. Karena kelas-kelas sosial merupakan penyusun stratifikasi sosial, maka pada dasarnya bentuk-bentuk startifikasi sesuai dengan faktor-faktor penentunya. Oleh karena itu, Jeffris dan Ransmo (1980) merinci bentuk stratifikasi sosial sbb :

1. Stratifikasi Ekonomi (Economic Stratification)

Bentuk stratifikasi berdasarkan faktor ekonomi terjadi sejak zaman Aristoteles. Faktor-faktor ekonomi yang sering menjadi dasar terbentuknya kelas sosial antara lain kekayaan, penghasilan dan kepemilikan alat produksi. Penghasilan adalah pemasukan bersih yang diperoleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengukur tingkat penghasilan seseorang, maka diperoleh bentuk stratifikasi sosiial yang menggolongkan warga masyarakat menjadi kelas bawah atau kelas atas.

Faktor ekonomi lain yang menentukan bentuk stratifikasi sosial adalah kepemilikan dan sarana produksi. Faktor ini dapat menghasilkan bentuk-bentuk kelas sosial yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakt lainnya. Di kalangan masyarakat petani misalnya, luas sawah yang dimililiki dijadikan dsar penentuan kelas sosial.

Sajago (1978) membagi kelas sosial masyarakat petani menjadi tiga, antara lain sbb:
a. Petani sangat miskin dengan kepemilikian lahan kurang dari 0,25 hektar.
b. Petani miskin dengan kepemilikan lahan antara 0,25 hingga 0.5 hektar.
cc. Petani cukup dengan kepemilikan lahan lebih dari 0,5 hektar.

Kusnadi (2002) membagi kelas sosial masyarkat nelayan menjadi tiga, antara lain adalah ssbb:
a. Kelas nealyan pemilik sarana dan kelas buruh, dilihat dari segi kepemilikan alat produksi.
b. Kelas nelayan bermodal besar dan kelas nelayan bermodal kecil, dilihat dari segi besarnya modal yang diinvestasika.
c. Kelas nelayan modern dan nelayan tradisional, dilihat dari segi penggunaan teknologi.

Stratifikasi ekonomi juga meliputi pembagian kelas-kelas sosial berdasarkan pekerjaan. Jenis pekerjaan yang membutuhkan pendidikan, kehalian dan keterampilan tinggi biasanya diduduki oleh ornag-orang yang memperoleh imbalan yang tinggi pula. Sementar aitu, pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian dan pendidikan khusus hanya memperoleh upah yang rendah. Oleh  karena itu, para direktur, manajer, akuntan, guru, dokter dan sebagainya dianggap berada dalam kelas orang atas jika dibandingkan dengan para petani, nelayan dan buruh pada umumnya.

Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial 


Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial

2. Stratifikasi Politik (Political Startifaction)

Persoalan politik berarti persoalan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan yang dimiliki sesorang untuk memengaruhi oran lain dalam mencapai suatu tujaun. Misalnya, seorang bupati dengan kewenangannya dapat menggerakkan masyarakat di daerahnya untuk melaksanakan program pembangunan di daerah itu. Tidak hanya orang yang memiliki jabatan formal yang memiliki kekuasaan. Seorang kiai, kepala suku, atau tokoh masyarakat juga memiliki kekuasaan terhadap warrga masyarakatnya.

Staritifkasi politik menghasilkan dua kelas, yaitu :

a. Kelas penguasa : Kelasi ini terdiri dari sekelompok elit yang jumlahnya sedikit. Di tangan kelas penguasa itulah wewenang untuuk mengatur garak masyarakat berada. Anggota kelas penguasa memiliki kesadaran bahwa kelompoknyalah yang berwenang mengatur. Mereka bersatu dan tidak setiap orang dapat menjadi anggota kelas itu. Sifat kelas penguasa yang demikian, terajdi pada sistem masyarakat yang hidup dalam pemerintahan feodal dan otoriter.

b. kelas yang dikuasai : Kelas ini terdiri dari warga masyarakat kebanyakan. Merka menjadi objek kekuasaan serta tidak mempunyai wewenang untuk mengatur. Mereka harus tunduk pada semua atuarn yang telah dibuat dan diputuskan oleh penguasa, serta menjadi objek kekuasaan.

Seiring dengan berkembangnya masyarakat, kelas penguasa tidak lagi memonopoli suatu wewenang. Terutama, jika mayarakat itu telah menerapkan sistem demokrasi. Misalnya, sistem pembagian kekuasaan yang diterapkan di Indonesia yang menganut trias politika. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah (Pusat atau daerah), kekuasaan legislative dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkmah agung dan pengadilan. Di samping itu, masih ada lembaga swadaya masyaraakt dan media massa yang turut aktif mengontrol jalannya pemerintahan.

3. Stratifikasi status sosial

Kelas-kelas sosial di masyarakat terjadi karena adanya perbedaan status berdsarkan kerhormatan. Di satu sisi ada kelas sosial yang memiliki status lebih tinggi dan terhormat, sedangkan di sisi lain ada kelas yang tidak memiliki kehormatan seperti yang disebutkan pertama. Kelas terhormat biasanya bersifat eksklusif, membatasi pergaulan dengan  kelas sossial di bawahnyadan melarang adanya perkawinan dengan orang dari luar kelas sosialnya. Status sosial berdasarkan kehormatan dalam masyarakat berupa kelas bangsawan di satu sisi dan kelas rakyat di sisi lain, atau parah tokoh agama di satu sisi dan para pengikutnya di sisi lain.

4. Stratifikasi Usia

Stratifikasi berdasarkan usia membagi masyarkat menjadi kelompok usia balita, anak=anak, remaja, dewasa dan manula. Setiap kelompok usia memiliki hak dan kewajiban berbda. Orang yang lebih muda selayaknya menghormati orang yang lebih tua. Sala satu contoh pengaruh stratifikasi usia terdapa dalam sistem pewarisan tahta kerajaan di Inggris, jepang dan Belanda. Di ketiga Negara itu, orang yang berhak mewarisi tahta adalah anak tertua dari keturunan raja atau kasira. Dalam lingkup yang lebih luas, stratifkasi usia mengandung arti status kehormatan yang didasarkan kepada senioritas. Orang atau kelompok yang senior lbh dihormati dariapada kelompok yunior. Misal, secara usia atau lebih berpengalaman ditempatkan pada jabatan-jabatan lebih tinggi dalam suatu organisasi pemerintahan atau swasta.

Demikianlah Artikel Tentang Bentuk-bentuk stratifikasi sosial. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    5 bulan yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...