Artikel Yang membahas Tentang Proses Evolusi Dalam
Biologi – Hai sahabat, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Proses
Evolusi dalam Biologi. Yuk, langsung dibahas:
Artikel Yang membahas Tentang Proses Evolusi Dalam Biologi |
- Proses Evolusi
Dalam 3,5 milyar tahun sejak kehidupan muncul di
bumi, evolusi telah menghasilkan variasi makhluk hidup yang sangat beraneka
ragam. Jutaan spesies berevolusi, adapun yang lainnya tidak dapat bertahan
hidup dan menjadi punah. Dengan mempelajari catatan fosil, para imuwan
mempelajari pola evolusi.
Menurut Darwin, variasi dalam populasi merupakan
“Bahan mentah” terjadinya evolusi. Oleh karena mutasi dapat menghasilkan
variasi, mutasi juga dianggap sebagai ‘Bahan mentah’ evolusi. Melalui seleksi
alam, variasi tersebut terseleksi dan menyisakan organism dengan sifat yang
sesuai dengan lingkungannya. Akan tetapi, bagaimanakah evolusi dapat
menghasilkan spesies baru, bahkan kingdom yang berbeda?
Sewaktu Darwin mengajukan teorinya, ia tidak
mengenal adanya gen, DNA, serta mekanisme mutasi yang dapat menyebabkan adanya
variasi. Darwin juga mengenal genetika dan biologi molekulat. Adakah penjelasan
evolusi secara genetika?
1. Spesiasi
Spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru.
Menurut pengertiannya, spesies adalah populasi makhluk hidup yang melakukan
reproduksi sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertile. Namun, tidak
dapat melakukan reproduksi dengan kelompok lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
terlihat bahwa reproduksi antara satu spesies daengan spesies lain adalah hal
yang tidak mungkin, karena terjadi isolasi reproduksi antarspesies. Oleh karena
itu, kunci dari spesies adalah adanya isolasi reproduksi. Bagaimaan isolasi
reproduksi dapat terjadi?
a. Isolasi Reproduksi
Terdapat beberapa cara isolasi reproduksi yang dapat
terjadi, yaitu isolasi prazigotik dan isolasi postzigotik. Isolasi Prazigotik
adalah isolasi yang terjadi sebelum terjadinya fertilisasi.Adapun isolasi
Potzigotik terjadi setelah terjadi fertilisasi. (Hopson & Wessels, 1990;
733).
1. Isolasi Prazigotik
Isolasi Prazigotik mencegah terjadinya perwainan
individu. Isolasi ini dapat ditimbulkan sebagai akibat isolasi ekologi, isolasi
perilaku, isolasi mekanik, dan isolasi temporal (musim).
a. Isolasi ekologi
Isolasi ini mengakibatkan dua populasi yang terpisah
oleh habitat yang berbeda tidak dapat melakukan perkawinan pada daerah geografi
yang sama. Masing-masing mengembangkan perbedaan yang besar sehingga tidak
dapat dikawinkan lagi. Contohnya, katak pohon yang hidup di atas pohon dan
kodok (bufo) yang hidup di kolam atau air tanah. Jika dipertemukan, tidak akan
terjadi perkawinan akibat isolasi ekologi yang telah berlangsung lama.
b. Isolasi Perilaku
Isolasi Perilaku terjadi jika dua populasi yang
berkerabat memiliki perbedaaan kebiasaan dalam melakukan perkawinan. Dengan
adanya perilaku ini, reproduksi hanya dapat terjadi antara populasi yang dapat
mengerti perilaku tersebut. Perilaku ini dapat berupa suara, tingkah laku, dan
sekresi zat kimia. Isolasi perillaku umumnya terjadi pada burung dan ikan.
c. Isolasi Mekanik
Isolasi mekanik adalah isolasi yang menyangkut
struktur tubuh dan perbedaan sel kelamin yang membuat tidak terjadinya
reproduksi. Contohnya, terjadi pada bintang laut, landak laut, dan hewan
echinodermata lain yang melakukan fertilisasi eksternal. Hewan-hewan tersebut
memiliki perbedaan molekul yang dapt mengikat sel telur dan spermanya sehingga
menghalangi terjadinya fertilisasi ysilang antarspesies. Pada hewan yang
melakukan fertilisasi internal, perbedaan ukuran alat kelainan jantan dan
betina menghalangi terjadinya fertilisasi antarspesies. Pda tumbuhan, ukuran
bunga dan polinatornya merupakan contoh isolasi mekanik.
d. Isolasi Temporal
Isolasi ini terjadi akibat perbedaan waktu
kematangan antara jantan dan betina. Hal ini menybebakan fertilisasi tidak akan
terjadi. Contohnya, terjadi pada spesies pinus radiatedan pinus muricata.
Keduanya tidak akan pernah dapat melakukan fertilisasi silang karena kematangan
reproduksi Pinus Radiata terjadi pada awal februari dan pinus municata terjadi
pada akhir april.
Artikel Yang membahas Tentang Proses Evolusi Dalam Biologi |
2. Isolasi Postzigot
Isolasi Postzigotik mencegah terjadinya perkembangan
atau reproduksi individu (hybrid) yang telah dihasilkan. Isolasi ini dapat
terjadi melalui inviabilitas hybrid (kematian hybrid), sterilitas hybrid, dan
penurunan kualitas hybrid.
a. Inviabilitas dan sterilitas hibrid.
Ketika dua individu dari spesies yang berebda dapat
melakukan perkawinan, individu hasil persilangan (hibrid) dapat terbentuk.
Namun, biasanya hibrid tersebut mati sebelum dapat melakukan reproduksi
(invialibilitas hibrid) atau hibrid yang dihasilkan mandul (sterilitas hibrid).
Kedua kondisi ini berfungsi sebagai mekanisme isolasi postzigotik, mencegah
aliran gen antarspesies. Hibrid steril dapat dihasilkan dari perkawinan antara
kuda dan keledai, itik dan entok serta banyak contoh lainnya.
b. Penurunan kualitas hibrid
Terkadang generasi pertawa dari perkawinan
antarspesies dapat menghasilkan hibrid sehat dan fertile. Namun, ketika sesama
hibrid tersebut dikawinkan sesamanya atau dengan populasi induknya, dihasilkan
keturunan yang lemah atau steril. Contohnya, perkawinan antarspesies kapas
menghasilkan hibrid fertile. Akan tetapi, keturuna generasi selanjutnya akan amti karena tumbuh
menjadi tanamana yang lemah.
b. Mekanisme Spesiasi
Terdapat beberapa penjelasan yang menerangkan
bagaiamana isolasi reproduksi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat terjadi.
Mekanisme spesies ini menjelaskan beberapa kasus spesiasi yang dapat diamati di
alam. Terdapat tiga model mekanisme spesiasi, yakni allopatrik, simpatrik, dan
parapatrik.
Pada spesies allopatrik, populasi terpisahkan secara
geografis. Oleh karena dua populasi tersebut terpisahkan, masing-masing
mengakumulasikan perbedaan genetis. Fenotipe kedua kelompok populasi ini
akhirnya akan berubah. Perbedaan ini dapat memicu spesiasi, menyebabkan kedua
kelompok tidak dapat melakukan reproduksi. Contohnya, monyet Sulawesi (Macaca
Brunnescens) di pulau muna dan pulau Buton dianggap jenis yang berbeda dari
Macaca Ochreata di Sulawesi Tenggara karena terpisah secara geografi.
Pada spesies simpatrik, spesiasi terjadi pada daerah
yang sama. Spesies ini merupakan hasild ari spesiasi yang terjadi dalam
populasi atau beberapa populasi yang menempati tempat yang sama. Hal ini dapat
terjadi karena terdapat mekanisme yang menyebabkan suatu kelompok individu
terisolasi secara reproduksi dalam lingkungan yang sama. Misalnya, mutasi
menyebabkan sedikit perubahan warna, bentuk, atau zat kimia yang menyebabkan
pollinator tidak tertarik pada bunga tersebut.
Mutasi menyebabkan individu terisolasi secara
reproduksi dengan bunga lain di sekelilingnya. Tanaman yang terisolasi tersebut
mungkiin dapat bertahan hidup melalui polinasi sendiri atau hibridasi dengan
populasi terdekat dari spesies yang berbeda. Ketika subpopulasi kecil ini
terisolasi, besar kemungkinan terbentuk spesies baru yang secara genetis berbeda
dengan spesies asal.
Suatu spesies dapat memiliki penyebaran yang luas.
Ketika spesies tersebut menyebar, speseis tersebut menempati berbagai habitat
berbeda. Dengan sifat habitat dan pengaruh yang berbeda terhadap spesies,dapat
terjadi perbedaan-perbedaan akibat perbedaan habita tersebut.Seirin waktu,
perbedaan tersebut semakin terakumulasi hingga akhirnya terbentuk isolasi
reproduksi berdasarkan perbedaan habitat, meskipun kedua spesies bersebelahan.
Proes spesiasi yang terjadi di daerah bersebelahan dengan daerah spesies yang
kekerabatannya dekat ini disebut spesiasi parapatrik.
2. Hukum Hardy-Weinberg
Evolusi secara genetika dapat diartikan sebagai
perubahan frekuensi alel gen dalam populasi. Berdasarkan hal ini, kemungkinan
evolusi melalui perubahan alel gen dapat diprediksi. Pada tahun 1908, dua orang
peneliti, George H.Hardy dan Wilhelm Weinberg, secara terpisah menyadari bahwa
meskipun segregasi dan rekobinasi gen selam reproduksi menyebabkan variasi
antarketurunan, halt ersebut tidak akan mengubah frekuensi relative gen.
Berdasarkan hal tersebut, mereka merumuskan syarat-syarat kondisi yang
menyebbakan frekuensi gen dalam populasi tetap sama.
Syarat-syarat tersebut kini dikenal dengan Hukum
Hardy-Weinberg. Menurut hukum ini,frekuensi relative gen dalam populasi akan
tetap sama dari generasi ke generasi, jika:
a. Populasi berukuran besar
b. Tidak terjadi mutasi
c. Semua genotype memiliki peluang yang sama
d. Tidak Terjadi migrasi pada lungkang gen (gene pool).
e. Semua perkawinan dalam populasi terjadi secara
acak’
Syarat-syarat tersebut juga disebut sebagai syarat
evolusi tidak terjadi. Jika syarat ini terpenuhi, evolusi tidak terjadi. Apakah
syarat-syarat ini dapat terpenuhi di alam?
Hukum Hardy-Weinberg juga dapat dijadikan dasar
untuk menghitung frekuensi genotype yang berbeda dalam lungkan gen yang stabil.
Misalkan, anda seorang ahli genetika yang mempelajari sifat warna bnga yang
dipengaruhi oleh dua Alel A dan a, yang mengikuti aturan dominansi sederhana
pada satu lokus. Gen A mengatur warna bunga merah dan gen a mengatur warna
bunga putih. Setelah melakukan survey di alam, didapatkan fenotipe bunga putih
(aa) hanya 4%, adapun sisanya 96% bunga warna merah bergenotipe AA atau aa.
Berapakah frekuensi genotype AA dan Aa?
Jika Frekuensi alel A= p dan alel a=q maka dapat
dikatakan bahwa P+Q = 1, karena semua tempat pada lokus kromosom akan selalu
ditempati oleh alel-alelnya. Pada semua persilangan, alel-alel ini hanya akan
menghasilkan tiga kemungkinan genotype,yakni AA, Aa, dan aa.
Demikianlah Artikel Yang membahas Tentang Proses
Evolusi Dalam Biologi. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Yang membahas Tentang Bukti Evolusi Dalam Biologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar