Pautan Dan Pindah
Silang Dalam Pola Pewarisan Sifat – Hai sahabat, artikel kali ini akan membahas
tentang Pautan Dan Pindah Silang Dalam Pola Pewarisan Sifat. Yuk, langsung
dibahas:
Pautan Dan Pindah Silang Dalam Pola Pewarisan Sifat |
- Pautan dan Pindah
Silang
Meskipun prinsip dasar
hukum II mendel adalah adanya pengelompokkan secara bebas (independent
assortment), para ahli genetika akhirnya mengetahui bahwa tidak semua gen
mengelompok secara bebas. Beberapa diturunkan bersma-sama atau saling terkait.
Fenomena ini menyebabkan perbedaan hasil persilangan yang tidak sesuai hukum
Mendel yang disebut pautan. Selain pautan, perbedaan hasil juga diperoleh jika
terjadi pindah silang (crossing over) antarkromosom.
a. Pautan
Terjadinya pautan (gen
linkage) antargen ini ternyta disebabkan oleh letak gen-gen tersebut masih
berada dalam kromoso yang sama. Oleh sebab itu, ketika kromosom memisah sewaktu
meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama.
Salah satu contoh
pautan terjadi pada penelitian oleh William Bateson dan R.C Punnet sekitar
tahun 1905. Mereka mengembangkan tanaman ercis galur murni yang mengandung gen
P untuk warna bunga ungu yang dominan terhadap gen P untuk warna bunga merah.
Tanaman tersebbut juga mengandung gen L untuk polen lonjong yang dominan
terhadap gen I untuk polen bulat.
Pertama, mereka
menyilangkan tanaman dengan alel homozigot. Hasilnya, semua generasi F1
Menghasilkan tanaman bunga ungu dengan polen lonjong (PpLl) seperti yang telah
diduga sebelumnya. Ketika sesama f1 disilangkan, perbandingan fenotipe yang
tidak biasa dihasilkan.
Berdasarkan persilangan
tersebut, terlihat bahwa terdapat pautan antara gen P dengan L dan p dengan l.
Oleh Karen aitu, meskipun Genotipe F1 adalah PpLl, gamet yang dihasilkan tetap
bergenotipe PL dan pl. Hal ini menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan 3:1
(buna ungu, polen lonjon : bunga merah, polen bulat).
b. Pindah silang
Sebenarnya, sebelum
didapat kesimpulan bahwa peristiwa persilangan tanaman ercis oleh William
Bateson dan R. C punnet adalah peristiwa pautan, mereka dikejutkan oleh hasil
perbandingan dri data asli yang didapat. Darai data tersebut, terdapat sejumlah
kecil hasil dengan fenotipe ungu bulat dan mrah lonjong yang seharusnya tidak
ad jka terjadi pautan saja pda gen-gennya.
Pautan Dan Pindah Silang Dalam Pola Pewarisan Sifat |
Melalu pengamatan lebih
lanjut, para ahli genetika mengetahui bahwa hasil tersebut dapat terjadi
melalui mekanisme pindah silang (cross ever yang terjadi selama meiosis. Selama
meiosis, kromosom homolog saling berpasangan membentuk tentrad. Pada keadaan ini,
terjadi pertukran materi genetic antara kromosom dan pasangan homolognya.
Menyebabkan gen-gen dapat berpindah dari satu kromosom ke kromosom homolognya.
Perpindahan ini dapat
terjadi sepanjang pasangan kromosom. Proses ini disebut juga pindah silang (crossing
over). Pada proses meiosis, pindah silang terjadi pada kiasma. Oleh karena
materi serta susunan gen berubah akibat pindah silang, proses ini disebut juga
rekombinasi gen.
Jika dua gen berpautan,
kedua gen ini akan bersama-sama diwariskan dalam satu gamet. Akan tetapi, jika
terjadi pindah silang dalam proses meiosis, kedua gen tersebut dapat berpisah
dan membentuk rekombinasi baru dalam magnetnya. Hal inilah yang menyebabkan
adanya hasil pada sifat bunga ungu-polen bulat dan bunga merah-polen lonjong,
meskipun nilai tesebut kecil.
Demikianlah Pautan Dan
Pindah Silang Dalam Pola Pewarisan Sifat. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Tentang Kromosom, Meiosis, dan Pewarisan sifat Dan Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar