https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup


Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahas Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup. Yuk, langsung dibahas :

Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup
Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup 


- Pola pewarisan sifat

Selama ribuan tahun, manusia telah melakukan seleksi terhadpa tumbuhan dan hewa. Seleksi tesebut dilakukan dengan mengawinkan tumbuhan atau hewan unggul untuk mendapatkan keturunan dengan sifat yang diinginkan manusia. Selama waktu tesebut, manusia memahami pewarisan sifat hanya sebatas percampuran sifat antara induk jantan dan induk betina yang diwariskan kepada keturunannya. Pada beberapa kasus hal tersebut benar. Umumnya, penampakan diri anda sedikit mirip dengan ayah dan ibu anda sendiri. Namun, manusia akan bingung jika mengawinkan dua bunga ungu dan menghasilkan semua keturunan bunga warna putih. Darimanakah sifat warna putih didapatkan?

Pada tahun 1857, Gregor Johann Mendel (1822-1884), seorang biarawan yang berasal dari Austria, mulai mengadakan penelitian tentang pola pewarisan sfat pada tanaman ercis (pisum sativum). Pada tahun 1866, Mendel menyampaikan hasil penelitiannya kepada kalangan ilmuwan. Ia menemukan bahwa semua ciri makhluk hidup ditunkan berpasangan (gen sealel). Ia juga menemukan bahwa biasanya hanya satu ciri dari pasangan tesebut yang menjadi sifat yang tampak (gen dominan). Saat itu, Mendel belum mengetahui DNA dan kromosom dalam sel serta menyebut gen-gen yang bertanggung jawab terhadap suatu ciri makhluk hidup sebagai unit hereditas. Dua hal yang dikemukakan Mendel merupakan dasar bagi genetika, ilmu tentang pewarisan sifat makhluk hidup. Akan tetapi, entah karena tidak dipahami atau tidak disetujui, saat itu penelitan Mendel terabaikan.

Kerja keras Mendel baru ditemukan kembali 35 tahun kemudian ektika Hugo De Vries dan Belanda dan Carls Correns dari jerman menghasilkan kesimpulan yang sama dengan Mendel pada penelitian mereka. Mereka menemukan hasil penelitian Mendel pada tahun 1900 ketiak mempersiapkan publikasi hasil penelitiannya. Oleh sebab itu, Mendel dinobatkan sebagai “Bapak Genetika.”

1. Percobaan Mendel

Mendel melakukan penelitian tentang pewarisan sifat pada tanaman ercis. Penggunaan tanaman tersebut merupakan pilihan tepat. Oleh karena tanaman Ercis memiliki kriteria yang menguntungkan, yaitu berumur pendek, dapat melakukan penyerbukan sendri,d an memiliki banyak ciri yang dapat diamati.

Perlu diingat pada pembahasan genetika, istilah character atau ciri khas digunakan untuk menjelaskan ciri yang dapat diturunkan. Contohnya, warna bunga, penampakan biji, dan panjang batang yang bervariasi antarindividu. Setiap sifat dari ciri khas tersebut, seperti bunga ungu atau bunga putih, disebut trait atau sifat (Campbell, 1998: 239).

a. Hukum I mendel

Pada satu percobaan, mendel menyilangkan tanaman ercis dan biji kuning dengan tanaman dari biji hijau.Kedua biji tanaman tersebut merupakan galur murni, didapat dari individu dengan sifat asli dan urni. Galur murni didpat dengan mengawinkan individu dengan sifat sama yang diinginkan berkali-kali.

Tanaman galur murni tersebut disebut P1 atau Parental (Induk) pertama. Keturunan hasil persilangan disebut F1, atau filial (Generasi) pertama. Semua F1 persilangan tersebut adalah biji kuning.

Untuk mengetahui generasi selanjutnya, mendel menanam biji kuning dari F1. Tanaman tumbuh dan dewasa, melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan keturunan F2. Hasilnya biji dengan sifat warna hijau muncul kembali pada generasi F2. Dari 8.023 biji F2 yang dihasilkan,Mendel menemukan bahwa 6.022 biji adalah kuning dan 2001 biji lainnya adalah hijau. Halt ersebut menghasilkan perbandingan biji kuning dan hijau sebesar 3:1.

Dari hasil percobaan tesebut, Mendel mencatat dua hal penting.
1. Sifat warna biji hijau menghilang pada generasi F1 namun muncul kebali pada generasi F2
2. Ketika sifat warna biji hijau muncul kembali, sifatnya sama dengan biji P1.

Mendel kemudian berpendapat bahwa pada tanaman F1, informasi untuk pembentukan biji hijau masih ada, namun tidak terlihat. Mendel juga berpendapat bahwa setiap tumbuhan P1 memberikan informasi bagi pembentukan warna biji kuning dan hijau, meskipun akhirnya mereka hanya menghasilkan biji kuning.

Ketika terdapat dua alternative sifat bagi suatu ciri, sifat yang terlihat adalah sifat dominan, sedangkan sfiat yang kalah dan tidak terlihat adalah resesif. Pada kasusu ini, sifat biji kuning adalah dominan terhadap sifat biji hijau. Pada semua ciri tanaman ercis yang Mendel amati, ia menemukan bawa selalu terdapat satu sifat dominat terhadap sifat lain. Selain itu, perbandingan keturunan pada generasi pada generasi F2 selalu 3 :1 untuk sifat dominan terhadap resesif.

Mendel menarik kesimpulan bahwa perbandingan 3:1 untuksifat dominan terhadap resesif pada f1 dapat terjadi jiak setiap individu memiliki dua unit hereditas untuk setiap ciri yang dipengaruhi. Setiap unit hereditas didapat daris etiap induk jantan dan betina.

Kini unit hereditas yang diungkapkan Mendel disebut Gen, yaitu faktor pewarisan sifat dan mengatur ciri khusus individu, seperti penampakan, perilaku, dan fisiologis. Pada penelitian Mendel, gen mengatur warna biji, hijau atau kuning. Setiap bentuk alternative gen disebut alel. Misalnya, pada gen yang mengatur warna biji terdapat gen untuk warna biji hijau dengan alel gen untuk warna biji kuning sehingga gen selalu berpasangan.

Pada individu, alel didapat daris etiap induk dan bersifat dominan atau resesif. Gen dominan biasanya dilambangkan dengan huruf capital (besar), sedangkan gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil yang sama. Jika huruf Y dilambangkan untuk alel gen warna biji kuing maka huruf y dilambangkan untuka lalel gen warna biji hijau.

Berdasarkan hal tersebut, tanaman galur murni dengan sifat biji hijau memiliki pasangan alel YY, untukk galur murni biji kuning adalah yy. Psangan alel ini disebut homozigot, memiliki pasangan yang sama.

Pada F1, pasangan alel didapat dari kedua induk galur murni sehingga semua generasi f1 memiliki pasangan alel Yy. Pasangan ini disebut heterozigot, memiliki pasangan yang berbeda. Pasangan alel-alel tersebut merupakan genotype, tipe gen pada sel atau individu. Genotipe tidak tampak pada individu, namun genotype memengaruhi penampakan sel-sel atau individu. Penampakan genotype ini disebut fenotipe.

Pada generasi F1 memiliki genotype Yy yang mengandung alel untuk sifat biji warna kuning dan hijau. Akan tetapi, fenotipe generasi tersebut adalah biji warna kuning. Hal tersebut merupaka ekspresi alel gen dominan.

Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup
Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup 


Hasil percobaan Mendel terhadp sifat dominan dan resesif yang diwariskan, menghasilkan hukum 1 mendel atau hukum segregasi. Berdasarkan hukum ini, setiap individu membawa dua unit hereditas (gen sealel) yang memengaruhi suatu ciri tertentu. Selama meiosis, dua alel tersebut bersegregasi (berpisah) satu sama lain.Setiap alel kemudian tergabung dalam gamet. Aalel akan bergabung kembali dengan pasangan alel yang sama atau berbeda melalui fertilisasi. Individu diploid hasil ferilisasi memiliki dua alel untuk setiap ciri. Satu dari setiap induknya.

Pembentukan pasangan alel pada individu melalui fertilasi terjadi secara acak. Terdapa suatu metode untuk mengetahui kemungkinan pasangan alel pada individu baru yang disebut diagram punnet. Diagram ini memperlihatkan kemungkinan alel gamet dari pasangan homozigot dan atau heterozigot, serta kemungkinan pasangan alel pada individu baru.

Pada generasi F2 terdapat biji fenotipe kuning dengan genotype homozigot maupun heterozigot. Bagaiman cara mendel mengetahi genotype yang berbeda pada semua biji warna kuning? Mendel melakukan test cross, mengawinkan tanaman dengan genotype yang belum diketahui dengan tanaman yang memiliki genotype homozigot resesif (biji hijau jalur murni). Jika semua keturunan tetap kunng, berarti biji kunig F2 adalah homozigot. Akant etapi, jika test cross mengandung biji kuning dan hijau. Berarti biji kuning f2 adalah heterozigot.

b. Hukum II mendel

Makhluk hidup umumnya memiliki pasangan alel untuk ratusan hingga ribuan ciri khas di dalam selnya. Pada percobaan sebelumnya, Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan satu ciri. Bagaiman jika menyilangkan individu dengan dua ciri?

Mendel melakukan percobaan untuk mempelajari bagaimana dua ciri,bentuk dan warna biji, dapat berinteraksi dalam pewarisan sifat. Setelah mengetahui pada bentuk biji, sifat biji bulat dominan terhadap biji kisut, Mendel menyilangkan galur murni biji bulat kunign (RRYY) dengan galur murni biji kisut hijau (rryy).

Persilangan dengan dua ciri beda ini disebut dengan dihibrid. Sebelumnya, Mendel melakukan persilangan tanaman ercis dengan satu ciri yang sebut perseilangan Monohibrid. Persilangan Dihibrid antara galur murni biji bulat kuning danbiji kisut hijau menghasilkan generasi F1 semua biji ulat kuning.

Pda persilangan F1 DAN F1, dihasilkan generasi F2 yang bervariasi. Termasuk dua fenotipe baru yang belum terlihat pada kedua induk. Tampaknya, alel dari gen untuk warna dan bentuk biji memisah secara bebas pada pembentukan gamet generasi F2 seingga dihasilkan empat jenis polen dan sel telur dengan kombinasi gen yang berbeda. Rekombinasi atau penyusunan kembali gen-gen yang terjadi melalui fertilisasi menghasilkan 16 kombinasi alel. Dari 16 kombinasi, dihasilkan 9 macam genotype dan 4 macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1

Dari hasil tersebut, Mendel menyimpulkan hasilnya dan dikenal dengan hukum II Mendel, hukumpengelompokkan secara bebas (independent assortment). Hukum ini menyatakan ahwa alel dari gen yang berbeda dibagikan secara acak ke dalam gamet-gamet dan fertilisasi terjadi secara acak pula.

Persilangan monohybrid menghasilkan perbandingan fenotipe 3:1. Aapun persilagan dihibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1.

Demikianlah Artikel Tentang Penjelasan Dari Pola Pewarisan Sifat Pada Makhluk hidup. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    6 bulan yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...