Artikel Tentang
Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis – Hai sahabat, artikel kali
ini kita akan membahasn tentang
Pembelahan Meiosis dan Tahapan Pembelahan Meiosis. Yuk, langsung dibaca;
Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis |
- Pembelahan Meiosis
Makhluk hidup
uniseluler dapat berproduksi hanya dengan membelah diri. Pada makhluk hidup
multiseluler, reproduksi diawali oleh pembentukan sel splora atau gamet (sel
telur atau sel sperma), kemudian sel-sle gamet tersebut bersatu melalui proses
fertilasi.
Manusia memiliki jumlah
kromosom sel somatic sebanyak 46 buah. Jika sel gamet manusia memiliki jumlah
kromosom lengkap, melalui proses fertilasi keturunan yang dihasilkan akan
memilki 92 kromosm. Keturunan selanjutnya akan memiliki jumlah kromosom 184,
368, 736, dan seterrusnya. Akan tetapi, akumulasi kromosom makhluk hidup tidak
terjadi seperti itu. Terdapat suatu proses yang menyebabkan jumlah kromosom
keturunan sama dengn jumlah induknya, meskipun berasal dari peleburan dua sel.
Proses tersebut adalah pembelahan Meiosis.
Pembelahan Meiosis
disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini
berkurang setengahnya. Pada saat fertilasi, jumlah kromosom sel zigot akan
kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina.
Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet
betina.
Sel yang mengandung dua
set kromosom homolog disebut diploid. Sel somatic (sel tubuh) pada tumbuhan,
hewan, dan manusia memiliki kromosom diploid. Adapun sel gametnya telah
tereduksi dan hanya memiliki satu set kromosom disebut haploid. Satu set
kromosom disimbolkan dengan huruf n sehingga set diploid adalah 2n dan set
haploid adalah n.
Selain reduksi
kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis menyebabkan
terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu
sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokkan kromosom secara bebas dan
pindah silang (Crossing over).
Meiosis terjadi melalui
dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip dengan tahap pada
mitosis, terdapat perbedaan besar pada prilaku kromosom dalam kedua proses
tersebut.
Dua tahap pembelahan
meiosis menghasilkan empat sel haploid dan satu sel diploid. Pada pembelahan
meiosi I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan
meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan
duplikasi kromosom II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga
replikasi DNA dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak.
Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis |
1. Meiosis I
Sama halnya dengan
pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih dahulu
terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA yang
menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas profase I,
Metafase 1, anaphase 1, dan telofase 1.
A. Profase I
Pada awal profase I,
terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada mitosis. Namun,
pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan
membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses kromosom
homolog yang berpasangan ini disebut sinasis. Setiap pasangan kromosom ini
disebut bivalen.
Sama halnya dengan fase
profase mitosis, pada profase I, membrane inti sel melebut. Padas el hewan
terjadi duplikasi senteriol. Penamapkana kromosom semakin jelas kektika
mendekati akhir profase I.
Pada akhir profase I,
ikatan kromosom homolog tidak terlalu kuaat dan pasangan kromosom homolog mulai
terpisah. Pasangan kromosom homolog masih saling berikatan pada beberapa
tititk. Titik kromatid homolog berikatan ini disebut kiasma (jamak, kiasmata).
Pada kiasma inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi. Karena pengaruh
gen-gen pada satu kromosomb (atau kromatid) dapat berbeda dengan gen-gen pada
pasangan homolognya dapat berbea, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen
pada kromosomn. Pengaruh pindah silang dapat anda pelajari pada pembahasan
tentang pewarisan sifat.
b. Metafase I
Pada metafase I, benang-benang
spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang spindel
melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu kutub hanya akan
melekat pada salah satu kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dnegan
demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat tertarik
pada kutub yang berlawanan.
c. Anafase I
Berdasarkann pengaturan
pelekatan benang spindel pada metafase I, pada anaphase I stiap kromosom
dupleks dari pasangan kromosom homolog bergreak menuju kutub yang berlawanan
sehingga ikatan tetrad saja yangterpisah. Hal ini berbeda dengan anafaase pada
mitosis yang terjadi pemishan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi
calon sel anak sudah terdukasi.
d. Telofase I dan
Sitokinesis
Pada telofase I,
kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ni setiap kutub sel
memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk duppleks,
dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I
dan menghasilkan dua sel anak haploid.
Jika meiosis ini
terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan
terduksi menjadi 23 buah pada akhir meiosis I.
2. Meiosis II
Dua sel haploid hasil
Meosis I sekarang memasuki Meiosis II. Terdapat perbedaan dalam siklus sel
meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi DNA sehingga
kromosom dalam kedua sel tersebut ebrada dalam keadaan dupleks. Oleh karena
itu, kemiripanyna dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan dapat
dikatakan sebagai mitosis haploid.
a. Profase II
Pada tahap ini benang
kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali
membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan
dua kromatid. Membran inti mulai melebur.
b. Metafase II
Kromosom mengumpul
kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang spindel.
Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
c. Anafase II
Anafase II mirip dengan
anaphase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan setiap
kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.
d. Telofase dan
Sitokinesis
Tahap telofase II
berlanjut dengan terbentuknya membrane inti yang menyelimuti kromosom pada
masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin
dan diiikuti oleh sitokinesis.
Sitokinesi pada dua sel
tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan, empat sel baru yang
terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk
sari (polen). Pada hewan atau bunga betina, pembentukan gametnya lebih
kompleks.
Demikianlah Artikel
Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Interfase dan Mitosis Dalam Fase Siklus Hidup Sel Eukariot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar