https://shope.ee/6Kb2s7Y65L

Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis


Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis – Hai sahabat, artikel kali ini kita akan membahasn tentang  Pembelahan Meiosis dan Tahapan Pembelahan Meiosis. Yuk, langsung dibaca;

Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis
Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis


- Pembelahan Meiosis

Makhluk hidup uniseluler dapat berproduksi hanya dengan membelah diri. Pada makhluk hidup multiseluler, reproduksi diawali oleh pembentukan sel splora atau gamet (sel telur atau sel sperma), kemudian sel-sle gamet tersebut bersatu melalui proses fertilasi.

Manusia memiliki jumlah kromosom sel somatic sebanyak 46 buah. Jika sel gamet manusia memiliki jumlah kromosom lengkap, melalui proses fertilasi keturunan yang dihasilkan akan memilki 92 kromosm. Keturunan selanjutnya akan memiliki jumlah kromosom 184, 368, 736, dan seterrusnya. Akan tetapi, akumulasi kromosom makhluk hidup tidak terjadi seperti itu. Terdapat suatu proses yang menyebabkan jumlah kromosom keturunan sama dengn jumlah induknya, meskipun berasal dari peleburan dua sel. Proses tersebut adalah pembelahan Meiosis.

Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilasi, jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet betina.

Sel yang mengandung dua set kromosom homolog disebut diploid. Sel somatic (sel tubuh) pada tumbuhan, hewan, dan manusia memiliki kromosom diploid. Adapun sel gametnya telah tereduksi dan hanya memiliki satu set kromosom disebut haploid. Satu set kromosom disimbolkan dengan huruf n sehingga set diploid adalah 2n dan set haploid adalah n.

Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokkan kromosom secara bebas dan pindah silang (Crossing over).

Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada prilaku kromosom dalam kedua proses tersebut.

Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dan satu sel diploid. Pada pembelahan meiosi I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan duplikasi kromosom II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak.

Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis
Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis


1. Meiosis I

Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas profase I, Metafase 1, anaphase 1, dan telofase 1.

A. Profase I

Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada mitosis. Namun, pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut sinasis. Setiap pasangan kromosom ini disebut bivalen.
Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada profase I, membrane inti sel melebut. Padas el hewan terjadi duplikasi senteriol. Penamapkana kromosom semakin jelas kektika mendekati akhir profase I.
Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak terlalu kuaat dan pasangan kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom homolog masih saling berikatan pada beberapa tititk. Titik kromatid homolog berikatan ini disebut kiasma (jamak, kiasmata). Pada kiasma inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi. Karena pengaruh gen-gen pada satu kromosomb (atau kromatid) dapat berbeda dengan gen-gen pada pasangan homolognya dapat berbea, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen pada kromosomn. Pengaruh pindah silang dapat anda pelajari pada pembahasan tentang pewarisan sifat.

b. Metafase I

Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang spindel melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu kutub hanya akan melekat pada salah satu kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dnegan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat tertarik pada kutub yang berlawanan.

c. Anafase I

Berdasarkann pengaturan pelekatan benang spindel pada metafase I, pada anaphase I stiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog bergreak menuju kutub yang berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yangterpisah. Hal ini berbeda dengan anafaase pada mitosis yang terjadi pemishan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak sudah terdukasi.

d. Telofase I dan Sitokinesis

Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ni setiap kutub sel memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk duppleks, dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan menghasilkan dua sel anak haploid.

Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan terduksi menjadi 23 buah pada akhir meiosis I.

2. Meiosis II

Dua sel haploid hasil Meosis I sekarang memasuki Meiosis II. Terdapat perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut ebrada dalam keadaan dupleks. Oleh karena itu, kemiripanyna dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.

a. Profase II

Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan dua kromatid. Membran inti mulai melebur.

b. Metafase II

Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.

c. Anafase II

Anafase II mirip dengan anaphase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.

d. Telofase dan Sitokinesis

Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membrane inti yang menyelimuti kromosom pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan diiikuti oleh sitokinesis.

Sitokinesi pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bunga betina, pembentukan gametnya lebih kompleks.

Demikianlah Artikel Tentang Pembelahan Meiosis Dan Tahapan Pembelahan Meiosis. Semoga bermanfaat.


Baca juga artikel sebelumnya : Interfase dan Mitosis Dalam Fase Siklus Hidup Sel Eukariot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

  • 4 Pilihan Dalam Berkehidupan - 4 pilihan dalam berkehidupan :Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu :1. Dengan kedudukan Jadilah yang paling...
    6 bulan yang lalu

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam)

Artikel Tentang Hasil Budaya Manusia Purba Dalam Sejarah (Zaman Batu dan Zaman Logam) – Hai sahabat, kali ini kita akan membahas tentang A...