Artikel Yang menjelaskan tentang Bioteknologi Konvensional
dan Modern – Hai sahabat, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang
Bioteknologi Konvensional dan Modern. Yuk, langsung dibahas;
Artikel Yang menjelaskan tentang Bioteknologi Konvensional dan Modern |
- Bioteknologi Konvensional dan Modern
Secara umum, bioteknologi dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Pada bioteknologi
konvensional, penerapan teknik-teknik biologi, biokimia, dan rekayasa genetika
masih sangat terbatas. Organisme yang digunakan masih bersifat alamiha. Bahkan,
dapat dikatakan bahwa pada teknologi konvensional belum ada rekayasa genetic.
Jikapun ada, rekayasa yang dilakukan belum terarah dan belum sepenuhnya dapat
dikendaliikan. Contohnya, pencarian bibit unggul tanaman melalui radiasi. Teknik
mutasi ini menghasilkan mutan-mutan dengan sifatyang berbeda-beda seingga hasil
mutasi tidak dapat sepenuhnya dikendalikan atau diramalkan.
Pada bioteknologi modern, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, penerapan teknik-teknik biologi, biokimia, dan rekayasa genetika
telah mampu menghasilkan produk secara lebih terararh. Contohnya, melalui
teknik rekombinasi gen sekarang para lmuwan telah dapat menyisipkan gen
penghasil hormone insulin manusia ke dalam DNA bakteri sehingga bakteri
tersebut dapat menghasilkan hormone insulin. Dari contoh tersebut, terlihat
bahwa hasil yang akan dicapai telah dapat diramalkan sebelumnya.
Bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern tidak
mudah untuk dibedakan. Meskipun demikian, terdapat bebrapa ciri khusus pada
keduanya. Ciri khusu ini terutama terletak pada kelebihan dan kekurangan euda
jenis bioteknologi tersebut.
Meskipun bioktenologi konvensional telah berkembang terlebih
dahulu, tidak berarti bioteknologi konvensional sudah tidak digunakan. Hingga
kini, bioteknologi konvensional tersebut masih tetap digunakan sesuai kelebihan
yang dimilikinya. Adapun bioteknologi modern hingga kini masih terus
berkembang.
1. Bioteknologi Konvensional
Seperti yang telah anda ketahui bahwa pada bioteknologi
konvensional ini tidak ada rekayasa terhadap sifat alami gen biologi yang
digunakan. Bioteknologi konvensional ini disebut juga bioteknologi tradisional
karena perkembangan bioteknologi ini telah ada sejak ribuan tahun silam. Pada
masa itu, manusia belum emnyadari bawah proses yang mereka lakukan merupakan
proses bioteknologi.
Bioteknologi konvensional yang dilakukan manusia saat itu
umumnya menggunakan proses sederhana dan telah dilakukan secara
turun-temurun.\Perkembangan bioteknologi konvensional tidak hanya terjadi pada
teknologi pengolahan pangan, seperti pembuatan minuman berakohol, (bir, anggur)
dan makanan (roti, keju). Akan tetapi, berkembang hingga pada aspek kesehatan,
pemuliaan tanaman dan peternakan. Berikut ini beberapa pemanfaatan bioteknologi
konvensional dalam beberapa bidang kehidupan :
a. Pengolahan Bahan Pangan
Mikroorganisme merupakan kelompok makhluk hidup mikroskopis
yang dapat dijumpai hampir di semua tempat dan biasanya berawal dari kelompok
bakteri atau jamur. Makhluk hidup sederhana ini memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas. Salah satu kemampuan mikroorganisme tersebut adalah menghasilkan
enzim yang disekersikan keluar tubuhnya. Enzim tersebut secara alami berfungsi
untuk menguraikan substrat atau bahan makanan di sekelilingnya menjadi makana
baginya. Proses ini dikenal dengan fermentasi.
Fermentasi banyak manfaatnya bagi manusia. Proses ini dpat
mengubah berbagai bahan mentah menjadi bahan yang berguna bagi manusia. Sejak
lama, manusia menggunakan ragi atau khamir (Saccharomyces Cerevicae) dalam
pembuatan minuman berakohol dan sebagia pengembang roti. Pada kondisi anaerob
ragi memfermentasikan gula menjai alkhol dan CO2. Selain ragi, banyak agen
biologi lain berperan dalam pengolahan bahan pangan.
Artikel Yang menjelaskan tentang Bioteknologi Konvensional dan Modern |
b. Pertanian
Budidaya pertanin dan peternakan jgua tidak lepas dari
pengaruh bioteknologi konvensional. Sejak dahulu, manusia terus berupaya untuk
mendapatkan berbagai tanaman bibit unggul di bidang pertanian. Bibit unggul
tersebut diharapkan mempunyai sifat tahan hama dan dapat meningkatkan kualitas
serta kuantitas hasilpanen. Oleh karena itu, manusia mulai melkukan berbagai
penyilangan varetas tanaman pertanian.
Berbagai cara dilakukan manusia mulai dari penyilangan yang
menghasilkan varietas baru, perbanyakan vegetative, hingga radiasi untuk mendapatkan
sifat baru yang dikembangkan. Teknologi pemupukan juga mengalami perubahan.
Pemupukan alam dan buatan dari bahan sintesis telah dikembangkan untuk
meningkatkan produksi pertanian.
Perbanyakan vegetative yang dikembangkan untuk meningkatkan
produksi pertanian,antara lain setek, cangkok dan kultur jaringan. Berbeda
dengan setek dan congkok yang dilakukan di lingkungan terbuka, kultur jaringan
dilakukan di laboratorium. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman
dengan cara mengisolasi dan menumbukan bagian tanaman atau jaringan tersebut
dalam medium buatan secara aseptic.
c. Peternakan
Penerapan bioteknologi konvensional juga terjadi pada
peningkatan produksi di bidang peternakan. Sejak dahulu, manusia telah berusaha
mengawinkan hewan-hewan ternak untuk memperoleh bibit unggul. Para peternak
menyadari pentingnya bibit unggul untuk meningkatkan produksi daging, telur,
dan susu yang berkualitas.
1. Inseminasi Buatan
Salah satu teknik yang dikembangkan adalah inseminasi
buatan. Inseminasi buatan adalah suatu cara memasukkan mani (sperma atau semen)
dari ternak jantan kea lat kelamin ternak betina. Sebelmnya, semen yang didapat
dari ternak jantan dicairkan dan diproses terlebih dahulu. Untuk emmasukkan
semen ke dalam alat kelamin ternak betina menggunakan metode dan alat khusus
yang disebut insemnination gun.
Tujuan dilakukannya inseminasi buatan adalah untuk
meningkatkan angka kelahiran ternak yang umumnya bergantung musim kawin. Dengan
demikian,jarak kelairan ternak dapat diatur. Selain itu, dengan adanya
inseminasi buatan dapat memperbaiki kualitas ternak, mengoptimalkan penggunaan
bibit unggul, dan mencegah penularan atau penyebaran penyakit ternak.
2. Fertilisasi In Vitro
Kebutuhan manusia akan produk ternak semakin meningkat.
Contohnya, kebutuhan masyarakat. Selain dengan teknik inseminas buatan,
perbanyakan ternak unggul dapat dilakukan dengan fertilisasi in vitro.
Pada ferilisasi In Vitro, embrio dapat dihasilkan di luar
uterus induk betina. Sifat dan jumlah embrio dapat diatur. Setelah embrio berbentuk,
kemudian embrio tersebut ditanam (diimplantasikan) dalam uterus milik betina
dari spesies yang sama untuk membantu
mempercepat peningkatan populasi ternak yang unggul. Embrio sebelum
diimplatasikan dapat disimpan dalam jagka waktu tertentu pada nitrogen cair
bersuhu kurang dari 196 derajat celcius.
Artikel Yang menjelaskan tentang Bioteknologi Konvensional dan Modern |
d. Pengobatan dan kesehatna
Pada bidang pegobatan dan kesehatan, bioteknologi
konvensional telah menghasilkan berbagai macam obat, diantaranya adalah
antibiotic dan vaksin. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme seperti jamur atau bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan
hingga mematikan mikroorganismelainyna. Antibiotik pertama yang ditemukan
berasal dari jamur Penicillium notatum yang biasa tumbuh pada kulit jeruk yang
membusuk. Antibiotik yang dihasilkan penicillium ini disebut penisilin. Sekresi
Jamur Pencillium yang mematikan pertumbuahan bakteri ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Flemming
pada 1928.
Vaksin adalah senyawa atau zat dari kuman yang dilemahkan atau
dimatikan racunnya sehingga dapat memicu kekebalan tubuh. Pengaruh vaksin mirip
dengan infeksi potogen ketika menyerang tubuh, yakni terjadi respons kekebalan
tubuh. AKibatnya kekebalan tubuh untuk pathogen tersebut menjadi aktif. Namun,
vaksin tidak membahayakan tubuh karena sudah lemah dan tidak mengandung unsure
pathogen. Hasilnya, jika kuman yang sama menyerang tubuh, sistem kekebalan
tubuh lebih cepat bereaksi dan lebih ampuh.
Vaksin kali pertama digunakan oleh Edward Jenner untuk
mengobti penyakit cacar air. Pemberian vaksin ini disebut juga vaksinasi.
Melalui vaksinasi, manusia akan kebal terhadap infeksi penyakit polio, difteri,
tetanus, rabies dan byak penyakit lain tanpa harus terinfeks sebelmnya oleh
penyakti tersebut.
e. lingkungan
Maraknya kasus pencemaran lingkungan dan menurunnya
kesehatan masyarakat sekarang ini, umumnya terjadi karena limbah dan sampah
yang dihasilkan dari kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga. Agar kegiatan
industri tetap berlangsung dan pencemaran dapat dikurangi, diperlukan teknologi
yang dapta mengolah limbah hasil industri tersebut. Teknologi pengolahan limbah
merupakan kucni dalam memelihara kesehatan lingkungan.
Berbagai teknik pengolahan limbah telah dicoba dan
dikembangkan. Teknik pengolahan limbah, dalam hal ini limbah cair dibagi
menjadi tiga metode pengolahan, yaitu:
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi
Pengolahan air limbah dengan metode Biologi tidak efektif
dibandingkan degan metode lainnya. Proses pengolahan limbah dengan metode
Biologi adalah metode yang memanfaatkan jasa hidup. Jasa hidup tersebut
berfungsi sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkndung dalam air
limbah dan menjadikannya sebagai tempat berkembang biak.
Salah satu proses pengolahan air limbah yang menggunakan
jasad hidup (mikroorganisme) adalah pengolahan dengan cara lumpur aktif.
Pengolahan dengan cara ini dapat digunakan untuk mengolah air limbah dari
industri pangan, pulp, kertas, tekstil, bahan kimia dan obat-obatan. Akan
tetapi, proses ini menimbulkan masalah baru, yakni terjadi kelebihan endapan
lumpur dari pertumbuhan mikroorganisme. Sekarang, hal itu dapat diatasi dengan
teknologi ozon pada pengolahan air limbah dengan cara metode lumpur aktif
tersebut.
F. Bahan Bakar Alternatif
Teknologi Biogas muncul karena didorong oleh naiknya harga
minyak dunia. Biogas memmberikan solusi terhadap maslaah penyediaan energi
dengan murah dan tidak mencemari lingkugnan. Biogas kali pertama dikembangkan
pada tahun 1970 di Denmark. Saat itu, Denmark telah membangun 55 pengolahan
biogas.C ina dan India mulai mengembangkan pengolahan biogas pada tahun
1980-an.
2. Bioteknologi Modern
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu ciri dalam
bioteknologi modern adalha adanya rekayasa sifat makhluk hidup. Dari hasil
rekayasa tersebut, diapatkan berbagai agen biologi dengan sifat yang diinginkan
manusia. Agen biologi tersebut akan mengolah bahan mentah menjadi produk yang
diinginkan.
Oleh karena bioteknologi modern dicirikan oleh adanya rekayasa
sifat makhluk hidup, bioteknologi modern berkaitan erat dengan rekayasa
genetic. Rekayasa genetic adalah pengubahan kompoisis gen individu melalui
percobaan dan upaya lainnya. Gen sebagai pembawa sifat makhlluk hidup dapat
diidentifikasi, diisolasi dan disipkan dalam materi genetic makhluk hidup lain.
Individu yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dissebut makhluk hidup
transgenic atau organism hasil modifikasi geneit (OHMG).
Berikut ini dijelaskan beberapa contoh bioteknologi modern
yang berperan pada beberapa aspek kehidupan.
a. Makanan
Penerapan Bioteknologi pada makanan secara modern, diawali
pada tahun 1992. Saat itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene mendapatkan izin
untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ii adalah tomat yang dibuat
tahan lama dan tidak dapat membusuk.
b. Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan pernerapan
bioteknolgoi modern. Para ilmuwan terlah berhasil membuat prosedur penyisipan
gen pada berbagai tanaman. Prosedur tersbut melibatkann teknik kultur jaringan
dn teknik genetika pada bakteri.
c. Peternakan
Dlam bidang peternakan, bioteknologi modern adalah dapat
meningkatkan produksi dan kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara
lain pembuatan vaksi dan hormone pertumbuhan bagi hewan ternak.
Demikianlah Artikel Yang menjelaskan tentang
Bioteknologi Konvensional dan Modern. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel sebelumnya : Artikel Yang Membahas Tentang Perkembangan Dan Prinsip Dasar Bioteknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar