Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis - Pewilayahan Suatu tempat dapat dilakukan secara formal
maupun fungsional. Hal ini bergantung pada kesepakatan atau tujuan yang akan
digunakan dalam klasifikasi pewilayahan tersebut. Pewilayahan berdasarkan
fenomena geografis adalah pewilayahan yang didasarkan pada gejala atau objek
geografi misalnya berdasarkan atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan
antroposfer.
Sebelumnya : Contoh Perwilayahan Secara Formal dan Fungsional
Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis |
1. Pewilayahan Berdasarkan Fenomena atmosfer
Fenomena atmosfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi
pewilayahan berdasarkan iklim, diantaranya berdasarkan posisi matahari dan
ketinggian tempat.
a. Pewilayahan iklim berdasarkan posisi matahari
Dasar Pewilayahan dengan menggunakan iklim matahari ialah
pewilayahan yang ditentukan pada posisi matahari dan sinar matahari yang dapat
diterima di permukaan bumi. Garis edar bumi mengelilingi matahari, sumbu bumi
miring sekitar 22 setengah derajat, sehingga terjadi perbedaan iklim di
tiap-tiap lokasi yang berbeda.
Berdasarkan posisi bumi pada matahari, maka dapat dibagi
menjadi wilayah iklim panas (Tropika) yaitu antara 22 setengah derajat LU – 22
Setengah derajat LS, wilayah iklim sedang yaitu antara 22 setengah derajat LU –
60 Derajat LU Dan 22 setengah dejarat LS sampai 60 Derajat LS, dan wilayah
iklim kutub yaitu antara 60 derajat LU – 90 Derajat LU dan 60 Derajat LS- 90
Derajat LS.
Fenomena geografi yang dapat membedakan ketiga wilayah
tersebut ialah : wilayah iklim panas (Tropika) adalah wilayah yang panas
sepanjang tahun, wilayah iklim adalah wilayah yang mengalami panas dan juga
mengalami dingin, sedangkan wilayah iklim kutub adalah wilayah yang dinginnya
sepanjang tahun.
b. Pewilayahan iklim berdasarkan ketinggian tempat
Tiap-tiap lokasi yang memilki ketinggian dan morfologi yang
berbeda akan memiliki tekanan udara dan luasan daerah yang disinari oleh
matahari yang berbeda. Berdasarkan criteria ketinggian tempat maka dapat
dibedakan menjadi wilayah iklim panas yaitu darah yang memiliki ketinggian
antara 0-700 meter dpl, wilayah iklim sedang yaitu daerah yang memiliki
ketinggian antara 700-1500 meter dpl, wilayah iklim sejuk yaitu daerah yang
memiliki ketinggian antara 1500-2500 meter dpl, wilayah iklim dingin yaitu
daerah yang memilki ketinggian lebih dari 2500 meter dpl dan wilayah iklim
kutub yaitu darah yang berada di sekitar kutub yang berudara dingin dan
tertutup es/salju.
Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis |
2. Pewilayahan berdasarkan fenomena litosfer
Fenomena Litosfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi
berdasarkan batuan, kemiringan lereng, dan tanah.
a. Pewilayahan berdasarkan fenomena batuan
Tiap-tiap dasreah di permukaan bumi memiliki jenis batuan
yang berbeda, hal ini ada kaitannya dengan proses pembentukan kulit bumi.
Berdasarkan umur batuan dapat dibedakan menjadi wilayah bebatuan tersier dan
wilayah bebatuan kuarter. Berdasarkan genesanya dapat dibedakan menjadi wilayah
bebatuan magmatic, wilayah bebatuan metamorfik, wilayah bebatuan sedimen
(endapan), dan wilayah bebatuan gamping. Berdasarkan kekompakan, batuan dapat
dibedakan menjadi wilayah bebatuan terkonsolidasi dan wilayah bebatuan tidak
terkonsolidasi.
b. Pewilayahan berdasarkan fenomena kemiringan lereng
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki kemiringan
lereng yang berbeda, hal ini ada kaitannya dengan proses dinamika kulit bumi
dan sifat batuan. Daerah yang sifat batuannya rigid (keras) jika ada pergerakan
kulit bumi akan terjadi patahan dan rekahan, sedangkan pada batuan yang lunak
jika ada pergerakan kulit bumi akan terjadi lipatan dan punggungan.
Berdasarkan Fenomena tersebut maka permukaan bumi dapat
dibedakan wilayah hampir datar (kemiringan lereng kurang dari 2%, wilayah agak
miring (kemiringan lereng antara 2-7%), wilayah miring (kemiringan lereng
antara 7-12%), wilayah agak curam, kemiringan lereng antara 12-18%), wilayah
curam(kemiringan lereng 18-24%)) dan wilayah sangat curam (kemiringan lereng
> 24%).
c. Pewilayahan berdasarkan fenomena tanah
Tiap-tiap darah di permukaan bumi memilki jenis tanah yang
berbeda. Hal ini berkaitan dengan faktor iklim, organism, batuan, topografi dan
waktu.
Berdasarkan genesisnya tanah dapat dibedakan menjadi wilayah
tanah mineral dan wilayah tanah organic. Berdasarkan Tekstur, tanah dapat
dibedakan menjadi wilayah tanah berpasir, wilayah tanah berdebu, dan wilayah
tanah berlempung (clay). Berdasarkan kedalaman, tanah dapat dibedakan menjadi
wilayah tanah dalam dan wilayah tanah dangkal (litosol). Berdasarkan perkembangannya,
dapat dibedakan menjadi wlayah tanah baru (Seperti regosol) dan wilayah tanah
yang telah mengalami perkembangan (seperti latosol, kambisol, podsolik,
mediteran dan yang lainnya).
Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis |
3. Pewilayahan berdasarkan Fenomena Hidrosfer
Fenomena Hidrosfer yang akan dijadikan dasar untuk
klasifikasi berdasarkan air permukaan, densitas air, dan kedalaman tanah.
a. Pewilayahan berdasarkan fenomena air permukaan
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki air permukaan
yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh keadaan morfologi, curah hujan,
dan kondisi batuan.
Berdasarkan daerah aliran, sungai dapat dibedakan menjadi
wilayah hulu sungai, wilayah tengah sungai, dan wilayah hilir sungai.
Berdasarkan genangan, air dapat dibedakan menjadi wilayah tangkapan air,
wilayah aliran sungai, wilayah danau/waduk, wilayah rawa, dan wilayah laut.
Berdasarkan kemampuan menampung, air hujan dapat dibedakan menjadi wilayah
banjir dan wilayah berdrainase baik.
b. Pewilayahan berdasarkan fenomena density air
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki density air yang
berbeda. Hal ini karena dipengaruhi oleh kandungan air mineral yang ada pada
air. Berdasarkan density air, darah di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi
wilayah perairan laut (Asin), wilayah perairan payau, dan wilayah perairan
darat (Tawar).
c. Pewilayahan berdasarkan fenomena kedalaman air tanah
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki kedalaman air
yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh curah hujan, batuan, kemirignan,
dan vegetasi penutup lahan. Berdasarkan kedalaman air tanah darah di permukaan
bumi dibedakan menjadi wilayah air tanah dangkal, wilayah air tanah dalam dan
wilayah mata air.
Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis |
4. Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Biosfer.
Fenomena Biosfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi berdasarkan vegetasi dan
fauna.
a. Pewilayahan berdasarkan fenomena vegetasi
Tiap-tiap dareah di permukaan bumi memilki vegetasi yang
berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, kelembapan,
ketersediaan air, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, kejenuhan
basa, Ph, Bahan organic, salinitas, alkalinitas, kedalaman sulfidik, lereng,
bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan dan singakpan batuan,
Berdasarkan Biogeografi dapat dibedakan menjadi wilayah
Boreal, wilayah Paleotropik (yang terdiri atas Afrikan, Indo-Melayu, dan
Polynesia), Wilayah Neotropikal, wilayah Afrika Selatan, Wilayah Australia, dan
Wilayah Antartik. Berdasarkan lebar daun dapat dibedakan menjadi wilayah
vegetasi berdaur lebar dan wilayah vegetasi berdaun jarum. Berdasarkan
pemanfaatannya dapat dibedakan menjadi wilayah hutan lindung, wilayah hutan
produksi, wilayah hutan konservasi, wilayah pertanian (Wilayah lahan basah
seperti padi sawah dan wilayah lahan kering seperti hortikultura), wilayah
pemukiman, wilayah terbuka hijau, wilayah industri, dan lainnya. Berdasarkan
umur tanaman dapat dibedakan menjadi wilayah tanaman tahunan dan wilayah
tanaman musiman.
c. Pewilayahana berdasarkan Fenomena Fauna
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki hewan/binatang
yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh kondisi iklim, geologi sejarah,
dan vegetasi.
Berdasarkan Biografi dapat dibedakan menjadi wilayah
Paleartik, wilayah Ethiopian (Afrika(, wilayah Oriental, wilayah Australia,
wilayah Neorcatik, dan wilayah Neotropikal. Berdasarkan kelangkaan
hewan/binatang dapat dibedakan mnejadi wilayah hewan yang dilindungi dan
wilayah hewan budidaya (ternak/pengembalaan). Berdasarkan postur tubuh
hewan/binatang dapat dibedakan menjadi wilayah peternakan besar, wilayah
peternakan sedang, dan wilayah peternakan kecil. Berdasarkan habitat ikan dapat
dibedakan menjadi wilayah ikan tawar, wilayah ikan payau, dan wilayah ikan
laut.
5. Pewilayahan berdasarkan Fenomena Antroposfer
Fenomena Antroposfer yang akan dijadikan dasar klasifikasi
berdasarkan administratif, kependudukan, teknologi dan lainnya.
a. Pewilayahan berdasarkan Fenomena Administratif
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki luas dan batas
administrative yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh kemampuan dan
kekuasaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa.
Berdasarkan administrasi pemerintahan dapat dibedakan
menjadi wilayah Negara, wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah
desa/kelurahan, wilayah kampung/RW, dan wilayah RT. Berdasarkan administrasi pengelolaan
dan kerjasama internasional dapat dibedakan menjadi wilayah territorial,
wilayah landas kontinen, wilayah zone ekonomi eksklusif, wilayah laut bebas,
dan wilayah jalur internasional.
b. Pewilayahan berdasarkan fenomena kependudukan
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki fenomena
kependudukan yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh jumlah, usia, dan
jumlah pasangan usia subur (PUS).
Berdasarkan jumlah penduduk dapat dibedakan menjadi wilayah
megapolitan, wilayah metropolitan, wilayah kota, dan wilayah kota kecil.
Berdasarkan pendapatan dapat dibedakan menjadi wilayah kaya, wilayah sedang,
dan wilayah miskin. Berdasarkan mata pencaharian dapat dibedakan menjadi
wilayah industri, wilayah jasa, dan wilayah agraris.
c. Pewilayahan berdasarkan Fenomena Teknologi
Tiap-tiap daerah di permukaan bumi memiliki fenomena
penguasaan teknologi yang berbeda. Hal ini, karena dipengaruhi oleh kemampuan,
penguasaan dan ilmu yang dimiliki berbeda. Berdasarkan penguasaan teknologi
dapat dibedakan menjadi wilayah berteknologi maju, wilayah berteknologi
konvensional, dan wilayah berteknologi terbelakang.f
Tag : Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis, Pewilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar